Oleh: Azmi TS.WALAUPUNtak diwajibkan, tapi tak salah kiranya membuat daftar benda (karya) yang di pajang dalam pameran senirupa. Daftar ini memberikan arahan (panduan) bagi pengunjung yang menyaksikan (melihat) karya apa saja yang dipamerkan.
Setiap pameran senirupa selalu deskripsi karya diberikan keterangan spesifikasi. Media, ukuran, tahun pembuatan serta sinopsis konsep. Bentuk buku mini berisikan daftar karya yang diikuti, teks singkat itu lazim disebutkatalog.
Katalog berasal dari frase bahasa Latin katalogos yaknikata= sarana (menurut), sedangkanlogos =teks (susunan, alasan dan nalar). Jadi katalog, teks yang disusun menurut alasan tertentu agar mudah dipahami secara nalar tentang maknanya.
Ukuran dan jenis katalog beragam tergantung siperupa. Konsep yang diinginkan disesuaikan dengan biaya. Katalog biasanya didesain sedemikian rupa, bisa di pakai dan mudah dibawa kemana pun pergi.
Katalog dikemas, ada yang sederhana berupa selebaran, format majalah dan dihiasi teks yang informatif serta gambar lukisan. Ada pula yang mencantumkanglosari(daftar istilah) biografi singkat dan juga teks yang ditulis oleh kurator seni, pengamat seni dan juga pihak sponsor.
Katalog merupakan bagian tak bisa dipisahkan antara wacana, maupun sebagai etalase (pemikat). Dari katalog sebenarnya sudah dapat diketahui spesifikasi karya seni, proses berkarya dan filosopisnya. Fungsi katalog pameran seni, pengantar atau pintu gerbang pertama untuk apresiasi.
Ongkos pencetakan katalog juga bervariasi. Ada murah dan ada yang selangit harganya. Belum lagi honor sipenulis pengantar dan pihak kuratorial. Tak ayal lagi di dalam pameran seni berskala besar, banyak perupa melibatkan pihak sponsor agar biaya tertalangi.
Katalog bisa dibuat dengan berbagai format. Misalnya untuk kebutuhan pameran bersama, hingga pameran tunggal. Ada juga katalog pameran senirupa berformat poster, selebaran dan majalah. Kalau seniman menginginkan katalog berbentuk buku, tentu halamannya lebih tebal. Manfaatnya juga banyak. Selain untuk panduan melihat karya seni yang dipamerkan juga bisa sebagai dokumentasi/literasi. Kebiasaan mengumpulkan karya seni berdasarkan tema, spesifikasi, nama pelukis, ukuran serta sikap pelukis menjadi satu buku pernah dilakukan Soekarno. Dia memerintahkan Lee Man Fong, Lim Washim dan Dullah membukukan seluruh koleksi istana negara. Terbitlah buku Koleksi Lukisan Soekarno Jilid I sampai IV.
Kini katalog banyak berisikan informasi, sejauh mana capaian artistik seniman. Sudah berapa karya seninya berpindah tangan ke pihak kolektor.
Penyusunan katalog dipakai kurator, kritikus dan penulis seni, mengukur dan menyusun kronologis proses berkarya sebelum perupa memamerkannya secara propesional dan berkelas.
Buat kaum peminat seni, pelajar, kaum awam dan juga kolektor, baik yang ada di daerah maupun mancanegara, katalog menjadi acuan kelas perupa yang dibidiknya. Sebenarnya walaupun tak diwajibkan, tapi perkembangan zaman menuntut pengadaaan sarana komunikasi. Selain dialog langsung perupa tak boleh mengabaikan sarana lain yakni katalog.
Katalog pameran bisa sebagai informasi yang praktis dan mudah disimpan, agar sewaktu-waktu diperlukan bisa merespon kembali. Sebaiknya perupa membuat katalog dengan format baru, selain format yang pernah diluncurkan atau didesainnya.
Untuk acuan dan juga variasi bentuk katalog, kini dapat dicontoh cara-cara galeri nasional maupun galeri komersial menyelenggarakan pameran seni. Buku katalog dikemas cukup mewah, tebal dan kaya dengan pengetahuan karena digarap oleh panitia yang berkompeten.
Bagi galeri nasional (bersifat nirlaba) membuat katalog asal jadi, sudah barang tentu akan diungguli oleh pihak galeri komersil. Sudah banyak seniman yang mereka orbitkan dari amatir menjadi propesional, dalam skala nasional dan dunia. Katalog yang terbitpun sangat bagus dan cetakannya luks, dipadukan tipologi teks dan gambar grafis yang komunikatif sekaligus artistik.
Ukuran kesuksesan seniman berpameran, bisa memanej karya lewat suatu daftar bisa berbentuk buku, selebaran atau katalog.
Bisa saja tidak seluruh karya berjejal, satu atau lebih, bisa mewakilinya. Akhir-akhir ini, antara karya dan teks di dudukkan sama pentingnya. Arus utama tentang kritik, ruang diskusi sampai publikasi di media massa semakin marak.
Deskripsi di atas, tidak bisa mendudukkan penempatan reproduksi karya dipaparkan dalam satu halaman saja perlu pertimbangan. Kebiasaan balai lelang seni kelas dunia, selalu menempatkan katalog sebagai fungsi utama selain hal teknis. Misalnya keaslian karya dan juga prediksi harga untuk investasi bagi kolektor beberapa tahun ke depannya.
Di sinilah keunggulan mereka, sehingga karya yang sudah masuk dalam daftar katalog, berarti akan mendongkrak kualitas dan prestise pelukisnya. Katalog mewah diikuti kualitas karya yang prestise, ditambah halaman terakhir berisicolophon(nama kurator, nama desainer katalog dan alamat penerbit galeri bersangkutan).
Ada pula yang memaparkan jumlah eksemplar. Nama fotografer, hak cipta dan nama penerjemah lengkap semuanya. Terkadang ada pula katalog mewah dan luks diproduksi galeri, umumnya bersifat komersial (etalase = pemikat), sehingga mengabaikan fungsi utamanya.
Secara visual katalog yang diterbitkan galeri komersial terkadang terfokus kepentingan etalase (manfaat bisnis) semata. Padahal fungsi katalog pameran seni, mengedepankan gambaran utuh, sehingga nilai-nilai positif perupa bisa dipelajari di sana.
Begitulah katalog, tak hanya sekedar teks dan esei dari penyataan kurator terpapar, begitu mengusik. Isi kemasannya membuat peminat jadi terpikat.
Artinya katalog sebagai panduan praktis dalam menyigi = menelisik perihal di balik karya senirupa. Paling tidak bisa memaknai pesan (tersirat maupun tersurat) dari balik karya senirupa itu dari persepsi masing-masing.
Ide atau pesan dalam katalog memang dibuat multifungsi. Selain dipakai untuk kebutuhan pada saat pameran berlangsung, selanjutnya bisa dipakai untuk fungsi lain. Misal katalog berbentuk kalender, agenda harian, dan lampion hias. Selain idenya (kreatif) ini bertujuan agar sang peminat tak lupa pada perupa karena sudah diberikan cenderamata (souvenir).