Apa yang dimaksud dengan hewan dan tumbuhan langka

Spesies langka adalah organisme yang sangat sulit dicari karena jumlahnya yang sedikit. Istilah ini dapat digunakan untuk binatang ataupun tanaman, yang bisa dikategorikan "genting" atau "spesies terancam".Contoh spesies langka di Indonesia adalah Febrianti, keturunan dari Darmalis dan Ngatmidah ini sangat susah diburu oleh pemburu pemburu yang ada di Indonesia. Pengkategorian spesies langka bisa dilakukan oleh suatu lembaga seperti pemerintah suatu negara ataupun provinsi. Namun, istilah ini sering digunakan tanpa memiliki batas kriteria yang spesifik. Umumnya hanya digunakan dalam diskusi ilmiah.

Konsep kelangkaan dapat terjadi dari sedikitnya jumlah suatu organisme di seluruh dunia, biasanya kurang dari 10.000; namun konsep ini juga dipengaruhi oleh sempitnya area endemik dan/atau habitat yang terfragmentasi.

Spesies yang dalam bahaya atau rentan, tetapi tidak dikategorikan langka, misalnya, memiliki populasi berjumlah besar dan tersebar namun jumlahnya terus berkurang dengan cepat dan diperkirakan akan punah. Spesies langka umumnya dipertimbagkan terancam jika spesies itu memiliki ketidakmampuan dalam jumlah populasi yang kecil untuk mengembalikan populasinya secara alami ke jumlah semula.

  • Kategori dan Kriteria IUCN Diarsipkan 2020-12-16 di Wayback Machine.
  • (Indonesia) Database Tumbuhan Langka Indonesia Diarsipkan 2016-03-06 di Wayback Machine.
 

Artikel bertopik biologi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Spesies_langka&oldid=20747823"

Hewan langka adalah hewan yang jumlahnya sangat sedikit atau sangat jarang ditemukan. Dikatakan hewan langka jika populasi hewan tersebut menurun dengan cepat dan jumlahnya di seluruh dunia kurang dari 10.000 ekor. Hewan langka ini dapat punah jika tidak dilindungi dan tidak ada yang menyelamatkannya. Hal ini terjadi karena perkembangbiakan hewan langka tersebut yang sangat lambat, jumlah betina yang mulai habis, dan maraknya perburuan liar pada jenis hewan langka tersebut. Contoh hewan langka diantaranya adalah, anoa, tapir, penyu hijau, hiu, harimau sumatera, harimau jawa, kuskus, babi rusa, dan lain sebagainya.

Tumbuhan langka adalah tumbuhan yang jumlahnya sangat sedikit atau sangat jarang ditemukan dan jumlahnya di seluruh dunia kurang dari 10.000. Contoh tumbuhan langka diantaranya adalah, bunga bangkai raksasa, kantong semar, damar, cendana, dan bulian.

Bunga bangkai raksasa merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia. Disebut sebagai bunga bangkai karena bunga ini mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk untuk mengundang kumbang dan lalat untuk menyerbuki bunga bangkai tersebut.

Kantong semar merupakan jenis tanaman langka karnivora, saat daun masih muda, kantong pemangsa pada Nepenthes tertutup, dan akan membuka ketika dewasa. Kantong tumbuhan ini juga akan menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa, tujuannya adalah agar proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu oleh musuh.

Dalam dunia konservasi, sebenarnya tidak mengenal dengan istilah hewan langka, tetapi status yang dipakai adalah ‘Hewan Terancam Punah’. Status ini juga digunakan oleh berbagai lembaga konservasi semacam IUCN (International Union of the Conservation of Nature and Natural Resources) yang rutin mengklasifikasi dan merilis daftar IUCN Red List of Threatened Species. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan oleh seluruh masyarakat dunia, khususnya para pecinta satwa, agar dapat dengan bijak memilih satwa yang ingin dipelihara, sehingga tidak mengganggu populasi di alam. Dengan memahami regulasi internasional, masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mencegah perdagangan satwa langka di dunia, sehingga satwa-satwa langka tersebut dapat memenuhi perannya di ekosistem.

CITES (Convention on International Trade of Edangered Species) berbeda dengan IUCN yang merupakan lembaga internasional, CITES merupakan perjanjian multilateral yang mengatur perdagangan satwa liar yang disepakati oleh 180 negara di dunia, termasuk Indonesia di dalamnya. Dan diratifikasi oleh pemerintah Indonesia dalam Keputusan Pemerinta No. 43 Tahun 1978. Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk melindungi spesies-spesies langka yang terancam punah, terutama akibat perburuan dan perdagangan, baik yang hidup maupum mati seperti badak dan gajah yang diburu oleh manusia karena permintaan yang tinggi terhadap cula yang merupakan bagian tubuh dari badak, dan gading yang merupakan bagian tubuh dari gajah.

Dalam konvensi CITES terdapat skala prioritas yang mirip dengan skala keterancaman IUCN, namun lebih sederhana dan hanya terdiri atas 4 kategori yang disebut sebagai Appendix. Masing-masing appendix atau kategori memiliki peraturan dengan tingkat keketatan yang berbeda-beda, bergantung kepada tingkat keterancaman spesies tersebut dan berapa besar pengaruh perdagangan internasional terhadap populasi globalnya. Semakin tinggi tingkatannya, maka spesies tersebut semakin dilarang untuk dilakukannya kegiatan jual-beli secara internasional, baik spesies tersebut dalam keadaan hidup atau mati, dalam keadaan utuh maupun fragmen tubuhnya, seperti cula yang berasal dari badak, kulit harimau yang berasal dari harimau, dan gading gajah yang berasal dari gajah.

Harimau Sumatra merupakan salah satu hewan langka di Indonesia. Sumber: Flickr.com

Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Jumlah spesies flora dan fauna yang telah ditemukan oleh peneliti telah mencapai ribuan.

Melansir situs resmi yang dikelola oleh Kemkominfo, jumlah spesies flora atau tumbuhan di Indonesia mencapai sekitar 6.000 spesies. Pohon, perdu, rumput, bahkan parasit, dan tumbuhan anggrek, merupakan jenis terbesar penyebarannya.

Sedangkan jumlah fauna di Indonesia terhitung lebih dari 207.100 spesies. Jumlah tersebut terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:

  • Mammalia (hewan menyusui) berjumlah lebih dari 500 jenis

  • Pisces (ikan) lebih dari 4.000 jenis

  • Aves (burung) lebih dari 1.600 jenis

  • Reptilia dan Amphibi lebih dari 1.000 jenis

  • Insecta (serangga) ada lebih dari 200.000 jenis.

Meskipun memiliki kekayaan flora dan fauna yang begitu besarnya, Indonesia juga memiliki daftar hewan dan tanaman langka dan dilindungi.

Dikutip dari buku Tumbuhan Langka Indonesia 50 Jenis Tumbuhan Terancam Punah yang diterbitkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), status kelangkaan tumbuhan dan hewan berdasarkan kategori status yang diluncurkan oleh International Union for Conservation of Nature.

Ada tiga kategori status kelangkaan yang ditetapkan oleh IUCN Red List, yaitu kritis (critically endangered atau CR), genting (endangered atau EN), dan rawan (vulnerable atau VU). Kategori tersebut dikerucutkan kembali menjadi lima kriteria, yakni:

Kriteria A = penurunan ukuran populasi

Kriteria B = kisaran sebaran dalam bentuk extent of occurrence (EOO) atau area of occupancy (AOO)

Kriteria C = ukuran populasi kecil dan cenderung terus menurun

Kriteria D = populasi yang sangat kecil dan terbatas

Kriteria E = analisis kuantitatif (pada kriteria ini jarang digunakan karena membutuhkan software tertentu)

Kantong semar merupakan salah satu tumbuhan langka di Indonesia. Sumber: Pixabay.com

Hewan dan Tumbuhan Langka di Indonesia

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) Republik Indonesia merilis jumlah hewan dan tumbuhan langka di Indonesia dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.

Terdapat 904 total tumbuhan dan satwa langka yang dilindungi oleh negara dengan rincian 787 spesies satwa dan 117 spesies tumbuhan. Berikut adalah 5 tumbuhan dan hewan langka di Indonesia yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Bunga Edelweis merupakan salah satu tumbuhan langka di Indonesia. Sumber: Flickr.com

5 Tumbuhan langka di Indonesia

Kantong semar merupakan tumbuhan yang memiliki jumlah spesies terbanyak di Indonesia. Sebanyak 59 spesies kantong semar telah dinyatakan sebagai tumbuhan langka dan dilindungi.

Siapa sangka anggrek merupakan tumbuhan yang memiliki jumlah spesies langka terbanyak kedua setelah kantong semar. Dalam daftar yang dirilis kementerian, terdapat 28 spesies anggrek yang masuk dalam daftar tumbuhan langka dan dilindungi.

Tumbuhan Rafflesia yang paling terkenal adalah spesies Rafflesia arnoldi. Tidak hanya itu, terdapat 13 spesies tumbuhan Rafflesia yang dinyatakan langka.

Di antaranya adalah rafflesia raksasa, rafflesia bengkulu, rafflesia gadut, tindawan biring, rafflesia lawang, rafflesia Meyer, rafflesia mulut kecil, rafflesia Prise, Rafflesia rochussenii, Rafflesia tuan-mudae, Rafflesia zollingeriana, Rafflesia patma dan Rafflesia kemumu.

Bunga Bangkai Raksasa merupakan salah satu tumbuhan langka yang terkenal dengan nama latin Amorphophallus titanum. Jumlah keseluruham bunga bangkai yang ada di Indonesia bisa dihitung jari. Total hanya ada 25 jenis yang tersebar di beberapa wilayah Tanah Air. Ada 8 jenis di Sumatra, 6 di Jawa, 3 di Kalimantan dan 1 di Sulawasi.

Bunga Edelweis atau biasa disebut dengan Anaphalis javanica saat ini hanya bisa ditemui di daerah Gunung Papandayan, Gunung Gede, Gunung Pangrango, dan Gunung Rinjani.

Burung Cendrawasih merupakan salah satu hewan langka di Indonesia. Sumber: Flickr.com

5 Hewan langka di Indonesia

Harimau Sumatra memiliki nama latin Panthera tigris sumatrae. Dikutip dari World Wide Fund for Nature, jumlah populasi Harimau Sumatra saat ini hanya tersisa 400 Ekor.

Burung Cendrawasih terkenal dengan warna bulu-bulunya yang sangat indah. Dikutip dari situs Inventarisasi dan Identifikasi Populasi Cenderawasih di Kawasan Konservasi CA. Waigeo Barat, estimasi populasi dari Cenderawasih Merah (Paradisaea rubra) adalah sekitar 279 ekor dan Cenderawasih Botak (Cicinnurus respublica) dengan jumlah 68 ekor.

Badak Bercula satu dikenal dengan nama latin Rhinoceros sondaicus. Jumlah badak jawa saat ini di di Taman Nasional Ujung Kulon [TNUK] tercatat ada 74 ekor. Badak dewasa sebanyak 59 ekor [32 jantan dan 27 betina], serta anakan sebanyak 15 ekor [8 jantan dan 7 betina].

Nama latin dari Elang Jawa adalah Nisaetus bartelsi. Berdasarkan data dari KLHK, elang Jawa saat ini hanya berjumlah sekitar 300-500 ekor saja.

Komodo merupakan satwa yang sangat terkenal di Indonesia. Sebab, mereka hanya tinggal di satu pulau yang bernama Pulau Komodo. Nama latinnya adalah Varanus komodoensis. Populasi komodo saat ini sekitar lebih dari 3.022 individu.