Apa yang dimaksud bahan penunjang pada pembuatan kemeja?

Bahan Pelapis dalam Pembuatan Busana

Maret 14, 2019
Bahan Pelapis

Bahan pelapis yang digunakan pada industri garmen dapat disejajarkan dengan alat, yang mana berpengaruh terhadap pembentukan pakaian/busana yang bermutu.

Bahan Pelapis (underlying) adalah bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain untuk membentuk, menopang kain, menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan, tekanan dan tahan rendaman. Juga untuk memberi rasa nyaman saat pemakaian seperti memberi rasa sejuk, hangat dan menghindari rasa gatal.

Dalam pembuatan busana bahan pelapis digolongkan menjadi 4 jenis yaitu lapisan bawah (Underlining), lapisan dalam (Interfacing), lapisan antara (Interlining) dan bahan pelapis (lining) yang biasa disebut furing (Lining). Masing-masing mempunyai fungsi yang khusus mempengaruhi penampilan sebuah pakaian/busana.

Macam-macam penempatan pelapis dalam sebuah busana

keterangan :
a. Bahan utama
b. Interlining
c. Interfacing
d. Underlining
e. Lining


Penggolongan Bahan Pelapis


Lapisan Bawah (Underlining)

Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan utama pakaian (Garment fabric) biasa disebut lapisan bawah atau lapisan pertama. Pada umumnya lapisan bawah dimaksudkan untuk menguatkan bahan utama pakaian serta keseluruhan desain.

Hampir semua jenis bahan dari yang paling ringan, tipis sampai ketebalan sedang dan berbobot dengan penyempurnaan lembut, sedang atau gemerisik.

Contoh bahan-bahan pelapis dalam: sutera cina, organdi, organsa, muslin, batiste, tula, rayon, tricot ringan untuk rajutan/bahan yang halus.

Gaun pesta malam dengan bahan utama renda dan dilapis bahan tricot yang berfungsi sebagai Underlining sekaligus lining

Penempatan Underlining

  1. Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana misalnya bahan organdi/ organza bisa digunakan sebagai bahan penegak kerah, pada kebaya tanpa harus merusak motif bahan utama
  2. Untuk menyelesaikan lapisan menurut bentuk dan belahan tengah muka juga untuk memperkuat badan yang akan dihias (dibordir, dipayet).
  3. Di pasang diseluruh bagian busana

Kebaya dengan penegak krah dan lapisan tengah muka dari bahan underlining organdi




Lapisan Dalam (Interfacing

Adalah bahan pelapis yang lebih kokoh dari lapisan bawah yang dipergunakan untuk menguatkan dan memelihara bentuk pakaian. Bahan lapisan ini dapat dipergunakan pada seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja seperti pada kerah, manset, saku dan lainnya.

Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda.Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan menjadi tiga yaitu yang berasal dari tenunan (non woven) rajutan (knit) dan bukan tenunan (non woven).


1. Tenunan (woven)

Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling mengikat. Dalam penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat. Jenis ini akan membentuk pakaian lebih bagus & stabil.

contoh interfacing tenunan (woven)

a. Rabut kuda

- terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda/bulu binatang yang kuat jenis interfacing ini benar-benar lentur, tebal, kuat dan tidak berperekat
- untuk memberikan bentuk dan memperindah busana, Contoh pada jas dan torso

b. Trubinasi

- sebagai penegak tekstur sedang sampai kaku
- berperekat atau tidak berperekat
- diproses fusi, laminit, welf
- sebagai pengeras, pembentuk pada krah manset dan ban pinggang
memberi ketegasan pada detail busana


c. cufner

- tipis sampai tebal
- tekstur halus
- ada yang memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan tenunan dan besar serat benang yang digunakan
- berperekat
untuk melapisi bagian-badan muka, memberi bentuk pakaian, memperbagus jatuhnya bahan (drape)


2. Bukan Tenunan (Non woven)

Proses pembuatannya tidak ditenun, melainkan dikempa sehingga tidak memiliki arah seratt
Bahan non woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau diampurkan dengan bahan bahan kimia.Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun.

contoh interfacing bukan tenunan (non woven)

a. Vliselin

- interfacing bukan tenunan, tipis dan berperekat
- memiliki berbagai macam warna
- bertekstur lembut atau kasar, sedang sampai tebal bisa membantu bentuk busana
untuk melapis tengah muka, saku, kerah, garis leher, belahan placket

b. Cufner gula / pasir


- mempunyai daya elastis tinggi baik yang bertekstur lembut atau kasar
- ketebalan sedang sampai tebal
- berperekat

- kegunaan seperti cufner


3. Rajutan (Knit)

Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun.Yang juga termasuk jenis dari rajut (Knit F. Interfacing) adalah welf.
Termasuk juga interfacing model baru yaitu interfusi atau fusing yaitu pengembangan secara modern yang menggunakan Adhesives (perekat) untuk saling mengisi serat-serat yang pendek atau bahan direkatkan bersamaan. Ada dua cara dalam proses perekatan yaitu cara pertama dengan disemprotkan biasanya hasil perekatnya tidak rata, cara kedua dengan dilaminating hasilnya lebih rata dan terdapat lembaran plastik yang menempel pada tenunan.

a. knit fusible interfacing


- Bersifat lembut sehingga mudah dibentuk dan dlipat sesuai mode busana
menambah keindahan bentuk busana, mempertegas garis-garis busana jenis ini baik digunakan pada seluruh bagian badan pada pembuatan busana pria atau wanita yang bahan utamanya halus, biasa diterapkan pada busana pesta, misalkan sutera

b. weft

- Jenis interfacing yang dirajut dan memiliki arah serat memanjang dan melebar dalam penggunaannya sebaikkan digunakan arah serat yang melebar.


Penempatan Interfacing







Lapisan Antara (Interlining)

Adalah bahan pelapis lembut dan ringan yang diletakkan diantara interfacingdan lining pada suatu pakaian untuk memberikan rasa hangat selama dikenakan. Biasanya untuk lengan baju dan bagian badan dari jaket atau mantel.

Bahan berbobot ringan, tipis sampai tebal dan kasab menyerupai busa, katun berbulu:

dakron dan flanel

jaket dengan interlining dakron














d. Bahan Pelapis (Lining) atau biasa disebut furing
Adalah bahan pelapis yang memberikan penyelesaian yang rapi, rasa nyaman, kehangatan, kehalusan terhadap kulit, biasanya disebut bahan pelapis terakhir (furing) karena merupakan penyelesaian terakhir pada pembuatan busana untuk menutupi bagian dalamnya.



Ciri bahan pelapis (furing) adalah lembut, licin, tipis, ringan dan higrokopis sehingga memberi rasa sejuk saat dikenakan.
Contoh: satin, katun, rayon, Nilon, seperti sutera (silky), trico

Penempatan Lining





Fungsi dari keempat jenis bahan pelapis

a) Bahan Pelapis Pertama (Underlining)
1) Memperkuat bahan utama busana secara keseluruhan
2) Memperkuat kelim & bagian-bagian busana
3) Mencegah bahan tipis agar tidak tembus pandang
4)Menjadikan sambungan bagian bagian busana atau kampuh tidak kelihatan dari luar

b) Bahan Pengeras (Interfacing)
1) Memperbaiki bentuk pada busana seperti kerah, saku, garis leher
2) Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana
3) Menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu seperti ujung dan detail pada busana
4) Memperkuat dan mencegah bahan renggang

c) Bahan Penghangat (Interlining)
1) Satu-satunya tujuan interlining ini adalah untuk memberi rasa hangat busana yang dipakai, misalnya jas, mantel atau jaket.

d) Lining atau furing
1)Menutup bagian dalam konstruksi bagian dalam busana agar tampak rapi
2) Menahan bentuk dan jatuhnya busana
3) Pengganti petty coat (rok dalam)
4) Agar bahan tipis tidak tembus pandang
5) Sebagai pelapis berbulu atau kasar seperti wol
6) Untuk memberi rasa nyaman (sejuk, hangat) pada saat dikenakan
7)Memudahkan pakaian untuk dipakai atau dilepas







Berbagi
Berbagi

PENYELESAIAN TEPI BUSANA : DEPUN, SERIP, ROMPOK DAN KELIM

Agustus 31, 2018
P enyelesaian tepi pakaian adalah salah satu teknik menjahit yang bertujuan untuk menghasilkan produk busana yang berkualitas, rapi dan indah. Penyelesaian tepi pakaian dapat berupa depun, serip, rompok dan kelim. 1 D epun adalah penyelesain tepi yang letaknya berada pada bagian dalam/buruk busana dengan lapisan bentuk atau kumai serong. Depun digunakan untuk menyelesaikan tepi pakaian seperti garis leher dan kerung lengan agar tidak bertiras dan lebih rapi. Bahan yang digunakan untuk depun haruslah bahan yang sama dengan bahan utama. Pembuatan depun dibagi menjadi 2, ada yang disambung dengan vuring ada yang tidak. Depun yang tidak disambung dengan vuring diselesaikan dengan jahit tangan menggunakan sum sembunyi. S erip adalah penyelesaian tepi yang letaknya berada pada bagian luar / baik busana. Serip digunakan untuk menyelesaikan pinggiran busana seperti garis leher, kerung lengan, ujung lengan atau ujung rok. Selain digunakan untuk menyelesaikan pinggiran busana serip juga
Berbagi
4 komentar
Baca selengkapnya

Burci a.k.a Payet

Agustus 15, 2018
Pada perkembangan motif busana akhir-akhir ini, banyak bermunculan variasi pemberian motif, baik menggunakan sulaman tangan maupun dengan menggunakan bordir. Untuk mendapatkan kesan keindahan dan kemewahan, dilakukan berbagai inovasi dengan cara memasang berbagai payet, burci ataupun manik-manik yang dikombinasikan dengan bordir untuk lebih memperindah busananya. Sebagai contoh untuk busana pesta atau busana daerah seperti kebaya, saat ini banyak yang manggunakan modifikasi antara bordir dan burci/payet. Memasang payet, burci dan manik-manik pada bordir, semua tusuk bordir, dapat dipermanis dengan pemberian ornamen-ornamen. a. Menyiapkan tempat kerja Dalam pengerjaan lekapan burci/payet, dibutuhkan penerangan dan ventilasi ruang yang memadai. Sehingga akan tercipta tempat kerja yang nyaman, yang dapat mendukung peserta diklat dalam menghasilkan karya terbaik. a. Pengenalan alat dan bahan pendukung Dalam pengerjaan lekapan burci/payet, dibutuhkan berbagai alat
Berbagi
1 komentar
Baca selengkapnya

Spreading / Penggelaran Bahan - Pembuatan Busana Industri

September 17, 2019
Penggelaran bahan merupakan kegiatan pengkondisian, pembukaan, penggelaran kain pada meja cutting dengan panjang dan jumlah tumpukan tertentu untuk perlakuan proses pemotongan bahan. HalHal yang harus diperhatikan dalam penggelaran bahan 1) Gelar kain sesuai dengan kebutuhannya 2) Perhatikan gelaran kain lembar demi lembar secara teliti dan cermat 3) Pastikan antara gelaran pertama sampai gelaran terakhir tepi kain harus sama baik memanjang maupun melebar 4) Tegangan kain harus sama 5) Pastikan tidak ada kain yang melipat, kendor, menggelembung, renggang satu sama lain, dan kain harus rata 6) Tinggi tumpukan kain atau jumlah lembar kain harus lebih rendah, dibandingkan dengan tinggi efektif pisau potong 7) Kerapatan atau kepadatan kain dibagian atas, tengah, bawah, harus sama 8) Pasang kertas marker yang sudah di cek, dan siap untuk di pasang pada gelaran kain 9) Siapkan stiker budling dan numbering pada setiap komponen marker 10) Siapkan mesin potong sesuai dengan spesif
Berbagi
25 komentar
Baca selengkapnya

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA