Apa yang diajarkan oleh keluarga kristen kepada anaknya

Bab 37: Tanggung Jawab Keluarga

Bab 37

Religious education in the home

  • Tanggung jawab apa yang suami dan istri tanggung bersama dalam membesarkan anak-anak mereka?

Setiap orang memiliki kedudukan yang penting dalam keluarganya. Melalui para nabi Tuhan telah menjelaskan bagaimana hendaknya perilaku dan perasaan para ayah, ibu, dan anak terhadap satu sama lain. Sebagai suami, istri, dan anak, kita perlu mempelajari apa yang Tuhan harapkan untuk kita lakukan untuk memenuhi tujuan kita sebagai sebuah keluarga. Jika kita semua melakukan bagian kita, kita akan dipersatukan secara kekal.

Untuk guru: Sebagaimana dengan bab 36, pekalah terhadap perasaan mereka yang tidak memiliki situasi yang ideal di rumah. Tekankan bahwa dengan bimbingan dari Tuhan dan bantuan dari anggota keluarga serta Gereja, orang tua tunggal dapat secara berhasil membesarkan anak-anak mereka.

Dalam tanggung jawab kudus peran sebagai orang tua, “para ayah dan ibu berkewajiban untuk saling membantu sebagai pasangan yang setara” (“Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” Liahona, Oktober 2004, 49). Mereka hendaknya bekerja bersama untuk memenuhi kebutuhan rohani, emosi, intelektual, dan jasmani keluarga.

Beberapa tanggung jawab haruslah dipikul bersama oleh suami dan istri. Orang tua hendaknya mengajarkan Injil kepada anak-anak mereka. Tuhan memperingatkan bahwa jika orang tua tidak mengajari anak-anak mereka tentang iman, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus, dosa akan dipikulkan ke atas kepala orang tua. Orang tua hendaknya juga mengajari anak-anak mereka untuk berdoa dan untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan (lihat A&P 68:25, 28).

Salah satu cara terbaik orang tua dapat mengajari anak-anak mereka adalah melalui teladan. Suami dan istri hendaknya memperlihatkan kasih dan rasa hormat terhadap satu sama lain dan terhadap anak-anak mereka melalui baik tindakan maupun perkataan. Adalah penting untuk mengingat bahwa setiap anggota keluarga adalah anak Allah. Orang tua hendaknya memperlakukan anak-anak mereka dengan kasih dan hormat, bersikap tegas namun baik hati terhadap mereka.

Orang tua hendaknya memahami bahwa kadang-kadang anak-anak akan membuat pilihan yang salah bahkan setelah mereka diajari kebenaran. Ketika hal ini terjadi, orang tua hendaknya tidak menyerah. Mereka hendaknya terus mengajari anak-anak mereka, menyatakan kasih bagi mereka, menjadi teladan yang baik bagi mereka, serta berpuasa dan berdoa bagi mereka.

Kitab Mormon memberi tahu kita bagaimana doa-doa seorang ayah menolong putranya, yang pemberontak, kembali ke jalan Tuhan. Alma yang Muda telah menjauh dari ajaran-ajaran ayahnya yang saleh, Alma, dan berusaha untuk menghancurkan Gereja. Sang ayah berdoa dengan iman bagi putranya. Alma yang Muda dikunjungi oleh seorang malaikat dan bertobat dari jalan hidupnya yang sesat. Dia menjadi seorang pemimpin Gereja yang hebat (lihat Mosia 27:8–32).

Orang tua dapat menyediakan suasana kekhidmatan dan rasa hormat dalam rumah jika mereka mengajari dan membimbing anak-anak mereka dalam kasih. Orang tua hendaknya juga menyediakan pengalaman-pengalaman yang bahagia bagi anak-anak mereka.

  • Bagaimana para suami dan istri dapat saling mendukung dalam peranan mereka? Ke mana para orang tua tunggal dapat berpaling meminta bantuan?

  • Apa teladan positif yang telah Anda lihat dari para ayah yang membesarkan anak-anak mereka?

“Berdasarkan rancangan ilahi, para ayah hendaknya memimpin keluarga mereka dengan kasih dan kebenaran, serta bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan hidup dan perlindungan bagi keluarganya” (Liahona, Oktober 2004, 49). Seorang ayah yang layak yang adalah anggota Gereja memiliki kesempatan untuk memegang imamat, yang menjadikannya pemimpin keimamatan keluarganya. Dia hendaknya membimbing keluarganya dalam kerendahan hati dan kebaikan alih-alih dengan paksaan atau kekejaman. Tulisan suci mengajarkan bahwa mereka yang memegang imamat hendaknya memimpin orang lain melalui bujukan, kelembutan, kasih, dan kebaikan hati (lihat A&P 121:41–44; Efesus 6:4).

Ayah berbagi berkat-berkat keimamatan dengan anggota keluarganya. Ketika seorang pria memegang Imamat Melkisedek, dia dapat berbagi berkat-berkat ini dengan melayani yang sakit dan memberikan berkat-berkat imamat yang khusus. Di bawah arahan seorang pemimpin imamat ketua, dia dapat memberkati bayi, membaptis, menetapkan, serta melaksanakan tata cara keimamatan. Dia hendaknya memberikan teladan yang baik bagi keluarganya dengan menaati perintah-perintah. Dia hendaknya juga memastikan keluarga berdoa bersama dua kali sehari dan mengadakan malam keluarga.

Ayah hendaknya meluangkan waktu dengan setiap anak secara individu. Dia hendaknya mengajari anak-anaknya asas-asas yang benar, berbicara dengan mereka mengenai masalah dan keprihatinan mereka, serta menasihati mereka dengan penuh kasih. Beberapa teladan yang baik ditemukan dalam Kitab Mormon (lihat 2 Nefi 1:14–3:25; Alma 36–42).

Adalah juga tugas ayah untuk menyediakan kebutuhan jasmani keluarganya, dengan memastikan mereka memiliki makanan, tempat tinggal, pakaian, dan pendidikan yang dibutuhkan. Bahkan jika dia sendiri tidak dapat menyediakan semua kebutuhan itu, dia tidak boleh mengalihkan tanggung jawab atas pemeliharaan keluarganya.

  • Apa teladan positif yang telah Anda lihat dari para ibu yang membesarkan anak-anak mereka?

Presiden David O. McKay mengatakan bahwa peran sebagai ibu adalah pemanggilan yang paling mulia (lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: David O. McKay [2003], 186). Itu merupakan sebuah pemanggilan sakral, suatu kerekanan dengan Allah dalam mendatangkan anak-anak roh-Nya ke dalam dunia. Melahirkan anak-anak merupakan salah satu yang terbesar dari semua berkat. Jika tidak ada seorang ayah di rumah, ibulah yang memimpin keluarga tersebut.

Presiden Boyd K. Packer memuji para wanita yang tidak dapat memiliki anak-anak mereka sendiri namun berusaha untuk merawat orang lain. Dia mengatakan: “Ketika saya berbicara tentang para ibu, saya berbicara bukan hanya tentang para wanita yang telah melahirkan anak-anak, namun juga tentang mereka yang telah mengasuh anak-anak yang dilahirkan orang lain, dan tentang banyak wanita yang, tanpa memiliki anak mereka sendiri, telah menjadi ibu bagi anak-anak orang lain” (Mothers [1977], 8).

Para nabi zaman akhir telah mengajarkan, “Para ibu terutama bertanggung jawab untuk mengasuh anak-anak mereka” (Liahona, Oktober 2004, 49). Seorang ibu perlu meluangkan waktu bersama anak-anaknya dan mengajari mereka Injil. Dia hendaknya bermain dan bekerja bersama mereka agar mereka dapat menyingkapkan dunia di sekitar mereka. Dia juga perlu membantu keluarganya tahu bagaimana menjadikan rumah sebuah tempat yang menyenangkan. Jika dia hangat dan penuh kasih, dia menolong anak-anaknya merasa baik mengenai diri mereka sendiri.

Kitab Mormon menjabarkan tentang sebuah kelompok yang terdiri dari 2.000 remaja putra yang bangkit menjadi hebat karena ajaran ibu mereka (lihat Alma 53:16–23). Dipimpin oleh Nabi Helaman, mereka pergi berperang melawan musuh mereka. Mereka telah belajar untuk menjadi jujur, berani, dan dapat dipercaya dari ibu mereka. Ibu mereka juga mengajarkan kepada mereka bahwa jika mereka tidak ragu, Allah akan membebaskan mereka (lihat Alma 56:47). Mereka semua selamat dalam peperangan. Mereka mengungkapkan iman pada ajaran-ajaran ibu mereka, dengan mengatakan, “Kita tidak meragu-ragukan, dan ibu kita mengetahuinya” (Alma 56:48). Setiap ibu yang memiliki kesaksian dapat memiliki dampak yang besar terhadap anak-anaknya.

  • Bagaimana anak-anak menolong orang tua mereka membangun sebuah rumah tangga yang bahagia?

Anak-anak berbagi dengan orang tua mereka tanggung jawab dalam membangun sebuah rumah tangga yang bahagia. Mereka hendaknya mematuhi perintah-perintah dan bekerja sama dengan anggota keluarga lainnya. Tuhan tidak senang ketika anak-anak bertengkar (lihat Mosia 4:14).

Tuhan telah memerintahkan anak-anak untuk menghormati orang tua mereka. Dia berfirman, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12). Menghormati orang tua artinya mengasihi dan menghargai mereka. Itu juga berarti mematuhi mereka. Tulisan suci memberi tahu anak-anak untuk “[menaati] orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian” (Efesus 6:1).

Presiden Spencer W. Kimball mengatakan bahwa anak-anak hendaknya belajar untuk bekerja dan berbagi tanggung jawab di rumah dan di kebun. Mereka hendaknya diberi tugas untuk menjaga rumah rapi dan bersih (lihat Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Spencer W. Kimball [2006], 146).

  • Apa yang hendaknya anak-anak lakukan untuk menghormati dan menghargai orang tua mereka?

  • Apa yang orang tua Anda lakukan yang menuntun Anda untuk menghormati dan menghargai mereka?

  • Apa yang dapat setiap anggota keluarga lakukan untuk menjadikan rumah sebuah tempat yang bahagia?

Sebuah keluarga yang penuh kasih dan bahagia tidak terjadi secara kebetulan. Setiap orang dalam keluarga itu haruslah melakukan bagiannya. Tuhan telah memberi tanggung jawab baik kepada orang tua maupun anak-anak. Tulisan suci mengajarkan bahwa kita harus bijaksana, gembira, dan bertimbang rasa terhadap orang lain. Ketika kita berbicara, berdoa, menyanyi, atau bekerja bersama, kita dapat menikmati berkat-berkat keharmonisan dalam keluarga kita (lihat Kolose 3).

  • Apa beberapa tradisi dan praktik yang dapat menjadikan rumah sebuah tempat yang bahagia?

  • Amsal 22:6 (didiklah anak)

  • Efesus 6:1–3 (anak-anak harus mematuhi orang tua)

  • A&P 68:25–28; Efesus 6:4 (tanggung jawab orang tua)

  • “Keluarga: Pernyataan kepada Dunia,” (tersedia di LDS.org dan di banyak terbitan Gereja, termasuk Liahona, Oktober 2004, hlm. 49; Untuk Kekuatan Remaja [nomor bahan 36550 299], hlm. 44; dan Teguh pada Iman [nomor bahan 36863 299], hlm. 76–77)

  • Buku Penuntun Keluarga (nomor bahan 31180 299)