Apa yang anda ketahui tentang islam pada masa modern 1800-sekarang

Ilustrasi peradaban Islam. Foto: muslimspeakersnetwork.org

Sejak diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, Islam terus mengalami perkembangan. Agama Islam turut mendorong timbulnya suatu kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkan oleh perkembangan Islam ini dinamakan Peradaban Islam.

Mempelajari sejarah peradaban Islam penting tidak hanya untuk menambah pengetahuan, tetapi juga agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengisahan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan perkembangan Islam.

Secara umum, peradaban Islam dapat dibagi dalam tiga periode besar, yakni periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Berikut sejarah peradaban Islam yang dirangkum dari berbagai sumber.

Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase disintegrasi (1000–1250 M).

Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.

Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang didiami oleh umat Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra Granada.

Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain.

Ilmu pengetahuan dalam bidang agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat itu. Ini disebabkan karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun berasal dari kelompok berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster (Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia lebih baik.

Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada tahun 1258.

Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam tunduk pada kekhalifahan pusat, kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.

Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250 – 1500 M), desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara Arab dan Persia semakin bertambah nyata.

Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.

Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan.

Kekuatan militer dan politik menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang kalah harus angkat kaki dari benua Eropa dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan mengusir Islam dari Eropa.

Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam kembali.

Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.

Sementara itu, pada kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Kemudian berkembanglah pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam rangka pembaharuan Islam di era kontemporer.

Suara.com - Beberapa ahli memiliki teorinya sendiri tentang pembagian tahun dalam periode sejarah peradaban Islam.

Namun pada dasarnya, sejarah peradaban Islam dibagi menjadi tiga periode. Yaitu, periode klasik, periode pertengahan (jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M), dan periode modern.

Dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Syamruddin Nasution dalam buku "Sejarah Peradaban Islam" yang diterbitkan tahun 2013 menjelaskan tiga periode ini dengan cukup rinci.

Periode Klasik

Baca Juga: Mafia Pajak Gayus Tambunan Dikabarkan Meninggal Dunia di Papua Hoax

"Ini merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan Islam dan dibagi ke dalam dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650 – 1000 M). Kedua, fase disintegrasi (1000 – 1250 M)," menurut Syamruddin.

Pada masa inilah daerah Islam meluas dari Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia hingga ke India di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk kepada kekuasaan Islam.

Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam Abu anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan alHallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lainnya.

Ilmu pengetahuan baik dalam bidang agama, umum dan kebudayaan juga ikut berkembang. Namun pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah.

"Kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di tahun 1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang," ungkap Syamruddin.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Dirawat di Hotel, Dokter Mengeluh

Periode Pertengahan

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA