Apa tujuan pengendalian kualitas menurut assauri

Pengendalian Kualitas – Kualitas merupakan tolak ukur baik buruknya sesuatu, kualitas disebut juga mutu. Biasanya untuk mengetahui mutu produk sebelum dijual ke pasaran maka biasanya perusahaan akan melakukan pengendalian kualitas. Apa yang dimaksud dengan pengendalian kualitas? Apa tujuan pengendalian kualitas?

Baca Juga : Pengertian Kualitas Audit

Agar lebih memahaminya, kali ini kita akan membahas tentang pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, tujuan dan cara mengendalikan kualitas secara lengkap.

Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengertian pengendalian kualitas atau pengendalian mutu adalah cara yang digunakan perusahaan untuk mengetahui mutu suatu produk sebelum didistribusikan ke pasaran. Pengendalian mutu bisa membantu perusahaan mengetahui mutu barang/jasa yang diproduksinya bersumber pasa batasan kontrol yang sudah ditetapkan.

Pengendalian kualitas merupakan sebuah metode dan kativitas yang dikerjakan guna menjamin standar mutu sesuai dengan detail yang ditentukan mulai dari mutu bahan, proses produksi dan pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi hingga standar distribusi pada pembeli agar barang/jasa yang diproduksi lebih ekonomis dan juga praktis.

Pengendalian mutu adalah proses yang dilakukan untuk menjamin mutu suatu produk. Pengendalian ini juga diartikan sebagai proses yang dibuat untuk menjaga dan memajukan mutus suatu barang/jasa agar sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan konsumen terpenuhi.

Selain untuk menemukan kerusakan produk dalam proses produksi tapi juga meminimalisir terjadinya kerusakan tersebut.

Pengendalian mutu dalam rekayasa dan manufaktur berkaitan dengan pengembangan sistem untuk menentukan bahwa rancangan dan produksi sebuah produk digunakan untuk memenuhi syarat dari konsumen dan juga produsennya.

Assauri (2004)

Pengertian pengendalian kualitas yaitu aktivitas yang dilakukan untuk menjamin proses produksi dan operasi yang dikerjakan sesuai dengan rencana dan jika kesalahan terjadi maka bisa direvisi sehingga rencana bisa dicapai.

Gasperz (2005)

Pengendalian kualitas bisa diartikan sebagai metode dan mobilisasi operasional yang dipakai untuk mencapai standar mutu yang diinginkan.

Ginting (2007)

Definisi pengendalian kualitas ialah teknik pembenaran dan pengawasan tingkat kualitas suatu produk atau prosedur yang diinginkan dengan perencanaan yang teliti, penggunaan peralatan yang tepat, pengawasan yang konstan dan juga perlakuan korektif jika dibutuhkan .

Baca Juga : Pengertian Pengendalian Intern

Prawirosentono (2007)

Pengendalian kualitas merupakan aktivitas sistematis mulai dari standar mutu bahan, proses produksi dan pengolahan barang setengah jadi dan barang jadi hingga standar distribusi pada pembeli agar barang/jasa yang diproduksi sesuai dengan persyaratan mutu yang ditentukan.

Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan utama dilakukan pengendalian mutu ialah untuk menjamin kualitas produk yang diproduksi tepat seperti standar mutu yang sudah ditetapkan dengan biaya seminimal mungkin.

Tujuan pengendalian kualitas berdasarkan pendapat Assauri (2004), antara lain:

  • Standar kualitas produk yang dihasilkan bisa tercapai.
  • Meminimalisir biaya pengawasan.
  • Meminimalisir biaya desain produk dan prosesnya.
  • Meminimalisir biaya produksi.

Sedangkan, Yamit (2002) berpendapat bahwa tujuan dilakukannya pengendalian mutu diantaranya:

  • Meminimalisir jumlah kesalahan dan perbaikan.
  • Mempertahankan mutu sesuai ketentuan.
  • Menekan komplain dari pembeli.
  • Memungkinkan terjadinya output grading.
  • Mempertahankan image perusahaan.

Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Terdapat 2 jenis pengendalian kualitas (Assauri:2004), diantaranya:

  • Pengendalian selama proses. Ini perlu dilakukan dengan sistematis, selain pengawasaan pada pengolahan dilakukan juga pengendalian bahan yang dipakai dan lainnya.
  • Pengendalian terhadap hasil produksi. Pengendalian selama pengolahan tak menjamin tak ada produk yang kurang baik atau rusak maka untuk itu perlu dilakukan pengenlian terhadap hasil produksi.

Baca Juga : Pengertian Nilai Pelanggan (Customer Value)

Faktor Yang Memengaruhi Pengendalian Kualitas

Ada sejumlah faktor yang berpengaruh dalam mengendalikan mutu produk (Assauri:2004), antara lain:

Kemampuan Pengolahan. Jika ingin mencapai batasan yang ditentukan maka kemampuan prosesnya harus disesuaikan. Karena jika batasan proses melebihi kemampuan proses maka pengendalian tak berguna.

Spesifikasi yang valid. Detail hasil produksi yang hendak diraih harus bisa berlaku, jika dikaji dari kemampuan pengolahan dan kebutuhan pelanggan. Sehingga sebelum melakukan pengendalian kualitas dimulai pastikan bahwa spesifikasi bisa berlakudari keduanya (kemampuan pengolahan dan kebutuhan pelanggan).

Ketaksesuaian yang diperoleh. Pengendalian proses bertujuan meminimalisir adanya produk dibawah standar atau ketentuan . Pemberlakukan pengendalian tersebut bergantung pada banyaknya penerimaan produk yang tak sesuai standar.

Anggaran Mutu. Anggaran untuk kualitas prodyk sangat berpengaruh pada pengendalian kualitas dalam produksi dimana anggaran berkaitan denga kualitas barang produksi.

Cara Mengendalikan Kualitas Produk

Menurut Edward Deming, proses pengendalian kualitas bisa dilakukan dengan proses Plan, Do, Check, Action atau disingkat PDCA. Proses tersebut biasanya digunakan untuk menguji dan menerapkan perubahan guna membenahi kinerja produk serta sistem di masa mendatang. Berikut tahapan siklus PDCA:

Plan
Dalam tahapan ini, terjadi pengembangan rencana mulai dari rencana dan penentuan standar yang baik, serta memberikan wawasan pada karyawan mengenai pentingnya mutu. Pelaksanaan pengendalian kualitas berkelanjutan.

Do
Pada tahap ini, rencana yang sudah dibuat diterapkan sedikit demi sedikit dengan berskala kecil dan pembagian tugas pada karyawan secara merata sesuai kapasitas dan potensi mereka.Lakukan pengendalian selama rencana dilaksanakan agar rencana tersebut berjalan sesuai dengan tujuannya.

Check
Lakukan pemeriksaan pada rencana yang telah dijalankan apakan susah sesuai dan apakan sudah ada kemajuan. Bandingkan mutu produk yang dihasilkan dengan standar yang berlaku, apabila ada kegagalan maka segera pelajari penyebab kegagalan tersebut.

Action
Setelah melakukan analisa, bisa dilakukan penyesuaian apabila diperlukan. Hal ini berkaitan dengan standarisasi prosedur baru agar terhindar dari kemunculan masalah yang sama atau penentuan target baru perbaikan selanjutnya.

Baca Juga : Pengertian Pengembangan Produk

Alat Bantu Pengendalian Kualitas

Ada 7 alat bantu pengendalian (Montgomery:2001), antara lain:

  • Flow Chart, yaitu ilustrasi yang berisi langkah utama, unit produksi dan produk yang dihasilkan.
  • Check Sheet, yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang ditampilkan dalam bentuk tabel berisi nama, jumlah produk yang dihasilkan dan jumlah produk yang tidak memenuhi standar.
  • Pareto Analysis, yaitu strategi yang tersusun untuk mengenali, mengatur dan bekerja untuk menyingkirkan ketidakcocokan secara tetap, berfokus pada sumber masalah yang penting dengan aturan 80% masalah dan 20% penyebab.
  • Control Chart, yaitu grafik yang merupakan tolak ukur waktu yang menunjukkan nilai statistika juga garis pusat dan beberapa (1 atau lebih) batas kendali yang diperoleh secara statistik.
  • Cause and Effect Diagram, yaitu diagram yang berisi komponen proses yang digunakan untuk menganalisa sumber potensial dari berbagai proses.
  • Histogram, yaitu penyaluran yang menunjukkan frekuensi kejadian diantara data yang tinggi dan data yang rendah.
  • Scatter Diagram atau Peta Korelasi, yakni diagram yang berisi tentang perbandingan antara nilai karakteristik yang satu dengan yang lainnya.

Demikian artikel pembahasan tentang pengertian pengendalian kualitas menurut para ahli, tujuan dan cara mengendalikan kualitas secara lengkap. Semoga bermanfaat

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.


Menurut Sofjan Assauri (1998:25), pengendalian dan pengawasan adalah:

Kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai.

Sedangkan menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian adalah:

Control can mean an evaluation to indicate needed corrective responses, the act guiding, or the state of process in which the variability is attribute to a constant system of chance courses.

Jadi pengendalian dapat di artikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk memantau aktivitas dan memastikan kinerja sebenarnya yang dilakukan telah sesuai dengan yang direncanakan. Selanjutnya pengertian pengendalian kualitas dalam arti menyeluruh adalah sebagai berikut :

Pengertian pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) adalah :

Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Menurut Vincent Gasperz (2005:480), pengendalian kualitas adalah:

“Quality control is the operational techniques and activities used to fulfill requirements for quality”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas/tindakan yang terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan meingkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen.

Tujuan Pengendalian Kualitas

Tujuan dari pengendalian kualitas menurut Sofjan Assauri (1998:210) adalah:

1.      Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.

2.      Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

3.      Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

4.      Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Tujuan utama pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin.

Pengendalian kualitas tidak dapat dilepaskan dari pengendalian produksi, karena pengendalian kualitas merupakan bagian dari pengendalian produksi. Pengendalian produksi baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan karena semua kegiatan produksi yang dilaksanakan akan dikendalikan, supaya barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, dimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diusahakan serendah-rendahnya.

Pengendalian kualitas juga menjamin barang atau jasa yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan seperti halnya pada pengendalian produksi. Dengan demikian antara pengendalian produksi dan pengendalian kualitas erat kaitannya dalam pembuatan barang.

Faktor-faktor Pengendalian Kualitas

Menurut Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah:

1. Kemampuan proses

Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.

2. Spesifikasi yang berlaku

Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.

3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima

Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima.

4. Biaya kualitas

Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas.

a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)

Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan produk yang dihasilkan.

b. Biaya Deteksi/ Penilaian (Detection/ Appraisal Cost)

Adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas sehingga dapat menghindari kesalahan dan kerusakan sepanjang proses

produksi.

c. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)

Merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan atau konsumen).

d. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost)

Merupakan biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen.

Tahapan Pengendalian Kualitas

Untuk memperoleh hasil pengendalian kualitas yang efektif, maka pengendalian terhadap kualitas suatu produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik-teknik pengendalian kualitas, karena tidak semua hasil produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Menurut Suyadi Prawirosentono (2007;72), terdapat beberapa standar kualitas yang bisa ditentukan oleh perusahaan dalam upaya menjaga output barang hasil produksi diantaranya:

1.    Standar kualitas bahan baku yang akan digunakan.

2.    Standar kualitas proses produksi (mesin dan tenaga kerja yang melaksanakannya).

3.    Standar kualitas barang setengah jadi.

4.    Standar kualitas barang jadi.

5.    Standar administrasi, pengepakan dan pengiriman produk akhir tersebut sampai ke tangan konsumen.

Dikarenakan kegiatan pengendalian kualitas sangatlah luas, untuk itu semua pengaruh terhadap kualitas harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara umum menurut Suyadi Prawirosentono (2007;74), pengendalian atau pengawasan akan kualitas di suatu perusahaan manufaktur dilakukan secara bertahap meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pemeriksaan dan pengawasan kualitas bahan mentah (bahan baku, bahan baku penolong dan sebagainya), kualitas bahan dalam proses dan kualitas produk jadi. Demikian pula standar jumlah dan komposisinya.

2. Pemeriksaan atas produk sebagai hasil proses pembuatan. Hal ini berlaku untuk barang setengah jadi maupun barang jadi. Pemeriksaan yang dilakukan tersebut memberi gambaran apakah proses produksi berjalan seperti yang telah ditetapkan atau tidak.

3. Pemeriksaan cara pengepakan dan pengiriman barang ke konsumen.

Melakukan analisis fakta untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi.

4. Mesin, tenaga kerja dan fasilitas lainnya yang dipakai dalam proses produksi harus juga diawasi sesuai dengan standar kebutuhan. Apabila terjadi penyimpangan, harus segera dilakukan koreksi agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang direncanakan.

Sedangkan Sofjan Assauri (1998:210) menyatakan bahwa tahapan pengendalian/ pengawasan kualitas terdiri dari 2 (dua) tingkatan antara lain:

1. Pengawasan selama pengolahan (proses)

Yaitu dengan mengambil contoh atau sampel produk pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah, maka keterangan kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali.

Pengawasan yang dilakukan hanya terhadap sebagian dari proses, mungkin tidak ada artinya bila tidak diikuti dengan pengawasan pada bagian lain. Pengawasan terhadap proses ini termasuk pengawasan atas bahan-bahan yang akan digunakan untuk proses.

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan

Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga supaya hasil barang yang cukup baik atau paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke konsumen/pembeli, maka diperlukan adanya pengawasan atas produk akhir.

RUJUKAN


  1. Alisjahbana, Juita. 2005. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Total Produk Pakaian Wanita Pada Perusahaan Konveksi.” Jurnal Ventura, Vol. 8, No. 1, April 2005.
  2. Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI Dwiwinarno, Titop. 2009. “Evaluasi Pengendalian Kualitas Pada Bagian Produksi.” www.google.com. Diakses tanggal 21 Maret 2010.
  3. Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
  4. Hadiguna, Rika Ampuh. 2009. Manajemen Pabrik. Jakarta : Bumi Aksara.
  5. Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi.
  6. Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.
  7. Heizer, Jay and Barry Render. 2006. Operations Management (Manajemen Operasi). Jakarta : Salemba Empat.
  8. Hendradi, C. Tri. 2006. Statistik Six Sigma dengan Minitab. Yogyakarta : Penerbit Andi
  9. Hermawati, Sri dan Sunarto. 2007. “Analisis Pengendalian Mutu Produk PT. Meiwa Indonesia Plant II Depok.” Proceeding PESAT, Auditorim Kampus Universitas Gunadarma, Jakarta 21-22 Agustus 2007.
  10. Kholil, Muhammad dan A. Cahyono. 2006. ”Usulan Perbaikan Kualitas Dengan Metode SPC Untuk Mengurangi Cacat Bending Part Scale PF Pada Proses Injection Pada Produk Plastic Departement PT. Indonesia Epson Industry.” Buletin Penelitian No. 10 Tahun 2006.
  11. Manahan, P. Tampubolon. 2004. Manajemen Operasional. Jakarta : Ghalia Indonesia.
  12. Montgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc.
  13. Nasution, M. N.. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.
  14. Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta : Bumi Aksara.
  15. Prestianto, Bayu, Sugiono dan Susilo Toto R. 2003. “Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. Semarang Makmur Semarang.” Jurnal Bisnis Strategi Vol. 11/Juli/Th. VIII/2003.
  16. Richard B. Chase, Nicholas J. Aquilano and F. Robert Jacobs. 2001. Operations Management For Competitive Advantage. 9th Edition. New York : McGraw-Hill Companies.
  17. Schroeder, Roger G. 2007. Manajemen Operasi. Jilid 2-Edisi 3. Jakarta : Penerbit Erlangga.
  18. Sugiyono, Prof. Dr. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta
  19. Suharyadi dan Purwanto S.K. 2004. Statistika Untuk Ekonomi & Keuangan Modern. Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
  20. Sumarni, Murti dan John S. 2003. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta : Liberty Yogyakarta.
  21. Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003. Total Quality Management. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Page 2

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA