Apa sifat-sifat keteladanan para ilmuwan yang bisa mengilhami kamu untuk membangun kejayaan bangsamu

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 12 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 16 to 18 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 25 to 30 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 37 to 45 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 54 to 83 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 89 to 97 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 103 to 113 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 121 to 124 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 131 to 138 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 142 to 143 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 147 to 150 are not shown in this preview.

You're Reading a Free Preview
Pages 156 to 157 are not shown in this preview.

No Text Content!

Buku Ajar VIII MTs 1) Menjadi Sultan Dinasti Ayyubiyah pada tahun 1218 M, menggantikan Al-Adil yang meninggal; 2) Pada tahun 1219 M, kota Dimyat jatuh ke tangan orang-orang Kristen; 3) Al-Kamil telah beberapa kali menawarkan perdamaian dengan pasukan Salib berupa perjanjian damai, tetapi dengan imbalan mengembalikan Yerussalem kepada pasukan Salib; 4) Membangun kembali tembok di Yerussalem yang dirobohkan oleh Al-Mu’azzam, saudaranya sendiri. 5) Mengembalikan salib asli yang dulu terpasang di kubah Baitul Maqdis kepada orang Kristen; Al-Kamil meninggal dunia pada tahun 1238 M. Kedudukannya sebagai sultan digantikan oleh Salih Al-Ayyubi. C. Penguasa Ayyubiyah Terkenal, Şalahuddin Al-Ayyubi 1. Biografi Ṣalahuddīn al-Ayyubi (564-589 H/ 1171-1193 M) Nama lengkapnya, Ṣalahuddīn Yusuf al-Ayyubi Abdul Muzaffar Yusuf bin Najmuddin bin Ayyub. Ia berasal dari bangsa Kurdi. Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) dari kampung halamannya (dekat Danau Fan) ke daerah Tikrit, Irak. Ṣalahuddīn lahir di benteng Tikrit tahun 532 H/1137 M, tepat ketika ayahnya menjadi pemimpin Benteng Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, Gubernur Seljuk untuk kota Mosul, Irak. Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek (di Lebanon) tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Ṣalahuddīn) diangkat menjadi Gubernur Balbek oleh Sultan Suriah bernama Nuruddin Mahmud. Pada masa kecilnya, Ṣalahuddīn dididik ayahnya untuk menguasai sastra, ilmu kalam, menghafal Al-Quran dan Ilmu Hadis di madrasah. Dalam buku-buku sejarah dituturkan bahwa cita-cita awal Ṣalahuddīn ialah menjadi orang yang ahli agama Islam (ulama). Ia senang berdiskusi tentang Ilmu Kalam, Al-Quran, fikih, dan Hadis. Karakter kuat Ṣalahuddīn sudah terlihat semenjak masa kecilnya. Ia memiliki sikap yang rendah hati, santun, dan penuh belas kasih. Dia tumbuh di lingkungan keluarga agamis tetapi juga kesatria. Selain mempelajari ilmu-ilmu agama, Ṣalahuddīn mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi perang, dan dunia politik. Ia pernah melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk menekuni teologi Sunni. Proses tersebut berlangsung selama sepuluh tahun di lingkungan istana Nuruddin Mahmud. Dunia kemiliteran semakin diakrabinya setelah Sultan Nuruddin menempatkan ayahnya sebagai kepala divisi militer di Damaskus. Pada umur 26 tahun, Ṣalahuddīn sudah bergabung dengan pasukan pamannya, Asaduddin Syirkuh. Ketika itu, Gubernur Suriah (Nuruddin Zanki) menugaskan Syirkuh memimpin pasukan Muslimin ke Mesir, sekaligus membantu Perdana Menteri Syawar (masa Dinasti Faṭimiyah) untuk menghadapi pemberontak Dirgam. Misi tersebut berhasil sehingga Syawar kembali menjabat sebagai perdana Menteri tahun 560 H/1164 M. Pada tahun 1169, Ṣalahuddīn diangkat sebagai panglima menggantikan pamannya yang meninggal dunia. Ṣalahuddīn semakin menunjukkan kepiawaiannya sebagai 88 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs pemimpin. Ia mampu mengerahkan dan mengorganisasi pasukannya serta memperkuat pertahanan di Mesir, terutama untuk menghadapi kemungkinan serbuan balatentara Salib. Serangan pasukan Salib ke Mesir berkali-kali mampu dipatahkannya. Impian bersatunya kaum Muslim pun tercapai pada September 1174, Ṣalahuddīn berhasil menundukkan Dinasti Fatimiyah di Mesir untuk patuh pada kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Ayyubiyah akhirnya berdiri di Mesir menggantikan dinasti sebelumnya yang bermazhab Syi’ah. Keberhasilan Ṣalahuddīn dalam memimpin Mesir membuat Nuruddin Zanki merasa khawatir tersaingi. Akibatnya, hubungan mereka memburuk. Tahun 1175 Nuruddin mengirimkan pasukan untuk menaklukan Mesir. Tetapi gagal karena ia meninggal saat armadanya sedang dalam perjalanan. Tampuk kekuasaan diserahkan kepada putranya yang masih sangat muda. Ṣalahuddīn pernah berangkat ke Damaskus untuk mengucapkan bela sungkawa. Kedatangannya tersebut banyak disambut dan dielu-elukan di Damaskus. Akhirnya, tiga tahun kemudian raja muda tersebut sakit dan meninggal dunia pula. Posisinya langsung digantikan oleh Ṣalahuddīn yang sudah dikenal umat Islam secara luas. Ia diangkat menjadi khalifah di Suriah dan Mesir. Pergantian kekhalifahan itu sendiri dilakukan Ṣalahuddīn dengan cara yang sangat terhormat. Ia menikahi janda mendiang Sultan demi menghormati keluarga dinasti sebelumnya. Ia memulai kepemimpinannya dengan menghidupkan kembali roda perekonomian, menata kembali sistem militer, dan menaklukan negara-negara Muslim kecil agar bersatu melawan pasukan Salib. Impian bersatunya bangsa Muslim tercapai setelah September 1174, Ṣalahuddīn berhasil menundukkan Dinasti Faṭimiyah di Mesir agar patuh pada khalifah Abbasiyah di Baghdad. Dinasti Ayyubiyah akhirnya berdiri di Mesir menggantikan Dinasti Faṭimiyah yang bermazhab Syi’ah. Makam Salahudin Al-Ayubi usia 57 tahun. Pada usia 45 tahun, Ṣalahuddīn telah menjadi orang paling berpengaruh di dunia Islam. Selama kurun waktu 12 http://bujangmasjid.blogspot.com tahun, ia berhasil mempersatukan Mesopotamia, Mesir, Libya, Tunisia, wilayah barat jazirah Arab dan Yaman di bawah kekhalifahan Ayyubiyah. Kota Damaskus di Syria dijadikan sebagai pusat pemerintahannya. Ṣalahuddīn meninggal di Damaskus pada tahun 1193 M dalam Makam Salahudin Al-Ayubi usia 57 tahun. 2. Kepemimpinan Ṣalahuddīn merupakan salah seorang sultan yang memiliki kemampuan memimpin yang luar biasa. Ia mengangkat orang-orang cerdas dan terdidik sebagai pembantunya (wazir), seperti Al-Qaḍi al-Faḍil dan Al-Katib al-Iṣfahānī, termasuk sekretaris pribadinya bernama Bahruddin bin Syadad, yang kemudian dikenal sebagai penulis biografi nya. 89 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Ṣalahuddīn al-Ayyubi juga tidak membuat kekuasaan menjadi terpusat di Mesir. Ia membagi wilayah kekuasaannya kepada saudara dan keturunannya. Di masanya lahir beberapa kesultanan kecil Dinasti Ayyubiyah seperti Mesir, Damaskus, Aleppo, Hamah, Homs, Mayyafaiqin, Sinjar, Kayfa, Yaman, dan Kerak. Saladin, dalam codex Arab abad ke-1 Dalam kegiatan perekonomian, Ṣalahuddīn bekerja sama dengan penguasa Muslim di wilayah lain. Ia menggalakan perdaganggan dengan kota-kota di sekitar Laut Tengah dan Laut Hindia, juga menyempurnakan sistem perpajakan. Selain itu, Ṣalahuddīn dianggap sebagai tokoh pembaru di Mesir karena dapat mengembalikannya ke mazhab Sunni. Khalifah Al-Mustadi dari Dinasti Abbasiyah pernah memberi gelar Al-Mu’izz li Amīr al-Mu’minīn (penguasa yang mulia) karena keberhasilannya itu. Al-Mustadi juga menyerahkan Mesir, Naubah, Yaman, Tripoli, Suriah, dan Magrib sebagai wilayah kekuasaan Ṣalahuddīn pada tahun 1175 M. Semenjak saat itulah ia dianggap sebagai Sulṭān al-Islām wa al-Muslimīn (pemimpin umat Islam dan kaum Muslimin). 3. Keperwiraan Ṣalahuddīn al-Ayyubi dikenal sebagai perwira militer yang memiliki kecerdasan tinggi. Pada masa pemerintahannya, kekuatan militer Dinasti Ayyubiyah terkenal sangat tangguh, diperkuat pula oleh pasukan Barbar di Turki dan Afrika. Ia membangun tembok kota di Kairo dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Salah satu karya bersejarahnya selama menjadi sultan adalah berupa benteng pertahanan bernama Qal’atul Jabal, yang dibangunnya pada tahun 1183 M di Kairo. Kehidupan Ṣalahuddīn al-Ayyubi penuh dengan perjuangan menunaikan tugas negara dan agama. Perang yang dilakukannya sepenuhnya bertujuan membela negara dan agama. Ia merupakan seorang ksatria dan memiliki jiwa toleransi yang tinggi. Ketika menguasai Iskandariyah, Ṣalahuddīn tetap mengunjungi orang-orang Kristen. Pada saat perdamaian tercapai dengan tentara Salib, ia mengijinkan orang Kristen berziarah ke Baitul Makdis. Sebagai khalifah pertama Dinasti Ayyubiyah, Ṣalahuddīn berusaha menyatukan seluruh provinsi Arab, terutama di Mesir dan Syam di bawah satu kekuasaan. Namun usahanya ini banyak mendapat tantangan dari penguasa yang merasa kedudukannya terancam karena kepemimpinan Ṣalahuddīn. Untuk menghadapi hal tersebut, ia melakukan berbagai upaya antara lain: a. Memadamkan pemberontakan oleh Hajib, orang yang paling dituakan dalam keluarga Al-Aḍid (khalifah terakhir Dinasti Fatimiyyah), sekaligus perluasan wilayah Mesir sampai ke selatan Nubiah (568 H/1173 M); b. Perluasan wilayah Dinasti Ayyubiyah ke Yaman (569 H/1173 M); c. Perluasan wilayah Dinasti Ayyubiyah ke Damaskus dan Mosul (570 H/1175 M). 90 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Usaha-usaha yang dilakukan Ṣalahuddīn tersebut menuai hasil yang gemilang. Ia mampu menyatukan Mesir, Suriah, Nubah, Yaman, Tripoli, dan wilayah lainnya di bawah komando Ayyubiyah. Tujuannya agar persatuan umat Islam menjadi kuat dalam melawan Citadel of Salah al-Din al-Ayyubi (Qal’atul gempuran tentara Salib. Jabal) Perang Salib yang terjadi pada masa Ṣalahuddīn Sumber: www.explorewithmwnf.net – merupakan Perang Salib periode kedua. Perang tersebut berlangsung sekitar tahun1144 hingga 1192 M. Periode ini disebut juga periode reaksi umat Islam. Tujuan utamanya adalah membebaskan kembali Baitul Maqdis (Al-Aqṣa). Peristiwa perang terpenting yang telah dilalui oleh Ṣalahuddīn al-Ayyubi antara lain: 1) Pertempuran Ṣafuriyah (583 H/1187 M); 2) Pertempuran Hittin (bulan Juli 583 H/1187 M); 3) Pembebasan Al-Quds/Baitul Maqdis (27 Rajab 583 H/1187 M). Kehadiran Ṣalahuddīn dalam perang Salib merupakan anugerah. Strategi yang dikembangkannya mampu menyatukan umat Islam dalam membela agamanya. Ṣalahuddīn dapat disebut sebagai pahlawan besar bagi umat Islam. Kecintaannya terhadap agama dan umat begitu tulus. Hampir seluruh kehidupannya dikorbankan untuk menegakkan kedaulatan negara dan umat Islam. Keperwiraan Ṣalahuddīn terukir dalam sejarah, tidak hanya diakui oleh kaum Muslimin tetapi juga oleh umat Kristen. 3. AKTIVITASKU Buatlah kelompok 5-6 orang. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat temanmu! No. Masalah Hasil Diskusi 1. Mengapa kita perlu mengetahui sejarah berdirinya Dinasti Ayyubiyah? 2. Bagaimana sifat-sifat kepemimpinan para khalifah Dinasti Ayyubiyah? 3. Bagaimana peran para khalifah dalam membangun peradaban Islam sampai kepada puncak kejayaannya? 4. Apa teladan yang dapat kamu tangkap dari kehidupan dan kepemimpinan para khalifah Dinasti Ayyubiyah? 5. Apa contoh dalam kehidupan sehari-harimu yang menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik? a. Paparkan hasil diskusi kalian di depan kelas! Searah jarum jam, b. Setiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya/ kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat/ tidak mencontek! c. Berilah nilai pada kelompok yang paling baik hasilnya! 91 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Ibrah • Umat Islam perlu pemimpin umat yang bisa membangun rasa aman dan damai, baik • Dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan beragama. • Aku bangga dan kagum dengan sosok Ṣalahuddīn al-Ayyubi sebagai pemimpin yang pemberani dan berjiwa besar. • Aku akan menjadikan Ṣalahuddīn al-Ayyubi sebagai tokoh idolaku. Rangkuman Dinasti ini dinisbatkan pada nama belakang Ṣalahuddīn itu sendiri. Nama tersebut diambil dari kakeknya yang bernama Ayyub. Selama masa kepemimpinannya, Dinasti Ayyubiyah mengalami kemajuan, baik dari segi perluasan wilayah, kestabilan pemerintahan, ekonomi, maupun pendidikan. Ṣalahuddīn berhasil membangun salah satu benteng pertahanan yang cukup kuat, yaitu banteng Qal’ atul Jabal, yang dibangun di Kairo pada tahun 1183 M. Selain itu, ia memberikan perhatian serius pada kebutuhan masyarakat, baik kepada Muslim maupun bukan Muslim. Ṣalahuddīn adalah salah satu khalifah yang sangat mengedepankan sikap toleransi. Pada masanya, masyarakat Muslim dan non-Muslim memperoleh hak-hak yang sama. Dinasti Ayyubiyah berkuasa sekitar 75 tahun. Sembilan orang khalifah pernah menjadi penguasa pada dinasti tersebut. Tiga khalifahnya yang termasyhur adalah Ṣalahuddīn Yusuf al-Ayyubi (1171-1193 M), Malik al-‘Adil Saifuddin (1200-1218 M), dan Malik al-Kamil Muhammad (1218-1238 M). 92 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs LATIHAN SOAL Berilah tanda (x) pada jawaban yang benar di bawah ini! 1. Nama ayah Salahuddin Al Ayyubi adalah……… A. Nuruddin Zanki C. Imaduddin Zanki B. Nazmuddin Al-Ayyubi D. Syahwar 2. Bani Ayyubiyah berasal dari keturunan suku……. A. Ayyub B. Asmat C. Kurdi D.Baduwi 3. Pendiri Dinasti Ayyubiyah adalah…… A. Salahuddin Al-Ayyubi C. Imaduddin Zanki B. Nuruddin Zanki D. Al-Malik 4. Pada saat menjadi perdana menteri Salahuddin Al-Ayyubi bergelar…….. A. Al Malik Al Ghoni C. Al Malik Al Qowiy B. Al Malik An Nasir D. Al Malik Asy Suja’ 5. Pada saat Salahuddin Al-Ayyubi diangkat sebagai perdana menteri berusia… A. 28 tahun B. 32 tahun C. 36 tahun D. 38 tahun 6. Jabatan yang diberikan oleh khalifah Al-Adid kepada Salahuddin Al-Ayyubi adalah…. A. pertimbangan agung C. Pembantu Wazir B. intelegen D. Perdana Menteri 7. Terpilihnya Salahuddin Al-Ayyubi menjadi penguasa setelah wafatnya ... A. Al Malik B. Al Adid C. Al Makmun D. Al Aziz 8. Yang bukan termasuk penguasa Al-Ayyubiyah yang terkenal adalah ….. A. Salahuddin Al-Ayyubi C. Al-Adid I B. Al-Kamil D. Al-Aziz 9. Salahuddin Al-Ayyubi wafat pada tahun 1193 M di kota….. A. Damaskus B. Paletina C. Baghdad D. Hejaz 10. Nama benteng pertahanan yang didirikan oleh Salahuddin Al-Ayyubi adalah… A. Acre C. Qal’atul Jabal B. Hittin D. Kuttab 93 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas ! 1. Bandingkan perkembangan kebudayaan/peradaban masa Abbasiyah dengan perkembangan kebudayaan/peradaban Ayyubiyah! ………………………………………………………………………………………….. 2. Berikan interpretasimu tentang keperwiraan Salahuddin Al-Ayyubi. .......................................................................................................................................... 3. Apa saja pelajaran yang dapat kita peroleh dari kepahlawanan Salahuddin Al-Ayyubi? .......................................................................................................................................... 4. Apa bukti sifat toleran Salahuddin Al-Ayyubi yang bisa dikembangkan pada masyarakat majemuk seperti Indonesia? .......................................................................................................................................... 5. Apa keteladanan sikap Salahuddin yang bisa dilakukan sekarang ini? ………………………………………………………………………………………….. PENGAYAAN Buatlah klasifi kasi peran penguasa Ayyubiyah yang membawa kemajuan Dinasti Ayyubiyah! REMEDIAL Berilah tugas kepada siswa yang belum menguasai materi untuk mempelajari materi kepada teman atau kepada guru diluar kelas atau dirumah, dan tagihlah siswa tersebut untuk menerangkan materi yang diminta oleh guru pada pertemuan berikutnya Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai). 94 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN 1. Format Penilaian “Aktivitasku” a) Format Penilaian No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai Skor maks Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut 123 T TT R P b) Aspek dan rubrik penilaian: 1) Kejelasan dan kedalaman informasi. a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30. b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20. c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor 10. 2) Keaktifan dalam diskusi. a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30. b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20. c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10. 3) Kejelasan dan kerapian presentasi. a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40. b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30. c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20. d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 10. c) Pedoman Penskoran ������������������������������ = ������������������������������ℎ ������������������������������ ������������������������ ������������������������ ������������������������������������������������ℎ×10 ������������������������������ℎ ������������������������ ������������������������������������������������ (16) 2. Pilihan Ganda a) Kunci Pilihan ganda 1B 2C 3A 4B 5 B 6D 7 B 8D 9 A 10D b) Pedoman pen-skoran Jumlah jawaban benar x 1 = nilai (maksimal 10 x 1=10) 95 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs 3. Uraian Pedoman Penskoran No. Rubrik Penilaian Skor Soal 1 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan tentang keduanya sangat lengkap 4 dan sempurna, skor 4. b. Jika Peserta didik dapat menuliskan tentang keduanya lengkap, skor 3. c. Jika Peserta didik dapat menuliskan tentang keduanya tidak lengkap, skor 2 2 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan dengan sangat lengkap dan 4 sempurna, skor 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan dengan lengkap, skor 3 c. c. Jika Peserta didik dapat menuliskan tidak lengkap, skor 2 3 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 3 manfaat, skor 4 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 2 manfaat, skor 3 c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 manfaat, skor 2 4 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 3 manfaat, skor 4 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 2 manfaat, skor 3 c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 manfaat, skor 2 5 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan sangat lengkap dan sempurna, skor 4 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan lengkap, skor 3 c. Jika Peserta didik dapat menuliskan tidak lengkap, skor 2 Jumlah Skor 20 96 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs BAB 5 KEGEMILANGAN PERADABAN DINASTI AYYUBIYAH 97 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs KOMPETENSI INTI KI-1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya KI-2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi dan gotong-royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan serta keberadaannya.. KI-3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang kasat mata. KI-4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifi kasi, dan membuat), juga ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah, termasuk sumber lain yang didasari sudut pandang/teori yang kuat. KOMPETENSI DASAR INDIKATOR 1.2. Menghayati semangat perjuangan 1.2.1 Menunjukkan semangat perjuangan Ṣalahuddīn al-Ayyubi dalam upaya Ṣalahuddīn al-Ayyubi dalam upaya menegakkan menegakkan agama Islam agama Islam; 2.2. Meneladani perilaku istiqamah 2.2.1. Menampilkan perilaku istiqamah seperti seperti yang dicontohkan para khalifah yang dicontohkan oleh para khalifah dari Dinasti Ayyubiyah Dinasti Ayyubiyah; 3.2. Memahami semangat juang para 3.2.1. Membedakan semangat juang para penguasa Dinasti Ayyubiyah yang penguasa dinasti Ayyubiyah yang terkenal terkenal (Ṣalahuddīn al-Ayyubi, Al- (Ṣalahuddīn al-Ayyubi, Al Adil dan Al ‘Adil, dan Al-Kamil); Kamil); 5.1 Menandai dan membedakan 3.2.2. Mengidentifikasi kezuhudan dan ilmuwan Muslim Dinasti Ayyubiyah kewara’an Ṣalahuddīn al-Ayyubi; dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam. 3.2.3. Membandingkan prestasi penguasa Dinasti Ayyubiyah; 3.2.4. Menyebutkan kunci sukses Ṣalahuddīn Al Ayyubiyah dalam memimpin; 4.2.1. Mengemukakan ilmuwan Muslim pada Dinasti Ayyubiyah; 4.2.2. Menguraikan peran ilmuwan Muslim dalam kemajuan kebudayaan/ peradaban Islam. 98 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah proses mengamati, menanya, mengeksplorasi dan mengkomunikasikan, peserta didik mampu: 1. Merespon perkembangan kebudayaan/ peradaban Islam pada masa Dinasti Ayyubi yah untuk masa kini dan yang akan datang. 2. Memahami perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa penguasa Ayyubiyah 3. Memahami ilmuwan muslim Dinasti Ayyubiyah dan perannya dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam. 4. Menunjukkan contoh peran para ilmuwan muslim Dinasti Ayyubiyah. PETA KONSEP KEGEMILANGAN PERADABAN DINASTI AYYUBIYAH Kemajuan Sejarah dan Al-Azhar Masa Ilmuwan Muslim Pendidikan dan Perkembangan Al- Dinasti Ayyubiyah Masa Ayyubiyah Kebudayaan Masa Azhar Ayyubiyah 99 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs 1. PENGAMATANKU Amati gambar, bayangkan, dan berikan tanggapanmu! Benteng Ṣalahuddīn dan Masjid ‘Alī Qal’atulJabal) Pasha Masjid Al-Azhar 2. WAWASANKU A. Kemajuan-Kemajuan Dinasti Ayyubiyah 1. Bidang Pendidikan Pemerintahan Dinasti Ayyubiyah berhasil menjadikan Damaskus sebagai kota pendidikan, terutama pada masa kekuasaan Nuruddin dan Ṣalahuddīn. Damaskus, ibu kota Suriah, masih menyimpan jejak arsitektur dan pendidikan yang dikembangkan kedua tokoh tersebut. Nuruddin berhasil merenovasi dinding-dinding pertahanan kota, menambahkan beberapa pintu gerbang dan menara, membangun gedung-gedung pemerintahan yang masih bias digunakan hingga kini, juga mendirikan madrasah pertama di Damaskus terutama untuk pengembangan Ilmu Hadis. Madrasah ini terus berkembang dan menyebar ke seluruh pelosok Suriah. Madrasah yang didirikan Nuruddin di Aleppo (Halb), Emessa, Hamah dan Ba’ labak mengikuti mazhab Syafii. Madrasah tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masjid atau disebut sekolah masjid. Namun demikian, madrasah ini secara formal, yaitu menerima murid-murid dan mengikuti model madrasah yang dikembangkan masa Dinasti Niẓamiyah. 100 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Nuruddin juga membangun rumah sakit yang terkenal dengan memakai namanya sendiri, yaitu Rumah Sakit al-Nuri. Ini menjadi rumah sakit kedua di Damaskus setelah Rumah Sakit al-Walid. Fungsinya pun tidak hanya sebagai tempat pengobatan, tetapi juga sebagai sekolah kedokteran. Pada bangunan monumen- monumen, Nuruddin menorehkan seni menulis indah (kaligrafi). Prasasti-prasasti yang ditulisnya menjadi daya Tarik para ahli paleografi (ilmu tulisan kuno) Arab. Sejak saat itu, diperkirakan seni kaligrafi Arab Lukisan inskripsi Basmalah dalam skrip Kufi , abad ke-9. bergaya Kufi muncul dan berkembang. di Museum Islam, Kairo, Mesir Kaligrafi gaya Kufi kemudian diperbaharui dan melahirkan gaya kaligrafi Naskhi. Salah satu prasasti yang masih bisa dilihat dan dibaca sampai saat ini terdapat di Menara Benteng Aleppo. Menurut catatan orang Suriah dan Hittiyah, benteng pertahanan tersebut merupakan mahakarya arsitektur Arab kuno. Berkat jasa Nuruddin, keberadaannya terus dipertahankan, dipelihara, dan direnovasi hingga sekarang. Makam Nuruddin sendiri, yang terletak di akademi Damaskus al-Nuriyah, hingga kini juga masih dihormati dan diziarahi. Pada masa Nuruddin, fungsi masjid dikembangkan sebagai lembaga pendidikan atau sekolah di Suriah. Bahkan pada pemerintahan selanjutnya, lahir suatu tradisi baru, yaitu pemakaman para pendiri sekolah masjid di bawah kubah kuburan yang mereka dirikan, baik masa Dinasti Ayyubiyah maupun masa pemerintahan Dinasti Mamluk. Ṣalahuddīn al-Ayyubi juga mencurahkan perhatian pada bidang pendidikan dan aristektur. Ia memperkenalkan pendidikan madrasah ke berbagai wilayah yang dikuasainya, seperti ke Yerusalem, Mesir, dan lain-lain. Ibnu Jubayr (1145 –1217 M), seorang ahli geografi menyebutkan bahwa terdapat beberapa madrasah di kota Iskandariah. Madrasah terkemuka dan terbesar berada di Kairo yang memakai namanya sendiri, yaitu Madrasah al-Ṣalahiyah.. Hanya saja, madrasah bersejarah tersebut tidak bisa ditemukan lagi saat ini, namun sisasisa arsitekturnya masih bisa dilihat. Pada tahun-tahun berikutnya, gaya arsitektur Arab ini melahirkan beberapa monumen bersejarah di Mesir. Salah satunya yang terindah dan menjadi model terbaik adalah Madrasah Sultan Hasan di Kairo. Di samping mendirikan sejumlah madrasah, Ṣalahuddīn Yusuf al-Ayyubi juga membangun dua rumah sakit di Kairo. Rancangan bangunannya mengikuti model Rumah Sakit Nuriyah di Damaskus. Ciri khasnya adalah tempat pengobatan yang sekaligus dijadikan sekolah kedokteran. Salah seorang dokter terkenal yang menjadi dokter pribadi Ṣalahuddīn bernama Ibnu Maymun, meskipun ia beragama Yahudi. Pada masa Ṣalahuddīn Al-Ayyubi, umat Islam mulai mengenal perayaan hari lahir Nabi Muhammad Saw. Di Indonesia, perayaan tersebut dikenal dengan istilah Maulud Nabi. 101 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs 2. Bidang Ekonomi dan Perdagangan Dalam hal perekonomian, Dinasti Ayyubiyah bekerja sama dengan penguasa Muslim di wilayah lain, membangun perdagangan dengan kota-kota di Laut Tengah dan Laut Hindia, juga menyempurnakan sistem perpajakan. Saat itu, jalur perdagangan Islam dengan dunia internasional semakin ramai, baik melalui jalur laut maupun jalur darat. Hal itu juga membawa pengaruh bagi negara Eropa dan negara-negara yang dikuasainya. Selain itu, dunia perdagangan sudah menggunakan mata uang yang terbuat dari emas dan perak (dinar dan dirham), termasuk pengenalan mata uang dari tembaga yang disebut fulus. Percetakan fulus dimulai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad al- Kamil bin al-‘Adil al-Ayyubi. Fulus disediakan sebagai alat tukar untuk barang yang nilainya kecil. Ketika itu, setiap 1 dirham setara dengan 48 fulus. Dalam bidang industri, masa Ayyubiyah sudah membuat kincir hasil ciptaan orang Syiria. Kincir tersebut lebih canggih dibanding buatan orang Barat saat itu. Di zaman Ayyubiyah juga sudah dibangunan pabrik karpet, pabrik kain, dan pabrik gelas. 3. Bidang Militer dan Sistem Pertahanan Pada masa pemerintahan Ṣalahuddīn, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh. Pasukannya bahkan diperkuat oleh pasukan Barbar, Turki, dan Afrika. Mereka sudah menciptakan alat-alat perang, pasukan berkuda, pedang, dan panah. Dinasti ini juga memiliki burung elang sebagai mata-mata dalam peperangan. Ṣalahuddīn telah membangun monument berupa tembok kota di Kairo dan Muqattam, yaitu Benteng Qal’al Jabal atau lebih dikenal dengan Benteng Ṣalahuddīn al- Ayyubi, yang sampai hari ini masih berdiri dengan megahnya. Benteng ini terletak di sekitar Bukit Muqattam, berdekatan dengan Medan Saiyyidah Aisyah. Ide pembangunan Benteng Ṣalahuddin dan Masjid Ali Pasha benteng merupakan hasil pemikirannya sendiri yang terwujud tahun 1183M. Bahan untuk pondasi benteng diambilkan dari bebatuan pada Piramid di Giza. Benteng ini bahkan dikelilingi pagar yang tinggi dan kokoh. Benteng Qal’al Jabal memiliki beberapa pintu utama, diantaranya pintu Fath, pintu Nasr, pintu Khalk, dan pintu Luq. Di benteng ini terdapat pula saluan air yang berasal dari sungai Nil. Saluran air itu pernah menjadi tempat minum para tentara. Di bagian utara banteng terdapat Masjid Muhammad Ali Pasha yang terbuat dari marmar dan granit. Dalam kawasan benteng, terdapat juga di Muzium Polis, Qasrul Jawhara (Muzium Permata) yang menyimpan perhiasan raja-raja Mesir. Sementara itu, Mathaf al-Fan al- Islami (Muzium Kesenian Islam) yang terletak di pintu Khalk, menyimpan ribuan barang 102 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs yang melambangkan kesenian Islam semenjak zaman Nabi Saw., termasuk surat Rasulullah Saw. Kepada penguasa Mesir bernama Maqauqis untuk memeluk Islam. B. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Al-Azhar Pada awalnya, Al-Azhar merupakan tempat ibadah (masjid), pusat kajian ajaran Syi ’ah, dan lambang kepemimpinan spiritual umat Islam. Al-Azhar didirikan oleh Jauhar al- Katib al-Siqli, seorang panglima Dinasti Faṭimiyah pada tahun 970 M. Pendirian itu merupakan perintah Khalifah Al-Muiz Lidinillah. Sebelumnya, Masjid Al-Azhar bernama Masjid Al-Qahirah atau Al-Jami’ al-Qahirah, dan sekarang dikenal dengan Al-Azhar. Pembangunan Al-Azhar dimulai tanggal 4 April 970 M/24 Jumadil Ula 359 H dan selesai Ramadan 361 H/22 Juni 972 M. Saat itu, bangunan ini diresmikan sebagai tempat ibadah, yang ditandai dengan pelaksanaan Shalat Jumat berjamaah. Setelah Al-Azhar resmi menjadi masjid negara, kegiatan ilmiah pertama kalinya berupa berkumpulnya para ulama pada bulan Oktober 975 M/Shafar 365 H. Mereka terdiri dari para fuqaha terkenal dan pejabat pemerintahan Faṭimiyah di Al-Azhar. Saat itu, Abu al-Hasan Nu’man bin Muhammad al- Qirawaniy, seorang Qadi al-Qudat (Hakim Agung) Dinasti Faṭimiyah menyampaikan ceramah umum (Studium Generalle). Tidak dapat diketahui dengan jelas, perubahan nama dari Masjid Al-Qahirah menjadi Masjid Al-Azhar. Saniyah Qura’ah berpendapat bahwa penamaan tersebut berawal dari usulan Ya’kub Ibnu Killis, seorang wazir masa Al-Aziz Billah. Usulan itu dinisbatkan kepada nama istana Khalifah Al- Qusyur al-Zahirah, atau dikaitkan dengan nama putri Nabi Muhammad, yaitu Fatimah al-Zahrah. Pendapat lain mengatakan bahwa penamaan Masjid Al-Azhar tersebut dikaitkan dengan nama sebuah planet, yaitu Venus yang memiliki cahaya cemerlang. Ada pula ahli yang menisbahkan istilah Al-Azhar dari kata bunga. Istilah ini kemudian menjadi simbol dari ‘kemegahan’ peradaban Muslim di Kairo. Namun demikian, terlepas dari latar belakang penamaan tersebut, yang jelas bahwa para pendirinya berharap Masjid Al-Azhar membawa kejayaan umat Islam maupun dunia. Dalam sejarah panjangnya, masjid ini terus dikembangkan fungsinya. Awalnya hanya sebagai tempat ibadah dan propaganda ajaran Syi’ah, tetapi belakangan berfungsi juga sebagai Perguruan Tinggi Islam di Kairo, Mesir. C. Al-Azhar Pada Masa Dinasti Ayyubiyah 103 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Dinasti Faṭimiyah yang bermazhab Syi’ah berakhir, kekuasaannya digantikan oleh Dinasti Ayyubiyah yang bermadzhab Sunni. Pergantian tersebut berdampak pula pada perkembangan sejarah al-Azhar. Ṣalahuddīn al-Ayyubi juga mengeluarkan kebijakan untuk pengembangan Al- Azhar, antara lain: Al-Azhar tidak boleh digunakan untuk Shalat Jumat dan kegiatan madrasah. Alasannya, pada masa Dinasti Fathimiyah Al-Azhar dijadikan pusat pengembangan ajaran Syi’ah. Dekoratif Masjid Al-Azhar Al-Hakim Mosque Sumber: http://kalipaksi.wordpress.com Sumber: www.wikipedia.org Di luar itu, Ṣalahuddīn juga menunjuk seorang qaḍi, Sadruddin Abdul Malik bin Darabas menjadi qaḍi tertinggi, yang berhak mengeluarkan fatwa-fatwa hukum mazhab Syafi’i. Salah satu fatwanya adalah melarang umat Islam saat itu Shalat Jumat di Masjid Al-Azhar. Shalat hanya boleh dilakukan di Masjid Al-Hakim. Alasannya, Masjid Al- Hakim lebih luas, selain itu mazhab Syafi’i melarang dua khutbah Jumat dalam satu kota yang sama. Masjid Al-Azhar tidak dipakai untuk Shalat Jumat dan kegiatan pendidikan sekitar 100 tahun. Dimulai semenjak Ṣalahuddīn berkuasa (1171-1267 M) sampai dihidupkan kembali oleh Sultan Malik al-Zahir Baybars dari Dinasti Mamluk yang berkuasa atas Mesir. Meskipun Al-Azhar ditutup untuk Shalat Jumat dan madrasah masa Dinasti Ayyubiyah, tidak berarti kegiatan keagamaan dan pendidikan tidak berkembang. Ṣalahuddīn memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan. Ia membangun madrasah di hampir setiap wilayah kekuasaanya. Ia bahkan mendirikan pendidikan tinggi (kulliyat) dan universitas. Sekitar 25 kulliyat didirikan pada masanya. Di antara kulliyat yang terkenal adalah: Manāzil al-Izza, Al-Kulliyāt al-‘Adiliyyah, Al-Kulliyāt al-Arsufi yyah, Al-Kulliyāt al-Faḍiliyyah; Al-Kulliyāt al-Azkasyiyah, dan Al-Kulliyāt al-‘Asuriyah. Nama-nama tersebut umumnya dinisbahkan kepada para pendirinya. Meskipun ada larangan untuk tidak menggunakan Al-Azhar sebagai pusat kegiatan madrasah, masjid tersebut tidak sepenuhnya ditinggalkan oleh para murid dan gurunya, hanya sebagian saja dari mereka yang meninggalkan Al-Azhar. 104 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Pada masa pemerintahan Malik al-Aziz Desain Arsitektur Imadudin Usman (putra Ṣalahuddīn), tepatnya tahun 1193 M/589 H, datang seorang ulama bernama Abdul Al-Azhar Latif al-Bagdadi. Ia mengajar di Al- Azhar selama Malik al-Aziz berkuasa. Materi yang diajarkan Al- Masjid ini memiliki pelataran Baghdadi meliputi Ilmu Mantiq dan Bayan. besar berbentuk persegi panjang, dikelilingi rangkaian portico. Kedatangan al-Bagdadi menambah semangat Seperti Masjid Umayyah di beberapa ulama yang masih menetap di Al-Azhar. Damaskus, tiang kolom masjid Ulama itu antara lain: Ibn al-Farid (ahli sufi terkenal), memanfaatkan kolom-kolom kuno Syeikh Abu al-Qasim al-Manfaluti, Syeikh Jamal al- untuk menunjang arcade (atap Din al- Asyuyuti, Syeikh Ṣahab al-Din al-Sahruri, lori). Arcade tersebut memiliki dan Syams al-Din bin Khalikan (ahli sejarah yang banyak lengkungan. menga-rang Kitāb Wafi yāt al-‘Ayān). Gaya dekoratifnya sebagian besar Selain mengajar mantiq dan bayan, Al- mengikuti gaya Masjid Ibn Tulun. Bagdadi juga mengajar Hadis dan fi kih. Materi Pola ornamentasinya mengikuti tersebut diajarkannya di pagi hari, sementara gaya Mesopotamia yang dibawa pelajaran kedokteran dan ilmu lainnya diberikan ke Mesir oleh Ibn Tulun. siang hingga sore hari. Ini merupakan upaya Al- Bagdadi untuk mengenalkan lebih jauh mazhab Pelataran masjid berukuran 50x34 Sunni di Mesir. meter. Terdapat empat fasade dihiasi dekorasi bermotif daun, Selama Dinasti Ayyubiyah berkuasa di Mesir hiasan rosette besarnya diletakkan (1171-1250 M), perkembangan aliran atau mazhab di puncak arcade yang Sunni sangat pesat, termasuk model dan sistem mengelilingi pelataran. Terdapat pendidikan yang dikembangkannya. Al-Azhar balkon lapang untuk memandang sendiri telah difungsikan sebagai masjid, lembaga ke segala arah. pendidikan, sekaligus pusat pengembangan ajaran- ajaran Sunni. Hall di bagian dalam terdiri dari lima lajur menghadap ke arah Dinasti Ayyubiyah merupakan penguasa kiblat. Ruangannya menerapkan yang setia kepada kekhalifahan Abbasiyah di pola hypostyle dengan langit- Baghdad. Acuan kebijakan pemerintahannya langit kayu datar yang ditopang berkiblat ke Baghdad yang bermazhab Sunni. Al- oleh kolom-kolom, mirip dengan Azhar dijadikan salah satu lembaga strategis dalam gaya Masjid Amr di Kairouan, pembelajaran, penyebaran, dan pengembangan Tunisia. ajaran atau mazhab Sunni. 105 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs D. Ilmuwan/Ulama Muslim Pada Masa Ayyubiyah 1. As-Suhrawardi al-Maqtul Nama lengkapnya ialah Abū al-Futūḥ Yaḥyā bin Habai bin Amirak Ṣihāb al-Dīn as-Suhrawardī al-Kurdī. Ia lahir pada tahun 549 H/1153 M di Suhraward, sebuah kampung di kawasan Jibal, Barat Laut Iran dekat Zanjan. Dia memiliki banyak gelar seperti Syaikh al- Isyraq, Master of Illuminationist, Al-Hakim, Asy- Syahid, the Martyr, dan Al-Maqtul. Suhrawardi melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu. Ia pergi ke Kota Maraga, Azerbaijan. Di kota ini, Suhrawardi belajar filsafat, hukum, dan teologi kepada Majd al-Dīn al-Jilī. Sedangkan filsafat diperdalamnya kepada Fakhr al-Dīn al- Mardinī. Perjalanan Suhrawardi selanjutnya ke Isfahan, Iran Tengah untuk belajar logika kepada Zahīr al-Dīn al-Qarī. Ilmu Logika juga dipelajarinya dari buku Baṣa’ir al-Naṣīrīyah fi’ilm al-Manṭiq, karya Umar ibn Sahlan al-Sawi. Dari Isfahan, Suhrawardi meneruskan ke Anatolia Tenggara. Ia diterima dengan baik oleh pangeran Bani Saljuq. Pengembaraannya pun tidak terhenti di situ, Suhrawardi berangkat ke Persia, pusat lahirnya tokoh-tokoh sufi . Di sinilah dia tertarik pada pemikiran sufi sekaligus filosof. a. Ajaran Tarekat Suhrawardi Dalam karyanya berjudul Kitāb ‘Awārif al-Ma’ārif, dibahas tentang latihan rohani praktis, yang terdiri dari: 1) Ma’rifah, yaitu mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah, bahwa Allah saja-lah wujud hakiki dan pelaku mutlak. 2) Faqr, yaitu tidak memiliki harta; seorang penempuh jalan hakikat tidak akan sampai ke tujuan, kecuali jika sudah melewati tahap kezuhudan. 3) Tawakkal, yaitu mempercayakan segala urusan kepada pelaku mutlak (Allah). 4) Mahabbah, artinya cinta kepada Allah. 5) Fana’ dan Baqa’. Fana’ artinya akhir dari perjalanan menuju Allah, sementara baqa’ berarti awal dari perjalanan menuju Allah. b. Pemikiran Akal dan Hati Suhrawardi Pemikiran Suhrawardi tentang akal dan hati disebut juga konsep cahaya (iluminasi atau isyraqiyyah), yang lahir sebagai perpaduan antara akal (logika) dan hati (intuisi). Secara sederhana, pemikiran Suhrawardi itu dapat digambarkan sebagai berikut: dimulai dari Nūr al-Anwār yang merupakan sumber dari segala cahaya yang ada. Ia Maha 106 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Sempurna, Mandiri, dan Esa sehingga tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Ia adalah Allah. Nūr al-Anwār ini hanya memancarkan sebuah cahaya yang disebut Nūr al-Aqrab (cahaya pertama/terdekat). Selain Nūr al-Aqrab tidak ada lagi yang muncul bersamaan dengan cahaya terdekat. Dari Nūr al-Aqrab muncul cahaya kedua, dari cahaya kedua muncul cahaya ketiga, dari cahaya ketiga timbul cahaya keempat, dari cahaya keempat timbul cahaya kelima, dari cahaya kelima timbul cahaya keenam, begitu seterusnya hingga mencapai cahaya yang jumlahnya sangat banyak. Pada setiap tingkat sinarannya, masing-masing cahaya menerima pancaran langsung dari Nūr al-Anwār. Tiap-tiap cahaya teratas meneruskan cahayanya ke masing- masing cahaya di bawahnya, sehingga setiap cahaya yang berada di bawah selalu menerima pancaran dari Nūr al-Anwār secara langsung. Dengan demikian, semakin ke bawah tingkat suatu cahaya maka semakin banyak pula ia menerima pancaran. Adapun karya-karya Suhrawardi antara lain: Kitāb at-Talwihāt al-Lauḥiyyāt al‘Arsyiyyāt, Al-Muqawamāt, Ḥikmah al-‘Isyraq, Al-Lamahāt, Hayākil al-Nūr yang membahas tentang akidah; Kitāb Risālah fī al-‘Isyraq yang membahas filsafat secara singkat dan bahasa yang mudah dipahami; Kitāb Qissah al-Gurbah al-Garbiyyah, Al- ‘Aql al-Ahmar, dan Yauman ma’a Jamā’at al-Ṣufi yyīn’ yang berisi penjelasan tentang dunia sufi yang sulit dipahami; Kitāb Risālah al-Ṭair dan Risāah fī al-‘Isyq, yaitu terjemahan dari filsafat klasik, dan; Kitāb al-Waridāt wa al-Taqdisāt, berisi tentang doa dan lain-lain. 2. Ibn al-Aẓim (588-660 H/1192- 1262 M) Nama lengkapnya ialah Kamāluddīn Abū al-Qāsim Umar ibn Aḥmad ibn Haibatullāh ibn Abī Jaradah al-‘Āqil. Ia berasal dari bani Jaradah yang pindah dari kota Basrah ke Allepo karena wabah penyakit. Al-Aẓim sendiri lahir di Allepo. Ayahnya menjadi qaḍi mazhab Hanafi di kota itu. Sejak tahun 616 H/ 1219 M, ia mulai mengajar di Allepo setelah mendalami berbagai pengetahuan di Baitul Maqdis, Damaskus, Hijaz, Irak, dan Allepo sendiri. Al-Aẓim pun kemudian menjadi qaḍi di Allepo pada masa kekhalifahan Amir al-Aziz dan Al-Naiir dari Dinasti Ayubiyah. Bukan hanya itu, ia bahkan menjadi duta besar di Baghdad dan Kairo pasa masa kedua khalifah tersebut. Karya-karya Al-Aẓim yang paling menonjol berjudul Zubdah al-Hallab min Tarīkh Halaba: Bugyah at-Ṭalib fī Tharīkh Halaba, berisi tentang sejarah Allepo/Halaba yang disusun secara alfabetik. Kitab ini terdiri dari 40 juz atau 10 jilid. Al-Aẓim melarikan diri ke Kairo ketika tentara Mongol menguasai Halaba/Allepo. Ia wafat di sana pada tahun 658 H/1160 M. 3. Al-Busyiri Nama lengkapnya adalah Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad bin ‘Abdullah as-Sonhaji al-Busyiri, lahir pada tahun 1212 M di Maroko. Sejak masa kanak-kanak, ia 107 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs dididik oleh ayahnya sendiri, terutama dalam mempelajari Al-Quran untuk mendalami ilmu agama dan sastra Arab. Al-Busyiri adalah seorang sufi besar, pengikut Ṭariqat Syaziliyah. Ia menjadi salah satu murid Sulṭanul Auliya Syeikh Abul Hasan Asy-Syazily, r.a. Ia juga berguru kepada ulama tasawuf seperti Abu Hayyan, Abu Fath bin Ya’mari, dan Al-‘Iz bin Jama’ah al- Kanani al-Hamawi. Beliau dikenal sebagai orang yang wara’ (takut dosa). Dia pernah ditawari menjadi pegawai pemerintahan kerajaan di Mesir, tetapi ditolaknya karena melihat perilaku pegawai kerajaan yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Al-Bushiri cukup menonjol dalam bidang sastra. Hasil karyanya yang terkenal yaitu Qasidah Burdah. Syair ciptaannya itu dibaca dalam berbagai acara pada abad 7 Hijrah. Qasidah Burdah adalah mutiara syair kecintaan kepada Rasulullah Saw. Puisi pujian Al- Busyiri kepada Nabi tidak terbatas pada sifat dan kualitas pribadi Nabi, tetapi mengungkap pula keutamaan Nabi, yaitu penerima mukjizat Al-Quran. Namun demikian, Al-Busyiri tidak hanya terkenal dengan karya Burdahnya, tetapi ia juga seorang ahli fi kih, kalam, dan tasawuf. Beberapa ulama sufi pernah menjadi guru Al-Busyiri, yaitu: Imam Abu Hayyan; Abul Fath bin Sayyid an-Nas al-Ya’mari al-Asybali al-Misri (pengarang Kitāb ‘Uyūn al- Aṡar fī Sirah Sayyid al-Basyar); Al’Iz bin Jama’ah al-Kanani al-Hamawi (seorang hakim di Mesir); dan masih banyak ulama besar Mesir lainnya yang memberikan ilmunya kepada Al-Busyiri. 4. Abdul Latif al-Bagdadi Ia adalah seorang ulama berpengaruh dan teladan bagi ulama Al-Azhar lainnya. Abdul Latif al-Bagdadi dikenal sebagai ahli ilmu mantiq, bayan, Hadis, fikih, kedokteran, dan ilmu lainya. Ia bahkan salah seorang tokoh berpengaruh dalam pengembangan dan penyebaran mazhab Sunni di Mesir. 5. Abu Abdullah al-Quda’i Beliau adalah ahli fi kih, Hadis, dan sejarah. Beberapa karyanya yang menonjol antara lain: Asy-Syihāb (Bintang), Sanād as-Ṣiḥāḥ (Perawi Hadis-Hadis Sahih), Manaqib al-Imām asy-Syafi’ī (Budi Pekerti Imam Syafi’i), Anba’ al-Anbiyā’ (Cerita Para Nabi), ‘Uyūn al-Ma‘ārif (Mata Air Ilmu Pengetahuan), dan Al-Mukhtār fī aż-Żikr al-Khutāt wa al-Asar (Buku Sejarah Mesir). 6. Beberapa ilmuan/ulama masa Ayyubiyah lainnya adalah: a) Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi, seorang ahli geografi dan juga ahli botani. Penelitiannya dituangkan dalam buku berjudul Kitāb Al-Jamī’li Asytāt an-Nabat (Buku Kumpulan Serba-Serbi Tanaman); b) Ad- Dawudi, seorang ahli botani, pengarang kitab Nuẓah an- Nufūs wa al-Afkār Ma’rifah wa al-Ahjar wa al-Asyjar (Buku Lengkap tentang Pengelompokan Tanaman, Bebatuan, dan Pepohonan); c) Syeikh Syams al-Din Ibn Khalikan, ahli sejarah yang mengarang kitabnWafi yyat al-‘Ayān; d) Syeikh Abu al- 108 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Qasim al-Manfaluti, ahli fi qih; e) Al Hufi , ahli bahasa; f) Abu Abdullah Muhammad bin Barakat, ahli naḥwu dan tafsir. 3. AKTIVITASKU Bentuklah kelompok dengan jumlah anggota 5-6 orang dengan tertib! Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat temanmu! No. Masalah Hasil Diskusi 1. Mengapa kita perlu mengetahui kegemilangan peradaban Dinasti Ayyubiyah? 2. Apakah kegemilangan peradaban Dinasti Ayyubiyah merupakan bagian kegemilangan kebudayaan/peradaban Islam? 3. Apa saja bentuk kegemilangan peradaban Dinasti Ayyubiyah? 4. Bagaimana peran ilmuwan dalam membawa kegemilangan Dinasti Ayyubiyah 5. Apa sifat-sifat keteladanan para ilmuwan yang bisa mengilhami kamu untuk membangun kejayaan bangsamu? a. Paparkan hasil diskusi kalian di depan kelas! Searah jarum jam, b. Setiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi ketepatan jawaban, banyaknya/ kelengkapan contoh, dan kejujuran pendapat/ tidak mencontek! c. Berilah nilai pada kelompok yang paling baik hasilnya! 109 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs Ibrah Ibrah yang dapat kita ambil dari kegemilangan peradaban/ budaya Dinasti Ayyubiyah antara lain: • Mengetahui bahwa dunia Islam memiliki jejak kebudayaan/peradaban gemilang sejak zaman dahulu. • Menghargai kebudayaan/peradaban Islam sebagai warisan yang bernilai sangat tinggi. • Aku bangga dan bersyukur mengenal kekayaan warisan dan sejarah kebudayaan/peradaban Islam. • Menginspirasi (mengilhami) bahwa jejak sejarah masa lalu dapat menjadi contoh berharga untuk membangun kebudayaan/peradaban baru yang lebih gemilang. Rangkuman Puncak kejayaan Dinasti Ayyubiyah berlangsung di masa kekhalifahan Ṣalahuddin al- Ayyubi. Ia dikenal sebagai seorang panglima perang yang gagah berani dan disegani, juga seorang yang sangat memperhatikan kemajuan pendidikan. Pada masanya, perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat. Kota Damaskus menjadi salah satu kota pengetahuan yang tercatat sepanjang sejarah. Nizam al-Mulk termasyhur dengan lembaga Pendidikan bersejarahnya Madrasah Niẓamiyah. Namun madrasah terbesar dalam sejarah Pendidikan Islam adalah yang didirikan oleh Ṣalahuddin al-Ayyubi. LATIHAN SOAL a) Berilah tanda (x) pada jawaban yang benar di bawah ini! 1. Ibukota Suriah adalah……… A. Damaskus B. Mesir C. Palestina D. Aleppo 2. Dahulu, lembaga pendidikan tinggi disebut……. A. Halaqah C. Zawiyah B. Hanqa D. madrasah 3. Masjid Al-Azhar didirikan oleh dinasti….. A. Al-Ayyubiyah C. Abbasiyah B. Fathimiyah D. Umayyah 4. Rumah sakit kedua yang didirikan di Damaskus adalah……….. A. Rumah sakit al-Walid B. Rumah sakit al-Nuri 110 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs C. Rumah sakit al-Halb D. Rumah sakit Bagdad 5. Nama lain dari kota Aleppo adalah……. A. Halb B. Suriah C. Palestina D. Mesir 6. Paleografi artinya….. A. Ilmu tulisan kuno B. tulisan bagus C. Khat D. tulisan Arab kuno 7. Berikut ini adalah jenis tulisan indah (kaligrafi ), kecuali…. A. Naskhi B. Kufi C. Tsuluts D. Hiroglif 8. Universitas Al-Azhar terletak di Negara…… A. Arab Saudi B. Mesir C. Suriah D. Palestina 9. Ulama besar yang menjadi pengajar Al-Azhar pada masa Dinasti Ayyubiyah…... A. Ibnu Maymun B. Al-Suyuti C. Al-Baghdadi D. As-Syamsuddin 10. Nama dokter pribadi Salahuddin Al-Ayyubi yang beragama Yahudi adalah…… A. Abdul Latif C. Jauhar al-Saqili B. Ibnu Maymun D. Abul Qasim b) Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Bandingkan perkembangan ilmuwan dan ulama masa Abbasiyah dengan perkembangan ilmuwan dan ulama masa Dinasti Ayyubiyah! 2. Simpulkan peranan ilmuwan dan ulama Dinasti Ayyubiyah dalam membawa kejayaan Dinasti Bani Ayyubiyah! 3. Berikan pendapatmu tentang Al-Azhar ! 4. Apa saja pelajaran yang dapat kita peroleh dari mengenal lebih dekat ilmuwan Dinasti Ayyubiyah? 5. bukti sejarah kemajuan pendidikan masa Dinasti Ayyubiyah? PENGAYAAN 1. Cari dan kumpulkan data tentang masjid atau bangunan yang menunjukkan kegemilangan arsitektur masa Dinasti Ayyubiyah! 2. Bedakan dan kelompokkan ilmuwan dan ulama yang berjasa besar membangun kejayaan Dinasti Ayyubiyah! Jelaskan pula karya mereka masing-masing! REMEDIAL Berilah tugas kepada siswa yang belum menguasai materi untuk mempelajari materi kepada teman atau kepada guru diluar kelas atau dirumah, dan tagihlah siswa tersebut untuk menerangkan materi yang diminta oleh guru pada pertemuan berikutnya Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan contoh: pada saat jam belajar, apabila masih ada waktu, atau di luar jam pelajaran (30 menit setelah jam pelajaran selesai). 111 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs KUNCI JAWABAN DAN PENILAIAN 1. Format Penilaian “Aktivitasku” a) Format Penilaian No. Nama Siswa Aspek yang Dinilai Skor maks Nilai Ketuntasan Tindak Lanjut 123 T TT R P b) Aspek dan rubrik penilaian: 1) Kejelasan dan kedalaman informasi. a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, skor 30. b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, skor 20. c. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi kurang lengkap, skor 10. 2) Keaktifan dalam diskusi. a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30. b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20. c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10. 3) Kejelasan dan kerapian presentasi. a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40. b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30. c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20. d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 10. c) Pedoman Penskoran ������������������������������ = ������������������������������ℎ ������������������������������ ������������������������ ������������������������ ������������������������������������������������ℎ×10 ������������������������������ℎ ������������������������ ������������������������������������������������ (16) 2. Pilihan Ganda a) Kunci Pilihan ganda 1A 3B 5A 7D 9C 2 D 4 B 6 A 8 B 10 B b) Pedoman pen-skoran Jumlah jawaban benar x 1 = nilai (maksimal 10 x 1=10) 112 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs 3. Uraian Skor a) Pedoman Penskoran 4 No. Rubrik Penilaian Soal 4 1 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan tentang keduanya sangat lengkap 4 dan sempurna, skor 4. 4 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan tentang keduanya lengkap, skor 3. c. Jika Peserta didik dapat menuliskan tentang keduanya tidak lengkap, 20 skor 2 2 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan dengan sangat lengkap dan sempurna, skor 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan dengan lengkap, skor 3 c. c. Jika Peserta didik dapat menuliskan tidak lengkap, skor 2 3 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 3 manfaat, skor 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 2 manfaat, skor 3 c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 manfaat, skor 2 4 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan 3 manfaat, skor 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan 2 manfaat, skor 3 c. Jika Peserta didik dapat menuliskan 1 manfaat, skor 2 5 a. Jika Peserta didik dapat menuliskan sangat lengkap dan sempurna, skor 4 b. Jika Peserta didik dapat menuliskan lengkap, skor 3 c. Jika Peserta didik dapat menuliskan tidak lengkap, skor 2 Jumlah Skor 113 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs DAFTAR PUSTAKA Al-Suyuti. 2003. Tarikh al-Khulafā`. Mesir: Dār al-Yaqīn al-Isy, Yusuf. 2009. Dinasti Abbasiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Ali, K. 1997. Sejarah Islam: Tarikh Pramodern, Jakarta: Sri Gunting. Chalil, Moenawar. 1955. Biografi Empat Serangkai Imam Madzhab. Jakarta: Bulan Bintang Chair, Abdul. 2002. Dinasti Umayyah, Ensiklopedia Tematis Dunia Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Darsono. 2004. Tonggak Sejarah Kebudyaan Islam. Surakarta: Tiga Serangkai. Dasuki, Hafi dz, Dkk. 1993. Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. Hasan, Ibrahim Hasan. t.t. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta: Penerbit Kota. Muhammad Ilyas Wahid N. Abbas, 2009. Kazanah Sejarah Kebudayaan Islam. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Sunanto, Musyrifah. 2004. Sejarah Islam Klasik. Jakarta: Prenada Media Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Press. Yuslem, Nawir. 2003. Ulumul Hadis. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya. Zuhairin. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 114 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013 Buku Ajar VIII MTs 115 Sejarah Kebudayaan Islam, Kurikulum 2013