Apa saja yang menjadi kesunahan dalam penyembelihan?

Segala bentuk ibadah perlu persiapan untuk kesempurnaan. Ini penting agar ibadah itu tidak dibiarkan polos tanpa aksesori dan kemasan. Padahal aksesori dan kemasan sangat diperlukan terutama sekali perihal ibadah termasuk ibadah menyembelih.<>Tetapi tanpa persiapan pun hewan sembelihan halal dimakan kecuali hewan yang disembelih oleh kalangan majusi atau pemeluk agama bumi seperti Hindu dan Budha. Hewan yang disembelih oleh ahli kitab juga halal. Semua hewan sembelihan halal dimakan kecuali sembelihan yang dimaksudkan untuk selain Allah atau karena nazar.

Persiapan itu mencakup sejumlah sunah seperti disebutkan di dalam kitab-kitab fiqih. Ulama menyebutkan sedikitnya lima hal yang dianjurkan untuk dilakukan pada penyembelihan. Syekh Abu Syuja‘ dalam Ghoyatut Taqrib mengatakan

ويستحب عند الذبح خمسة أشياء التسمية والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم واستقبال القبلة والتكبير والدعاء بالقبول

Ketika menyembelih, disunahkan melakukan 5 hal. Pertama, menyebut nama Allah. Kedua, mengucapkan selawat bagi Rasulullah SAW. ketiga, mengarah qiblat. Keempat, membaca takbir. Kelima, mengucap doa agar amal korbannya diterima Allah.Sedangkan doa yang dibaca sesaat sebelum menyembelih disebut di bawah ini.

اللهم هذه منك وإليك فتقبل

Lima sunah ini berlaku untuk penyembelihan hewan kapanpun kecuali membaca takbir dan doa. Karena keduanya merupakan kesunahan khusus bagi penyembelihan hewan qorban Idul Adlha seperti dikatakan Syekh Nawawi Banten dalam syarh Fathul Qarib, Tausyih Ibni Qasim.

Dalam Tausyih Ibni Qasim, Syekh Nawawi Banten mengatakan sunah menyembelih itu sebenarnya sembilan termasuk lima yang disebutkan di atas.

Keenam, mempertajam golok potong tidak di hadapan hewan sembelihan. Ketujuh, menjalankan dan menekan golok potong di saat memaju-mundurkan golok pada leher hewan sembelihan. Kedelelapan, membaringkan kambing pada sisi kiri tubuhnya dengan mengikat tiga kakinya kecuali kaki kanan bagian belakang. Cara ini juga berlaku bagi unta (termasuk sapi atau kerbau). Hanya saja kaki unta yang tidak diikat ialah kaki kiri bagian depan. Kesembilan, menyediakan air untuk kemungkinan minum hewan qorban yang akan disembelih. Wallahu A‘lam.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Jakarta, Muslim Obsession – Idul Adha sebentar lagi akan tiba. Hari raya satu ini selalu dinanti-nanti setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia.

Salah satu yang dinanti tentunya adalah momen kurban atau menyembelih hewan, baik mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci maupun mereka yang berada di Tanah Air.

Menurut Ustadz Syamsuri Halim, dalam melaksanakan penyembelihan hewan kurban, memang tidak bisa sembarangan. Agama Islam memberikan beberapa tuntunan, di antara sunnah berkurban yaitu:

“Pertama, pilihlah hewan yang sehat dan gemuk. Dalam mencari hewan kurban, bukan hanya yang telah memenuhi syarat saja namun disunnahkan yang banyak dagingnya. Awas, jangan pilih hewan yang cacat, misal tanduknya patah, atau giginya tanggal. Harus yang sehat dan tidak cacat walau sedikit,” kata Ustadz Syamsuri, pada sebuah pengajian di Jakarta, belum lama ini.

Ustadz Syamsuri melanjutkan, sunah yang kedua adalah waktu penyembelihan hewan kurban harus disembelih setelah shalat Idul Adha atau hari tasyrik.

“Jika disembelih sebelum sholat Idul Adha menjadi batal dan tidak dianggap kurban yang disunnahkan pada bulan Dzulhijjah. Waktu penyembelihan disunnahkan untuk dilakukan pada siang hari agar terlihat jelas dua urat yang harus putus saat proses penyembelihannya,” paparnya.

Dan yang ketiga soal penyembelih kurban sebaiknya seorang muslim sebab penyembelihan adalah ibadah maka syarat ibadah adalah Islam.

“Dan yang keempat, alat menyembelih hewan harus menggunakan alat yang tajam, tidak boleh yang tumpul. Karena itu sama saja kita menyisa mereka. Ini penting supaya hewan sembelihan tidak kesakitan terlalu lama,” terangnya.

Kelima saat menyembelih hewan kurba harus menghadap kiblat. Saat menyembelih disunnahkan hewan sembelihan dihadapkan ke arah kiblat dan penyembelih juga dianjurkan menghadap kiblat.

“Disarankan bagi yang berkurban juga ikut melihat saat pemotongan hewan kurban, dan sebelum dipotong sambil kita berdoa dalam hati, “Ya Allah, hewan ini merupakan pemberian-Mu, dan dikembalikan lagi pada-Mu, maka terimalah kurban ini dariku,” pungkasnya. (Way)

AKURAT.CO, Islam merupakan agama yang mengatur segala persoalan. Baik hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Allah, sebagai sang khalik. Salah satu perkara yang diatur dalam syariat Islam ialah proses penyembelihan hewan kurban.

Proses penyembelihan hewan kurban memiliki beberapa peraturan yang harus dilaksanakan. Seperti waktu penyembelihan, jenis hewan, dan tata cara penyembelihan. Tidak hanya itu, dalam proses penyembelihan hewan kurban juga ada beberapa perkara sunah dan makruh yang patut diketahui.

Berikut beberapa perkara sunah dalam prosesi penyembelihan hewan kurban, dilansir dari surat edaran Kementerian Agama RI No.31 tahun 2020.

1. Memakai alat potong yang tajam sehingga memudahkan proses penyembelihan

2. Hewan yang disembelih menghadap kiblat

3. Memotong dua urat yang ada di kanan dan kiri hewan agar cepat meninggal

4. Disunahkan membaca lafaz:

Istimewa

Bismillahi Allahu akbar

Artinya: Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar

Sementara itu, untuk persoalan siapa yang berhak mendapatkan daging kurban, pada dasarnya semua lapisan masyarakat berhak mendapatkannya. Namun kaum fakir miskin yang menjadi prioritas utama.

Selain itu, orang yang berkurban juga memiliki hak bagian daging dari hewan yang dikurbankan. Pembagian daging kurban juga disunahkan disegerakan.

Adapun untuk hal-hal yang dimakruhkan dalam penyembelihan hewan kurban, adalah sebagai berikut:

1. Menyembelih sampai putus leher hewan kurban

2. Menyembelih dengan alat potong yang kurang tajam

3. Menguliti atau memotong daging hewan kurban sebelum benar-benar meninggal

Demikianlah beberapa perkara sunah dan makruh dalam prosesi penyembelihan hewan kurban. Wallahu a'lam bishawab.[]

Jakarta -

Berkurban adalah salah satu amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah pada bulan Dzulhijjah. Ada beberapa sunnah sebelum berkurban yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam. Tentunya, agar ibadah kurban menjadi lebih sempurna dan sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW.

Perlu diketahui, hukum dari berkurban sendiri adalah sunnah muakad, terutama bagi orang yang memiliki kemampuan materil untuk itu. Artinya, sangat dianjurkan tetapi sifatnya tidak wajib.

Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Al Baihaqiy, diceritakan bahwa Abu Bakar dan Umar bin Khattab tidak berkurban dalam satu atau dua tahun, sebab khawatir orang-orang mengira hal itu adalah wajib.

Adapun sunnah-sunnah sebelum berkurban bagi yang hendak melaksanakannya seperti yang dirangkum detikHikmah dari sejumlah sumber adalah sebagai berikut:

1. Berkurban yang terbaik bila memiliki keluasan rezeki dari Allah

Menurut buku 'FIkih Jumhur #1: Masalah-Masalah Fikih yang Disepakati Mayoritas Ulama' karya Dr. Muhammad Na'im Muhammad Hani Sa'i, hal tersebut sesuai dengan madzhab Imam Ahmad, Syafi'i, dan Abu Hunaifah dalam Majmu' Fatawa 34/35 yang berpendapat bahwa hewan kurban yang paling afhdol adalah unta, sapi, kemudian kambing. Domba juga masih lebih afdhol dari pada kambing kacang.

عَنْ أَنَسِ بنِ مَالِكٍ - رضي الله عنه - - أَنَّ اَلنَّبِيَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ يُضَحِّي بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ, أَقْرَنَيْنِ, وَيُسَمِّي, وَيُكَبِّرُ, وَيَضَعُ رِجْلَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا. وَفِي لَفْظٍ: ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ

Artinya: Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berkurban dengan dua gibas (domba jantan) putih yang bertanduk, lalu beliau mengucapkan nama Allah dan bertakbir, dan beliau meletakkan kedua kakinya di pipi kedua gibas tersebut (saat menyembelih). Dalam lafazh lain disebutkan bahwa beliau menyembelihnya dengan tangannya," (HR. Bukhari dan Muslim)

H. Abdul Somad, Lc, MA dalam bukunya '33 Tanya Jawab Seputar Qurban', hewan yang afdhol disembelih adala hewan yang paling banyak dagingnya karena tujuan akhirnya agar fakir miskin dapat memperoleh daging kurban yang banyak. Sebab itulah, berkurban lebih diutamakan bagi yang mampu dalam hal materil.

2. Tidak memotong kuku dan rambut

Menurut buku yang bertajuk Panduan Ringkas Ibadah Qurban karya Wahyu Dwi Prastyo, saat memasuki 10 awal bulan Dzulhijjah, bagi yang hendak melaksanakan ibadah kurban disunnahkan untuk tidak memotong rambut dan kuku ketika sudah masuk bulan Dzulhijjah.

Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar Al Makki telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Abdurrahman bin Humaid bin Abdurrahman bin 'Auf bahwa dia mendengar Sa'id bin Musayyab menceritakan dari Ummu Salamah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Jika telah tiba sepuluh (dzul Hijjah) dan salah seorang dari kalian hendak berkurban, maka janganlah mencukur rambut atau memotong kuku sedikitpun." Dikatakan kepada Sufyan, "Sebagian orang tidak memarfu'kan (hadits ini)?" Sufyan menjawab, "Akan tetapi saya memarfu'kannya." (HR. Muslim No. 3653)

Adapun sunnah bagi yang berkurban lebih dari satu hewan, dibolehkan baginya untuk memotong rambut dan kuku setelah disembelihnya hewan yang pertama. Namun, sunnah ini hanya berlaku bagi yang berkurban saja, tidak berlaku bagi anggota keluarga yang lain.

3. Menyembelih hewan kurban sendiri

Menyembelih hewan kurban sendiri disunnahkan bagi seorang shohibul qurban atau orang yang berkurban. Dalil yang menjelaskannya adalah sebagai berikut:

Telah menceritakan kepada kami Hafs bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Al Aswad bin Qais dari Jundab ia pernah menyaksikan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di hari raya kurban (idul adla) mendirikan shalat, kemudian berkhutbah dan bersabda:

"Barangsiapa menyembelih sebelum sholat, hendaklah ia menyembelih kembali dengan sembelihan lain sebagai gantinya, dan barangsiapa belum menyembelih, hendaklah menyembelih dengan menyebut nama Allah." (HR. Bukhari).

Disunnahkan juga pada hari-hari awal bulan Dzulhijjah untuk memperbanyak amal shalih. Sebab, amalan-amalan pada waktu itu memiliki keutamaan yang besar, misalnya berpuasa atau amalan-amalan yang lain.

Nah, jadi untuk sahabat hikmah yang hendak berkurban, jangan lupa untuk menerapkan sunnah-sunnah sebelum berkurban di atas, ya!

(erd/erd)

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA