Apa saja metode yang digunakan dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung

Ilustrasi proses pembuatan keramik. Sumber: Freepik.com

Keramik adalah salah satu kerajinan tangan yang menggunakan tanah liat sebagai bahannya. Prosesnya melalui pembakaran dengan suhu minimal 700 derajat celsius. Hasil kerajinan keramik biasa dijadikan sebagai hiasan seperti vas bunga, hiasan lampu, guci, pot bunga, piring hias, dan mug.

Cara membuat keramik membutuhkan waktu yang cukup lama. Dibutuhkan kesabaran agar keramik yang dihasilkan memuaskan dan sesuai dengan yang diharapkan. Kurangnya rasa sabar justru akan membuat hasil kerajinan keramik tidak sesuai harapan.

Amir Khosim dalam buku Geografi kelas X menjelaskan soal bagaimana proses pembuatan keramik. Ada 6 tahapan pembuatan keramik yang harus dilewati, yaitu:

Tanah liat yang masih berupa bubuk harus diolah terlebih dahulu dengan cara disaring dalam kondisi basah. Maksudnya, ketika akan disaring, tanah dicampur dengan air agar debunya tidak beterbangan sekaligus membuat tanah liat lebih mudah dibentuk.

Kemudian, tanah dijemur selama satu sampai dua minggu hingga menjadi semakin liat. Agar tetap lembap dan liat saat dipakai, tanah harus disimpan di dalam plastik yang terlindung dari cahaya.

Langkah selanjutnya adalah pembentukan tanah liat sesuai dengan kreativitas masing-masing. Dikutip dari buku Pend Seni Rupa SMP 1 (K-04) oleh Dedi Nurhadiat, ada empat teknik yang digunakan dalam pembentukan tanah liat, yaitu teknik lintingan, pijitan, butsir, dan putar.

Teknik lintingan adalah teknik yang digunakan dengan cara menyusun lintingan-lintingan kecil. Teknik pijitan adalah teknik yang digunakan dengan cara menyusun keratan lempengan bahan sesuai dengan rencana pembuat.

Teknik butsir adalah cara mengurangi sedikit-demi sedikit bahan menggunakan sudip hingga bahan terbentuk. Sedangkan teknik putar adalah teknik membuat keramik dengan menggunakan alat bernama kickwell/handwell. Teknik yang paling sering digunakan oleh para pengrajin keramik adalah teknik putar.

Ilustrasi proses pembuatan keramik. Sumber: Freepik.com

Setelah dibentuk, keramik dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Jika keramik dirasa sudah kering, proses bisa dilanjutkan ke tahap berikutnya.

4. Pembakaran tahap pertama

Keramik akan dibakar hingga dua kali. Pada tahap pertama, keramik dibakar selama 9 jam pada suhu 900 derajat celsius. Setelah sampai pada suhu dan waktu tersebut, keramik tidak boleh langsung diambil. Sebab, keramik akan mengalami thermal shock (perubahan suhu yang drastis) dari oven yang panas menuju suhu ruangan.

Jika langsung dikeluarkan, keramik kemungkinan besar akan pecah dan oven bisa rusak. Oleh karena itu, keramik bisa didiamkan terlebih dahulu hingga oven mencapai suhu 0 derajat. Biasanya, untuk mencapai suhu tersebut, waktu yang dibutuhkan mencapai dua hari dua malam.

Pada tahap finishing, keramik bisa dihaluskan dan diwarnai sesuka hati. Alat yang digunakan untuk menghaluskan biasanya adalah ampelas.

Setelah keramik jadi sesuai dengan bentuk yang diinginkan, keramik dibakar kembali untuk membuatnya lebih kuat. Pembakaran kedua ini dilakukan pada suhu 1.220 derajat celsius selama 10 jam.

Setelah pembakaran kedua, keramik sudah siap untuk dijual, dijadikan hiasan, atau digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

Kerajinan Keramik merupakan jenis kerajinan yang dibuat dari bahan lunak.

Bahan lunak adalah bahan yang mudah dibentuk. Seperti contoh tanah liat.

Tanah liat mudah dibentuk menjadi bahan kerajinan dengan berbagai macam, yaitu bisa dibentuk menjadi batu bata, gerabah dan tentu keramik ini.

Berikut lebih jelasnya baca artikel mengenai kerajinan berbahan lunak.

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis memerlukan keterampilan tertentu dalam pengolahan dan penanganannya.


Apa saja metode yang digunakan dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung


Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, dan yang lainnya.

Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan.

Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik akan menghasilkan produk yang baik.

Demikian sebaliknya, kesalahan pada tahapan awal akan menghasilkan produk yang kurang baik.

Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat produk keramik, yaitu sebagai berikut.

a. Pengolahan Bahan

Tujuan pengolahan bahan ini adalah mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi bahan keramik plastis yang siap pakai.

Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah dan kering, dengan cara manual (menggunakan tangan) ataupun masinal (bantuan mesin).

Di dalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan, antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air.

Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ball mill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam.


Apa saja metode yang digunakan dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung


Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60-100 mesh.

Pencampuran dan pengadukan bertujuan mendapatkan campuran bahan yang homogen atau seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual dan masinal dengan blunger dan mixer.

Proses pengadukan dilakukan untuk mendapatkan keseragaman material struktur dalam tanah. Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi bahan keramik plastis.

Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress. Tahap terakhir adalah pengulian. Pengualian dimaksudkan untuk menghomogenkan masa bahan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Masa bahan keramik yang telah diuleni, disimpen dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.

b. Pembentukan

Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan bahan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki. Bentuk-bentuk yang dapat dijadikan acuan adalah bentuk dasar silindris (tabung) dan bentuk dasar kubistis (kotak). Bentuk dasar tersebut digunakan karena proses pembentukannya menggunakan kesetimbangan masa bahan tanah yang berkaitan dengan kadar air didalamnya.


Apa saja metode yang digunakan dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung


Ada 3 teknik utama dalam membentuk benda keramik, yaitu pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).

1) Pembentukan Tangan Langsung (Handbuilding)

Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini yaitu teknik pijat (pinching), dilakukan dengan membuat bentuk dasar keramik terlebih dahulu, misalnya bentuk silindris. Setelah terbentuk, kemudian dilakukan penekanan-penekanan pada permukaan luar dan permukaan dalam untuk melanjutkan ke bentuk pengembangan, contohnya dari silindris kemudian dibentuk vas bunga dengan berbagai ukuran.

Teknik pilin (coiling), dilakukan dengan membuat sejumlah pilinan (bentuk seperti tambang/tali) sesuai dengan ukuran keramik yang akaj dibuat. Pilin yang paling bawah berukuran paling besar, susunan pilin ke atas biasanya semakin kecil. Setelah pilinan-pilinan dibuat, kemudian disusun ke atas mengikuti bentuk keramik yang akan dibuat. Setelah terbentuk, pilinan-pilinan yang sudah melekat dihaluskan dengan tangan atau dengan bantuan alat sudip.

Teknik lempeng (slabbing), keramik dibuat dengan menyatukan sejumlah lempengan-lempengan tanah liat yang tipis. Lempengan-lempengan tanah liat disatukan dan disesuaikan dengan bentuk yang akan dibuat.

2. Pembentukan dengan Teknik Putar

Pembentukan dengan teknik putar adalah teknik yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik.

Pembentukan keramik dengan teknik putar merupakan teknik atau cara yang paling banyak dipakai dalam memhuat keramik di indonesia.

Karena kekhasannya tersebut, teknik ini menjadi ikon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan teknik yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk feeling/kepekaan rasa dalak membentuk sebuah benda keramik.

Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan teknik ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder, misalnya piring, mangkuk, vas dan guci. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar).

Meja putar dapat berupa alat putar manual dan alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik. Secara singkat, tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan),  rising (membuat ketinggian benda), dan refining the contour (merapikan).

3) Pembentukan dengan Teknik Cetak

Dalam teknik ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan, tetapi menggunakan bantuan cetakan (mold) yang dibuat dari gypsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu cetak padat dan cetak tuang (slip).

Pada teknik cetak padat, bahan baku yang digunakan adalah bahan tanah liat plastis. Adapun pada teknik cetak tuang, bahan yang digunakan berupa bahan tanah liat slip/lumpur.

Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung.

Setelah benda keramik selesai dibentuk, tahap selaniutnya adalah pengeringan. Tujuannya untuk menghilangkan air yang terikat pada bahan keramik. Ketika bahan keramik dikeringkan akan terjadi 3 proses penting, yaitu :

1) Air pada lapisan antar partikel tanah liat mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti.

2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi penyusutan.

3) Air yang terserap pada permukaan partikel akan hilang.

Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak atau cracking terlebih pada tahap pertama. Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakan karena hilangnya air secar tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak. Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak jadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.

Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik. Proses ini mengubah masa yang rapuh menjadi masa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dibuat dalam sebuah tungku/furnace bersuhu tinggi. Ada beberapa parameter yang memengaruhi hasil pembakaran yaitu suhu sintering/matang, atmosfer tungku, dan tentu saja mineral yang terlibat.

Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Salah satu contoh pembakaran dalam pembuatan keramik adalah pembakaran biskuit. Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik.

Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang dibakar pada kisaran suhu 700-1000 derajat Celcius. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, dan kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan glasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.

Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum melakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot atau dikuas.

Untuk benda-benda kecil sampai sedang, pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang. Untuk benda-benda yang besar, pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.

Semua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Dalam pembuatan karya kerajinan bahan lunak dari tanah liat yang menjadi keramik termasuk dalam kategori produksi terus-menerus karena semua tahapan pembuatan tidak dapat dibalik dan harus urut dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.

Kemasan produk keramik dibuat dengan bahan kertas bekas. Kertas bekas yang dimaksud adalah kertas bungkus semen. Membuat kemasan produk keramik harus menyesuaikan ukuran keramik yang akan dikemas di dalamnya.

Berilah hiasan pada tampilan luar kemasan dengan beraneka macam warna dan gambar disertai tulisan yang menunjukkan pembuatnya. Untuk mengemas karya keramik yang berukuran besar dapat dibuat dengan kemasan silinder mengikuti ukuran produk, sedangkan untuk karya berukuran kecil (souvenir) dapat dibuat aneka bentuk kemasan yang disesuaikan dengan ukuran produk.

Bahan lain yang dapat digunakan sebagai kemasan produk keramik adakah plastik mika transparan. Berikan tulisan dan warna yang menarik pada plastik menggunakan model sablon sehingga produk Anda dapat dikenal oleh orang lain. Ujung plastik diikat menggunakan pita yang warnanya disesuaikan dengan warna-warna dalam produk keramik.

Sumber :lirafli