Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia brainly?

Peserta Didik dalam Pandangan Teori Emperisme, Naturalisme, Nativisme, dan Konvergensi

  • By: Admin
  • Jumat, 20/09/19

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah seutu proses yang memiliki tujuan yang sangat jelas biasanya diupayakan untuk menciptakan pola-pola tertentu pada anak atau peserta didik pada setiap suasana pendidikan yang mengandung tujuan-tujuan, malumat-maklumat yang berkenaan dengan pengalaman-pengalaman yang dapat dinyatakan sebagai kandungan. Dan untuk mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan aspek-aspek yang lain seperti metode, media dan aspek lain dari pada pendidikan itu.Olehnya itu dalam merumuskan suatu kurikulum pendidikan tentunya melibatkan aspek komponen utama yaitu: tujuan-tujuan, kandungan dan metode yang disesuaikan dengan kpendidikan Islam yang belaku.

Dalam merumuskan sebuah tujuan pendidikan tentunya membutukan suatu usaha pemikiran yang jelas dan komprehensip. Karena tujuan pendidikan merupakan perkara yang sanngat penting. Sebab ia menentukan kandungan dan metode yang akan dipergunakan dalam merealisasikan pendidikan tersebut.

Dalam proses pendidikan, metode mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam kaitannya dengan usaha mencapai tujuan, karena ia menjadi sarana yang bermakna-kan materi pejalajar yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami atau diserap materi pelajaran tersebut melalui hal itu. Tanpa metode, maka tentunya suatu materi pelajaran pendidikan Islam tersebut, tidak dapat berproses, tidak dapat berproses secara efesien dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan.

Penerapan sebuah sistim pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai hasil yang optimal, maka tentunya seluruh sub sistem yang merupakan bagian dari sebuah sistim pendidikan itu, diupayakan dapat berjalan secara optimal pula. Karena sistim adalah kesatuan dari bagian bagian yang saling bergantung satu dengan yang lainnya guna menghasilkan suatu daya atau kemampuan dalam mewujudkan suatu maksud/tujuan, seperti haldalam pencapaian maksud/tujuan pendidikan yang dicita-citakan sebuah lembaga pendidikan tersebut.

Dari segi bahasa (etimologi)."Education(Pendidikan) berasal dari bahasa latine, ex(out) yang berarti keluar dan"ducere ducberarti mengatur. memimpin, mengarahkan (to lead). Secara harfiah berarti mengumpulkan dan menyampaikan informasi. dan menyalurkan kemanpuan (bakat-bakat). Pada dasanya pengertian pendidikan ini terkait dengan konsep penyampaian informasi dan pengembangan bakat yang tersebunyi.

Menurut Jhon Stuart Mill.Not only does education include whatever we do for our selves and whatever is on for us by others for the exprespurpose of bringing us nearer to the perfection of our nature, it dos more in its. Largets acceplasion: it ciprehends even indirect efforts prodesed on caracter, and on the human fiacultiles by things of which the direct purposes are quite diffrent.

(Pendidikan tidak hanya mencakup apa yang kita lakukan dan dilakukan oleh orang lain untuk kita sendiri. Dalam hal ini pendidikan membawa pada kesempunaan potensi pembawaan kitaini. Selain itu ia mempunyai pengertian yang lebih luas, yaitu pendidikan mempunyai tujuan langsung dan tidak langsung Tujuan tidak lansung. Tujuan tidak langsung membentuk karakter dan kemampuan manusia, sedangkan tujuan secara langsung para ahli masih berbeda pendapat).

Pendidikan adalah proses penyesuaian yang secara fisik dan mental berkembang bebas dan sadar terhadap Tuhan seperti yang diwujudkan dalam pikiran dan perasaan, dan diwujudkan dalam lingkungan manusia baik intelektual maupun emosional.

Pendidikan adalah proses latihan moral, mental dan fisik secara terus menerus dikembangkan untuk generasi muda. Melalui proses itu, generasi muda menerima cita-cita dan kebudayaan mereka. Ahli pendidikan menggunakan kata pendidikan untuk dua pengertianPertama.dalam pengertian yang lebih luas, ia mengajukankan semua pengaruh fisik, biologis, moral dan sosial, yang menentukan jalannya pribadi dan bangsa.Kedua.Dalam pengertian sempit, ia menujukkan pengeruh tertentu, yang disusun dan direncanakan oleh guru di sekolah, di perguruan tinggi atau di tempat pendidikan lainnya. Dengan demikian, pendidikan adalah rangkuman proses dan pengaruh dalam semua aspek kehidupan siswa.

Pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan itu sendiri. DR. Ali Abd Halim Mahmud mengatakan di dalam buknya,AI-Tarbiyat fil al-Quran fi surat al-maidatada tiga hal penting yang dibutuhkan manusiadi dalam pendidikan,pertama.memperbaiki dan meluruskan aqidah dari hurafat.Kedua,menagarahkan untuk, menyembah kepada Allah yangmenciptakannya,ketiga,memahami bagaimana berhubungan dengan Allah SWT dengan dirinya, bersama dengan orang lain bahkan bersama Syaitan Jin dan manusia.

Salah satu komponen pendidikan yang terpenting adalah peserta didik atau dapat disebut juga dengan obyek sekaligus subyek dalam dimensi sebuah pendidikan.

Sasaran pendidikan adalah manusia/peserta didik. Dengan pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya dan merupakan sarana yang membuat manusia menjadi lebih berguna. Pendidikan memerlukan pemahaman terhadap hakekat manusia. karena menjadi landasan serta memberikan acuan bagi pendidik dalam bersikap, menyusun strategi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dalam melaksanakan interaksi edukatif dan perkembangan iptek yang pesat.

Hakekat manusia adalah sebagai makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial, yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.

Peserta didik merupakan makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya dan dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati dalam proses perkembangan peserta didik sebagai makhluk Tuhan yang mengandung kemungkinan baik dan jahat karena perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial. Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipil membedakan manusia dari hewan. Wujud sifat hakekat manusia : kemampuan menyadari diri, kemampuan bereksistensi, pemilikan kata hati, moral, kemampuan bertanggung jawab, rasa kebebasan , kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak, kemampuan menghayati kebahagiaan. Dalam hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan juga memiliki empat demensi : individu, sosial, susila, agama. Sifat hakekat manusia dengan segenap demensinya hanya dimiliki manusia, dan memberikan tempat kedudukan pada manusia sehingga derajatnya lebih tinggi daripada hewan dan sekaligus menguasai hewan.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini akan difokuskan pada masalah-masalah sebagai berikut:

  1. 1. Bagaimana Peserta Didik Dalam Pandangan Teori Emperime?
  2. 2. Bagaimana Peserta Didik Dalam Pandangan Teori Naturalism?
  3. 3. Bagaimana Peserta Didik Dalam Pandangan Teori Nativisme?
  4. 4. Bagaimana Peserta Didik Dalam Pandangan Teori Konvergeni?

C. Pembahasan

1. Aliran Empirisme

Aliran ini mengatakan bahwa anak yang baru dilahirkan itu dapat diumpamakan sebagai kertas putih bersih yang belum ditulisi (a sheet white paper avoid of all characters). Jadi sejak lahir anak itu tidak mempunyai bakat dan pembawaan apa-apa. Anak dapat dibentuk sekehendak pendidikannya. Aliran ini berlawanan dengan kaum nativisme karena berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia dapat dididik menjadi apa saja (ke arah yang yang baik atau ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.

Analisis Teori ini dipandang berat sebelah/ekstrim karena hanya mementingkan

peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan dan teori ini tidak

memperhatikan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir ( kecerdasan,

kemauan ) karena keberhasilan anak juga ditentukan oleh kemampuan dasar dan

kemauan keras untuk mengenbangkan bakat yang dimiliki

Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan namaoptimisme pedagogis.

2. Aliran Naturalisme

Nature artinya alam atau apa yang di bawa sejak lahir. Hampir senda dengan aliran nativisme, maka aliran ini (naturalisme) berpendapat bahwa pada hakikatnya semua anak (manusia) sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana basil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya atau yang mempengaruhinva. Jika pengaruh/pendidikan itu baik akan menjadi baiklah la, akan tetapi jika pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya. Seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini. yaitu J.J. Rousseau sebagai berikut, "Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi rusak di tangan manusia". Oleh karena itu sebagal pendidik Rousseau menggajukan penidididkan alam". Artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.

Dalam hal ini pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam, agar pembawaan tidak rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan. Perlunya permainan bebas kepada anak untuk mengembangkan pembawaan, kemampuan, dan kecenderungan anak.

3. Aliran Nativisme

Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasiI perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Jadi. kalau benar pendapat tersebut, percumalah kita mendidik, atau dengan kata lain pendidikan tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan, hal ini disebutpesimisme pedagugis.Bayi lahir dengan pembawaan baik/buruk,tidak dapat diubah kekuatan luar. Hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang dibawa sejak lahir Lingkungan /pendidikan tidak berdaya mempengaruhi perkembangan anak ?Mendidik = membiarkan anak tumbuh berdasarkan pembawaannya.

4. Aliran Konvergensi

Aliran ini berasal dan ahli ilmu bangsa Jerman bernama William Sterm. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan perkembangan manusia. Aliran ini memadukan antara pembawaan sejak lahir dengan pengaruh lingkungan yang diistilahkan dengan faktor dasar dan faktor ajar.

Memperhatikan aliran-aliran tersebut di atas terlihat adanya beberapa aliran seirama dengan al-Qur'an meskipun tidak semua paham dalam aliran tersebut benar. Terlihat misalnya pada aliran nativisme yang seirama dengan potensi dasar yang dimiliki oleh seseorang yang sering diartikan dengan fitrah. Seperti pada firman Allah dalam (Q.S. ar-Rum [30]:30).

Artinya:Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Demikian juga dengan konsep aliran empirisme yang mengatakan bahwa faktor ajarlah yang menentukan ini bisa saja ada yang sejalan dengan firman Allah: (Q.S. an?Nahl [16): 70).

Artinya:Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yangpaling lemah (pikun), supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa.

D. Kasimpulan

Setelah dikemukakan beberapa pandangan teori terhadap peserta didik

dalam pendidikan maka dapatlah dikemukakan kesimpulannya sebagai merikut:

1. Sasaran pendidikan adalah manusia/peserta didik. Dengan pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya dan merupakan sarana yang membuat manusia menjadi lebih berguna. Pendidikan memerlukan pemahaman terhadap hakekat manusia . karena menjadi landasan serta memberikan acuan bagi pendidik dalam bersikap, menyusun strategi, metode dan teknik serta memilih pendekatan dalam melaksanakan interaksi edukatif dan perkembangan iptek yang pesat.

2. Terdapat perbedaan antara aliran Empirisme. Nativisme, dan Naturalisme dengan konsep al-Qur'an. Al-Qur'an menyebutkan bahwa manusia yang lahir dari perut ibunya manusia memiliki potensi yang tidak mengetahui apa-apa. tetapi fitrah manusia memiliki potensi menerima pengaruh yang datang dari luar.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, Hendriati,.Psikologi Perkembangan, Aditama : Bandung. 2006

Ali Abd Halim Mamud,Al-Tahiyat fi-Qurani fi Surat al-Maidat. Cet. I (kairo Dar al-Tauzi Wa al-Islamiyah, 1414 H. 1994

Djamarah,Bahri saiful,Guru Dan Anak Dalam Interaksi Edukatif,Rineka, 2000.

Hasan Nanggulang,Manusia dan pendidikan,Cet, III, (Jakarta : Mutiara Widya,1995),h. 32

Maksum,Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Cet, II, Jakarta: LogosWacana Ilmu, 1999

M. Ngalim Purwanto. MP,Ilmu Pendidikan Terori dan Praktek, (Cet. VII. Bandung, Remaja Rosdakarya, 1994

Khursyid Ahmad,Principles Of Islamic Education. (Diterjemahkan oleh A.S Robith dengan judulPrinsip-prinsip Pendidikan Islam), Cet. I. (Surabaya:Pustaka Progresisif, 1992)

Penulis : Khalid Hasan Minabari

DirekturPascasarjana

  • Share on :

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA