Apa perbedaan nyaman dan bahagia?

SAAT bersama pasangan manusia kerap kali mengungkapkan perasaannya. Sayangnya, dalam mengungkapkan perasaan dan mengartikannya tanpa kita sadari telah salah.

Bagaimana tidak, sebab ketika merasa hati berbunga kita mengartikannya dengan bahagia atau mengucapkan senang. Padahal, keduanya memiliki arti yang berbeda, bahkan jauh berbeda, namun karena pemahaman yang kurang, kita sering menganggapnya mirip.

Adjie Santosoputro, seorang ahli emotional healing dalam media sosialnya membagikan perbedaan makna bahagia dan senang. Dia menjelaskan dan memilahnya dengan cukup jelas.

BACA JUGA:

Raisa-Hamish Baby Moon ke Tokyo, Intip Kamar Mewah sampai Keseruannya Keliling Kota

"Kamu ingin senang bersama dia atau benar-benar ingin bahagia bersama dia?" buka Adjie dalam sebuah unggahannya ditinjau Okezone dari akun @adjiesantosoputro, Jumat (9/11/2018).

Masih dari unggahan yang sama, dia melanjutkan kalimat penjelasannya. Dia membandingkan senang dan bahagia yang ternyata begitu kontras.

"Memiliki dia itu senang, tapi belum tentu bahagia. Menikah itu senang, tapi belum tentu bahagia. Banyak orang yang enggak nyadar akan hal ini. Senang itu beda dengan bahagia," tulisnya.

Pada slide berikutnya, agar netizen semakin memahami perbedaan senang dan bahagia, Adjie pun memberikan contohnya. Dia menuliskan ketika seseorang dipuji, diakui, disanjung oleh pasangan, itu adalah perasaan senang. Tapi, bahagia adalah ketika seseorang dengan sepenuh hati hanya melihat senyumnya, menatap matanya, dan mendengar suaranya.

"Ketika sukses berhasil memilikinya, menjadi juara di hatinya, itu senang. Tapi, ketika melakukan sesuatu yang memang benar-benar kamu dan dia suka, itulah bahagia," imbuhnya.

Kemudian, senang dan bahagia pun bisa dirasakan sangat berbeda ketika seseorang mampu mengendalikan pasangannya, pasangan menurut dengannya, itulah senang. Sementara bahagia akan terasa ketika seseorang merasa nyaman dengan hanya menatap mata tanpa bersuara.

"Senang itu perasaan duniawi, dibuat oleh budaya dan masyarakat supaya manusia produktif dan dapat dikendalikan. Senang tidak menghasilkan kepenuhan, senang itu sekadar menghasilkan percikan sesaat yang ujungnya kehampaan. Berbeda dengan bahagia, bahagia itu perasaan jiwa, yang berasal dari kepenuhan diri," tulisnya.

Rasa senang dan bahagia pun akan terasa berbeda ketika seorang manusia menginginkan. Menurut Adjie, senang terasa saat kita mendapatkan yang kita inginkan. Bahagia terasa saat kita berhenti menginginkan. Satu-satunya jalan untuk berbahagia adalah dengan ikhlas melepaskan ketergantungan emosional.

"Kalau enggak punya sesuatu atau kalau enggak memiliki seseorang maka enggak bahagia adalah contoh ketergantungan emosional. Ketergantungan-ketergantungan semacam ini perlu diruntuhkan kalau memang benar-benar mau bahagia," jelasnya.

Tidak hanya menjelaskan perbedaan bahagia dan senang secara teoritis, Adjie pun mengutip penjelasan dr. Jiemi Ardian, seorang hypnoterapist. Ternyata bahagia dan senang digerakan oleh neurotransmitter yang berbeda di otak.

"Senang itu didasari oleh sebuah zat di otak atau digerakan oleh neurotransmitter yang bernama dopamin, yang berfungsi dalam reward system, mendorong hasrat dan motivasi. Dopamin akan meningkat ketika kita mendapatkan sesuatu atau reward, dopamin hanya memiliki lima titik tangkap atau reseptor di otak," tulisnya.

Dia pun menyebutkan, senang itu bersifat candu, jangka pendek seperti makan camilan, memberikan rasa nyaman di tubuh, ingin mendapatkan atau memiliki, seperti membeli barang atau makan camilan, biasanya dinikmati sendirian, membuat otak berkata "Ini enak, aku ingin lebih", terlalu banyak dopamin akan membuat kecanduan. Sedangkan, bahagia digerakan oleh neurotransmitter yang bernama serotonin, yang mendorong rasa puas dan berkecukupan. Serotonin memiliki 14 titik tangkap pada otak dan tersebar di seluruh area otak.

"Bahagia itu tidak bersifat candu, jangka panjang, memberikan rasa nyaman di tubuh, ingin memberi atau berbagi, biasanya dibagikan ke orang lain, membuat otak berkata "Ini indah dan ini cukup", terlalu sedikit serotonin akan membuat depresi," jelasnya.

Dalam slide terakhirnya, Adjie menuliskan kalimat tanya yang cukup menohok, dia menuliskan, "Kamu sebenarnya hanya ingin senang bersama dia atau benar-benar ingin bahagia bersama dia?"

BACA JUGA:

Intip Gaya Liburan Maria Ozawa Pakai Bikini, Bikin Mata Pria Ogah Kedip!

"Mungkin kamu ingin benar-benar bahagia bersama dia, namun karena kamu tidak bisa membedakan antara senang dan bahagia, kamu malah terjebak mengejar kesenangan, kecanduan kesenangan, dan karenanya kamu malah jadi tidak bahagia," tutupnya.

(dno)

  • #Kisah Asmara
  • #Hubungan Percintaan
  • #Hubungan asmara

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA