Apa penyebab bayi sering gumoh

Gumoh merupakan kondisi normal yang disebabkan kerongkongan bayi belum berkembang sepenuhnya, serta ukuran lambung yang masih sangat kecil. Biasanya gumoh akan menghilang ketika bayi berusia satu tahun. Pada saat itu, cincin otot di dasar kerongkongan umumnya sudah dapat berfungsi dengan baik, sehingga makanan yang masuk ke dalam perut bayi tidak mudah keluar.

Gumoh yang Tergolong Normal

Selain mengeluarkan cairan susu atau makanan, gumoh juga bisa diiringi sendawa, batuk atau cegukan beberapa saat, tersedak, menolak makan atau menangis saat menyusu atau diberi makan.

Sebenarnya bayi sering gumoh bukan kondisi yang mengkhawatirkan apabila tidak mengganggu tumbuh-kembang Si Kecil. Frekuensi gumoh pada bayi sangat bervariasi. Bisa jarang, cukup sering, atau bahkan terjadi setiap kali bayi diberi susu atau makanan.

Kondisi bayi sering gumoh yang tergolong normal dapat dinilai dari beberapa hal berikut:

  • Bayi tetap tumbuh dan berkembang dengan baik.
  • Bayi tetap terlihat nyaman dan tidak rewel.
  • Sistem pernapasan bayi tetap berfungsi tanpa gangguan.

Hal-hal tersebut menandakan keadaan Si Kecil baik-baik saja dan tidak memerlukan penanganan khusus.

Upaya Mengatasi Gumoh

Sejumlah cara bisa dilakukan jika bayi sering gumoh. Pertama, biasakan memberi makan atau menyusui bayi dalam keadaan lebih tegak, pertahankan posisi tersebut sekitar 20-30 menit setelah pemberian susu atau makan, biarkan asupan turun dalam saluran cerna dan jangan langsung diajak bermain.

Coba untuk memberikan susu atau makanan lebih sedikit, namun dengan frekuensi cukup sering. Kemudian jangan lupa membuat Si Kecil sendawa setiap habis menyusu atau jika perlu lakukan ini di sela menyusu, yaitu sekitar 2-3 menit sekali.

Bayi yang menyusu menggunakan dot, sebaiknya diperhatikan ukurannya dengan cermat. Dot yang terlalu besar dapat memicu gumoh karena susu yang keluar terlalu banyak untuk bayi, dan jangan biarkan bayi mengisap dari botol dot yang sudah kosong.

Hindari membiasakan bayi tidur tengkurap. Sebaiknya bayi tidur dalam posisi telentang, dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi dari badan dan kaki. Hal ini juga dapat menghindari sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS).

Beberapa tindakan yang juga dapat dilakukan untuk mengurangi gumoh adalah menambahkan zat pengental ke makanan, atau mengurangi konsumsi susu sapi bagi Si Kecil terutama pada bayi yang dicurigai menderita intoleransi laktosa. Namun, tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, guna mendapatkan penanganan yang sesuai bila dinilai perlu.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Meski umumnya gumoh tergolong normal, namun waspadai jika bayi sering gumoh yang disertai dengan kondisi-kondisi seperti berikut:

  • Bayi mulai gumoh pada usia enam bulan dan menetap hingga lebih dari 1 tahun.
  • Bayi memuntahkan makanan atau cairan susu terlalu sering atau tampak terpaksa
  • Warna cairan yang dimuntahkan bayi berwarna kuning, hijau atau disertai darah.
  • Cairan yang dimuntahkan jumlahnya cukup banyak dan berlangsung sampai dua jam setelah menyusu.
  • Bayi susah makan atau menolak diberi susu sehingga berat badan bayi tidak bertambah.
  • Bayi sulit bernapas atau menunjukkan tanda-tanda sakit.
  • Perut yang tampak penuh atau membuncit.
  • Demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius.
  • Menangis berlebihan atau sangat rewel dan tidak nyaman.

Dalam beberapa kasus, bayi sering gumoh dapat menandakan adanya gangguan kesehatan seperti alergi susu sapi, yang juga dapat menyebabkan bayi muntah, diare, dan ruam. Sumbatan atau penyempitan pada kerongkongan dan penyakit refluks adalah beberapa kondisi yang lebih serius yang bisa menimbulkan gejala menyerupai gumoh.

Gumoh merupakan hal yang wajar terjadi dan merupakan bagian dari tumbuh kembang bayi, sehingga Bunda sebaiknya tidak perlu khawatir ketika Si Kecil gumoh. Namun jika gumoh terjadi berlebihan dan berkepanjangan, atau disertai dengan gejala-gejala lain, maka sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

Beranda ›› Kenapa Bayi Sering Gumoh? 

Beranda ›› Kenapa Bayi Sering Gumoh? 

Bacaan 5 menit
 

Entah ini bayi pertama atau ketiga Anda, masih mempunyai pertanyaan tentang menyusui itu biasa. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu mungkin para ibu penasaran tentang ketika bayi gumoh, meludah, atau memuntahkan ASI. Kami akan menjelaskan beberapa penyebab bayi muntah gumoh atau bayi sering gumoh di sini.

Jadi, apa saja penyebab bayi muntah gumoh? Artikel ini akan menjelaskan informasi-informasi penting tentang topik tersebut, namun jangan segan untuk menghubungi dokter atau tenaga medis profesional apabila ada gejala lain yang mengkhawatirkan atau ada pertanyaan-pertanyaan khusus.

Mengapa bayi sering gumoh dan seberapa banyak yang masih dalam kadar normal?

Mari melihat kenapa bayi sering gumoh. Gumoh pada bayi terjadi setelah sesi menyusui atau ketika bayi bersendawa karena saluran pencernaan mereka belum sepenuhnya berkembang. Dan ada beberapa situasi yang menyebabkan para bayi untuk mengeluarkan gumoh lebih banyak daripada bayi lainnya.

Jadi, apa yang menyebabkan refluks ini pada bayi? Berikut adalah penjelasan kenapa bayi gumoh:  1

  • Bayi telah makan terlalu banyak
  • Bayi telah makan terlalu cepat
  • Anda sedang menyendawakan bayi
  • Bayi mempunyai terlalu banyak udara di perutnya
  • Bayi Anda mengeluarkan air liur terlalu banyak


Jadi, apakah bayi muntah setelah minum susu atau ASI itu normal? Secara sederhana, bayi gumoh terus setelah disusui atau bahkan setiap kali disusui itu sangat normal bagi bayi yang sedang tumbuh. Namun ada beberapa tanda yang membedakan muntah gumoh dengan muntah yang serius. Dua hal tersebut sangat berbeda dan sebaiknya Anda konsultasi pada dokter apabila bayi memuntahkan semua atau sebagian besar susu yang ia minum . 
 

Hubungi dokter apabila bayi menunjukkan beberapa gejala berikut:  2

  • Sering meludah atau muntah sedangkan berat badan tidak meningkat secara normal
  • Terlihat kesakitan, sering menangis atau melengkungkan punggungnya
  • Batuk-batuk atau kesulitan untuk bernafas, yang merupakan tanda-tanda kerongkongan yang teriritasi
  • Muntah bahkan ketika dia belum makan
  • Muntah dengan cara terpaksa
  • Demam atau diare, yang merupakan tanda dia dehidrasi atau kekurangan air

Apabila bayi Anda hanya gumoh dalam jumlah sedikit setelah disusui dan tetap tumbuh secara normal, kemungkinan besar ini normal dan para ibu tidak perlu khawatir. Apabila ada pertanyaan mengenai refluks pada bayi, cek artikel ini untuk mempelajari gejala-gejalanya dan bagaimana mengatasinya.

Langkah berikutnya


Sekarang Anda sudah mengerti bahwa bayi gumoh atau bayi muntah susu itu normal beserta penyebabnya. Lalu, apa langkah berikutnya? Setelah Anda menghubungi dokter yang menetapkan bahwa itu normal, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi bayi muntah susu:  1

1. Sering-sering menyendawakan bayi

Selain menyendawakan bayi setelah disusui, Anda dapat mencoba untuk menyendawakan dia ketika berganti payudara sewaktu menyusui. Ketika menyusui bayi dengan botol, coba sendawakan dia setelah dia minum satu atau dua ons susu. Cek botol susu Classic+  dengan sistem ventilasi Airflex dan katup anti-kolik, sehingga udara dialirkan ke dalam botol dan bukan ke perut bayi. Dengan ini Anda dapat mengurangi refluks, membantu pencernaan, dan membuat proses  pemberian susu atau ASI lebih nyaman bagi ibu dan bayinya.

Yang Anda perlukan

2. Pastikan bayi tegak setelah disusui

Seperti yang sudah kami bahas sebelumnya, salah satu alasan mengapa bayi muntah susu atau  gumoh adalah bayi sedang disendawakan. Kursi bayi mungkin malah akan menambah gumoh karena mereka cenderung berposisi diagonal yang mengakibatkan tekanan pada perut bayi. Cobalah menegakkan bayi setelah disusui atau ketika bersendawa.

3. Hindari gerakan-gerakan setelah menyusui

Untuk menghindari susu kembali ke tenggorokan saat menyusui, sebaiknya bayi jangan mengalami gerakan-gerakan berlebih seperti bermain aktif atau dilempar ke udara sampai ASI sudah turun menetap di perut bayi.

4. Tegakkan kepala bayi ketika menyusui

Saat Anda sedang mencari posisi menyusui yang terbaik, coba hindari posisi-posisi di mana kepala bayi menurun. Dengan kata lain, pastikan bahwa kepala bayi di atas kaki mereka ketika menyusui.

5.  Angkat kasur bagian kepala bayi

Ada baiknya bila Anda meletakkan bantal atau selimut di bawah kasur bagian kepala bayi dan bukan di atas kasurnya. Pastikan bahwa Anda hanya menambah ketinggian di bagian kepala bayi dan tidak ada lipatan di tengah-tengahnya. Harusnya akan tampak sedikit melandai, karena apabila terlalu tinggi bayi bisa jatuh atau terpeleset ke bawah.

Hal tersebut normal dan alami

Sekarang Anda sudah tahu alasan-alasan paling umum apa yang menyebabkan bayi muntah susu atau gumoh. Ingat bahwa ini adalah hal yang normal dan bagian dari menjadi orang tua. Ada beberapa alasan penyebab bayi muntah susu atau gumoh, namun kalau bayi Anda terlihat bahagia setelah disusui dan tumbuh secara normal, Anda tidak perlu khawatir. Biasanya gumoh lebih berpengaruh pada orangtuanya daripada bayi itu sendiri karena mereka sendiri mungkin juga tidak sadar.

Apabila Anda melihat gejala-gejala lain dan apabila Anda merasa bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup, jangan segan untuk menghubungi dokter untuk bantuan profesional. Semoga berhasil!

Anda mungkin suka

Bahayakah Jika bayi sering gumoh?

Gumoh sering kali merupakan hal yang wajar terjadi dan merupakan bagian dari tumbuh kembang bayi. Oleh sebab itu, Bunda sebaiknya tidak perlu khawatir ketika Si Kecil gumoh dan tampak tenang dan sehat.

Apa yang harus dilakukan ketika bayi gumoh?

Cara Mengatasi Bayi Gumoh.
Sendawakan Bayi. Setelah menyusui atau memberi makanan pada Si Kecil, pastikan posisi kepala Si Kecil lebih tegak selama 20-30 menit. ... .
Perhatikan Ukuran Dot. ... .
Pastikan Si Kecil Tidak Tengkurap Setelah Menyusu. ... .
Perhatikan Makanan yang Ibu Konsumsi. ... .
Beri Makanan Secukupnya..

Gumoh pada bayi pertanda apa?

Gumoh terutama terjadi karena ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil (seukuran bola pingpong) dan katup lambung yang belum kuat. Sampai usia 4 bulan, lambung bayi hanya dapat menampung susu dalam jumlah kecil setiap kali minum. Volume susu yang terlalu banyak akan menyebebakan gumoh.

Berapa kali normalnya bayi gumoh dalam sehari?

Normalnya, sekitar 80 persen bayi di bawah satu bulan akan gumoh sebanyak empat kali sehari. Lalu, ada 40 persen bayi usia 5-6 bulan akan mengalami gumoh.