Apa penyebab ASI tidak keluar pasca operasi caesar?

Setelah ibu melewati proses persalinan memang masih ada tugas berat lainnya. Tugas yang paling penting ini adalah memberikan ASI sebagai makanan utama untuk bayi yang baru lahir. ASI menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting karena cairan ini tidak hanya sebagai makanan bayi. ASI mengandung sumber antibodi yang bisa membantu kesehatan bayi tetap terjaga setelah lahir dan membuat perkembangan bayi semakin sehat dan sempurna. Tapi beberapa ibu mengeluh bahwa persalinan caesar sudah membuat ASI tidak keluar dengan lancar. Mungkin ini juga termasuk salah satu resiko operasi caesar. Namun sepenuhnya ini bukan karena caesar karena bisa saja disebabkan oleh faktor yang lain.

Nah agar Anda tidak bingung, berikut ini kami sampaikan mengenai penyebab ASI tidak keluar setelah melahirkan caesar dan cara mengatasinya.

Penyebab

  1. Efek pasca caesar

Tidak semua ibu yang melewati proses persalinan akan sulit untuk memberikan ASI. Karena ada beberapa ibu yang tetap bisa memberikan ASI dengan lancar. Nah untuk penyebab dari efek pasca caesar sebenarnya bisa karena beberapa hal, seperti:

  • Ibu stres karena memikirkan tentang operasi caesar atau baru pertama kali operasi sehingga hormon stres meningkat dan menghalangi ASI.
  • Ibu mengalami dehidrasi selama persalinan caesar sehingga mendapatkan cairan infus yang lebih banyak. Dan ini akan menyebabkan payudara bisa bengkak sampai mastitis pada ibu menyusui sehingga ASI tidak keluar.
  • Ibu mengalami pendarahan misalnya karena kondisi plasenta letak rendah yang bisa merusak keseimbangan hormon dalam tubuh sampai ASI tidak keluar.
  • Efek pemberian obat untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan caesar.
  1. Kesehatan ibu yang kurang baik

Kemudian kondisi ASI juga bisa menurun atau tidak keluar sama sekali karena kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah caesar cukup buruk. Kesehatan ibu yang tidak baik akan menghambat aliran ASI. Penyakit yang bisa menurunkan produksi ASI misalnya:

  • Ibu mengidap gestational diabetes selama hamil yang bisa membuat produk ASI sangat sedikit selama hamil dan berlanjut sampai setelah melahirkan.
  • Ibu menderita kista saat hamil atau Gestational ovarian theca lutein cysts yang akan memicu turunnya kadar hormon testosteron sampai ASI tidak diproduksi.
  • Ibu mengalami obesitas sampai terkena bahaya obesitas bagi ibu hamil dan terjadi komplikasi yang buruk selama melahirkan.
  • Ibu menerima obat khusus selama hamil sehingga merusak kinerja kelenjar yang memproduksi ASI.
  1. Kondisi payudara ibu sendiri

Terkadang ada beberapa hal yang membuat payudara tidak bisa mengeluarkan ASI termasuk kondisi payudara itu sendiri. Masalah ini juga biasanya berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu dan janin. Misalnya pada kasus ibu melahirkan bayi prematur maka kelenjar susu yang menghasilkan ASI belum bisa bekerja sempurna. Pemicu lainnya termasuk jika ibu pernah melakukan operasi untuk payudara dan bentuk puting payudara yang terlalu masuk dan datar.

  1. Proses menyusui yang kurang tepat

Penyebab lain ibu yang baru operasi caesar tidak bisa langsung memberikan ASI adalah ketika ibu dipisahkan terlalu lama dengan bayi. Ini langkah yang kurang tepat karena seharusnya bayi harus segera mendapatkan ASI setelah lahir termasuk dengan persalinan caesar. Namun terkadang pihak medis tidak mengijinkan ini karena khawatir dengan efek obat untuk bayi.

Cara Mengatasi

  1. Lakukan kontak kulit antara ibu dan bayi secara langsung. Ini bisa dilakukan dengan bantuan perawat untuk mencegah luka operasi caesar terluka. Kontak kulit selama beberapa saat bisa merangsang hormon yang membantu menghasilkan ASI.
  2. Terapi pijat payudara. Kemudian jika ibu masih dirawat di rumah sakit maka bisa mencoba terapi payudara. Biasanya ada perawat laktasi yang akan melakukan proses ini sehingga ASI bisa keluar dengan lancar.
  3. Rangsang payudara dengan tangan. Langkah lain adalah dengan merangsang payudara dengan tangan. Ibu bisa melakukan gerakan pijatan sesuai arah jarum jam. Kemudian cobalah untuk memerah ASI dengan tangan sehingga kelenjar susu bisa berfungsi normal.
  4. Jangan stres. Ibu yang mengalami masalah ini sebaiknya juga tidak stres agar ASI bisa dihasilkan dengan lancar. Ibu jangan langsung panik karena ketika panik atau stres maka justru ASI tidak akan keluar.

Itulah beberapa penyebab ASI tidak keluar setelah melahirkan caesar dan cara mengatasinya. Jika Anda mengalami hal seperti ini maka lihat dulu penyebabnya dan lakukan perawatan yang sesuai.

Sebagian Moms yang melahirkan melalui operasi caesar mengeluhkan air susu ibu (ASI) tak kunjung keluar dari putingnya. Meskipun kunci keberhasilan menyusui adalah kepercayaan diri ibu, tetapi, secara umum, ibu yang melahirkan melalui caesar dapat menyebabkan proses menyusui sedikit tertunda dibanding yang melahirkan secara spontan. Kondisi ini dikarenakan pada ibu yang mengalami operasi caesar tidak mendapatkan lonjakan oksitosin alami yang dapat membantu suplai air susunya.

Namun, jangan buru-buru stres! Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa ibu tidak dapat menyusui Si Kecil setelah operasi caesar. Hanya saja, Moms memang perlu menyadari masalah yang mungkin timbul setelah operasi, serta bagaimana menanganinya agar proses menyusui dengan lancar.

Sebelumnya, ketahuilah Moms ada tiga alasan kenapa ibu bisa melahirkan secara caesar. Pertama, ibu melakukan operasi caesar secara terencana. Operasi caesar yang telah direncanakan telah disetujui oleh dokter kandungan kemungkinan karena alasan medis, seperti bayi mengalami plasenta praevia. Kedua, operasi caesar dilakukan karena kondisi darurat, misalnya karena persalinan berjalan sangat lambat atau tidak ada kemajuan, ibu dalam kesusahan, air ketuban keruh, atau denyut jantung bayi lemah. Ketiga, caesar dilakukan karena keadaan kecelakaan terutama jika bayi dalam bahaya dan perlu dilahirkan secara cepat.

Penyebab ASI Tidak Keluar dan Cara Mengatasi

            Terdapat beberapa penyebab mengapa ASI tertunda keluar karena ibu melahirkan secara caesar, seperti uraian berikut ini.

  1. Hormon Oksitosin Terhambat

Ibu yang melahirkan melalui caesar tidak mendapat lonjakan hormon oksitosin secara alami yang dapat membantu suplai ASI. Khususnya pada ibu yang harus operasi karena alasan darurat dan kasus kecelakaan. Operasi caesar yang sudah direncanakan dalam beberapa hal lebih baik karena ibu tidak mendapat tekanan dan kelelahan karena persalinan. Para ibu yang merencanakan operasi caesar dapat mempersiapkan diri dengan menambah informasi tentang bagaimana mengeluarkan kolostrum menggunakan sendok, cangkir, spons, atau selang makanan. Ibu juga dapat belajar bagaimana cara menyusui mulai kehamilan berusia 37 minggu.

Sebagian besar alasan mengapa ASI tertunda pasca kelahiran melalui operasi caesar dikarenakan anestesi lokal. Bayi yang mengalami efek anestesi karena caesar akan lebih lama tidur ketimbang bayi yang lahir dengan persalinan normal. Jika bayi tidak menyusu, maka produktivitas ASI juga menurun. Lambat laun, hal ini tentunya akan memengaruhi berat badan bayi. Untuk mengatasi hal ini, Moms dapat membangunkan Si Kecil lebih sering 1-2 jam sekali untuk menyusu.

  1. Rasa Nyeri Jahitan Operasi

Rasa nyeri akibat jahitan operasi caesar bisa menjadi masalah saat ibu menyusui. Banyak ibu khawatir bayi secara tidak sengaja menendang bekas lukanya, atau Moms sendiri mengalami kesulitan duduk beberapa saat pasca operasi. Untuk mengatasi hal ini, Moms dapat mencoba beberapa posisi menyusui seperti berbaring miring dengan bayi berada di samping. Moms dapat meminta bantuan pada perawat atau konselor laktasi untuk mengajari cara nyaman menyusui dengan posisi berbaring miring. Setelah 24 jam, Moms akan beradaptasi dengan rasa sakit dan perlahan berjalan duduk. Untuk mengurangi rasa nyeri, Moms bisa memangku bayi beralas bantal.

Para ibu yang merencanakan operasi caesar dapat berkonsultasi dengan dokter untuk tetap melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Lakukan kontak kulit ke kulit atau skin to skin dengan Si Kecil segera setelah ia lahir. Sebaiknya hal ini tetap dilakukan di ruang operasi. Sampaikan keinginan IMD Moms kepada dokter dan perawat, bahkan dalam keadaan darurat. Hal ini dapat membuat perbedaan nyata pada perilaku naluriah bayi di payudara, serta membantu hormon oksitosin mengalir. Selain itu, IMD dapat menjadi momen kebersamaan Moms dan Si Kecil untuk saling mengenal dan memulai perjalanan menyusui.

Dua sampai tiga hari adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan ibu untuk memproduksi ASI setelah proses IMD. Jika ASI tidak kunjung keluar, Moms tetap harus bersabar. Jangan mudah kalut, terbebani, dan bahkan menjadi stres. Luangkan waktu lebih banyak bersama Si Kecil karena mungkin proses menyusui tidak secepat yang Moms harapkan. Tetap lakukan skin to skin dengan Si Kecil, tawarkan ASI kepada bayi sesering mungkin, dan yang paling penting ialah mintalah dukungan dari suami dan keluarga agar proses menyusui berjalan lancar.

Mengapa setelah caesar ASI tidak keluar?

Bila ASI tidak keluar atau lebih lama dari 4 hari, mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti: Ibu melahirkan dengan operasi sesar tidak terencana, sehingga keluarnya ASI perlu waktu yang lebih lama. Tapi Ibu tidak perlu khawatir, karena si Kecil dapat mengonsumsi kolostrum yang keluar sebelum produksi ASI lancar.

Jika ASI tidak keluar apa yang harus dilakukan?

Cukupi waktu istirahat dan kurangi stres. Minum air yang banyak agar tidak dehidrasi dan mencegah produksi ASI menurun. Konsumsi makanan yang bergizi. Pijatlah payudara secara lembut dengan gerakan maju dari dari dada ke arah puting, karena cara ini dapat memperbanyak ASI.

Apakah operasi caesar bisa mempengaruhi produksi ASI?

Jawabannya adalah iya. Sejumlah penelitian menemukan jumlah wanita yang melahirkan lewat operasi Caesar dan bisa menyusui di awal kelahiran, lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan mereka yang melahirkan secara normal. Namun, banyak juga wanita yang tetap bisa menyusui dengan baik setelah menjalani operasi caesar.

Makanan apa agar ASI cepat keluar?

Makanan laktogenik adalah jenis makanan yang mengandung galaktagog, yaitu senyawa pada tanaman yang dapat merangsang dan meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui..
Sayuran hijau. ... .
2. Gandum utuh dan oat. ... .
3. Bawang putih. ... .
Kacang-kacangan. ... .
Biji-bijian. ... .
6. Ikan dan telur..