ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (8/4/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan masa sosialisasi penerapan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama dua hari yaitu 8-9 April 2020 sebelum menerapkan kebijakan tersebut secara penuh pada 10 April 2020.
KOMPAS.com - Hampir sebagian besar keluarga di kota memiliki sarana transportasi.
Ada yang memiliki mobil dan ada yang memiliki beberapa motor. Namun ada juga yang tak memiliki kendaraan pribadi sama sekali.
Mereka yang tak memiliki motor, mobil, atau sepeda, biasanya naik bus atau kereta.
Berapa banyak jenis kendaraan yang bisa kamu sebutkan? Tahukah kamu bagaimana bentuk kendaraan di zaman dahulu?
Berikut perkembangan teknologi transportasi seperti dirangkum dari Encyclopaedia Britannica (2015):
Baca juga: Alat Transportasi Manusia, Bermula dari Hewan
Transportasi pada awalnya bermula di darat. Di zaman lampau, manusia belajar menjinakkan hewan.
Hewan yang dijinakkan bisa membantu manusia berkelana dari satu tempat ke tempat lainnya.
Hewan yang biasa digunakan yakni kuda, unta, dan gajah. Manusia kemudian menciptakan kendaraan yang bisa ditarik oleh hewan.
Ada delman atau cikar yang saat ini masih digunakan di beberapa tempat wisata seperti Monas.
Setelah Revolusi Industri, mesin dikembangkan untuk menarik kendaraan ini.
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Lokomotif uap B2502 di Stasiun KA Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (7/10/2011).
KOMPAS.com - Keberadaan teknologi transportasi mempermudah mobilitas manusia dalam melaksanakan berbagai kegiatan.
Teknologi transportasi hingga masa kini terus mengalami perkembangan dalam segi efektivitas dan efisiensi sesuai dengan kebutuhan manusia.
Perkembangan teknologi transportasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis Indonesia dan pengaruh budaya luar seperti budaya Indocina, India, dan Eropa.
Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan dengan banyak gunung memberi tantangan tersendiri bagi perkembangan teknologi transportasi.
Masyarakat Indonesia harus menyesuaikan teknologi transportasi dengan kondisi geografis agar teknologi tersebut menjadi tepat guna.
Baca juga: Perkembangan Teknologi Transportasi
Pengaruh budaya luar berhasil mempercepat perkembangan teknologi transportasi di Indonesia.
Penemuan mesin uap di Eropa pada masa revolusi Industri mampu menggantikan fungsi hewan sebagai alat transportasi utama di Indonesia.
Sejak penemuan mesin uap, pemerintah kolonial Belanda mengenalkan teknologi transportasi massal seperti kereta api dan kapal uap di Indonesia. Berikut contoh perkembangan transportasi di Indonesia:
Transportasi darat
Dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia (1997) karya Tim Telaga Bakti Nusantara, pada tahun 1842, pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta api yang menghubungkan Semarang, Yogyakarta, dan Surakarta.
Pembangunan jalur kereta api tersebut dilakukan oleh perusahaan kereta api swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij (NISM).
Baca juga: Alat Transportasi Manusia, Bermula dari Hewan
Post : | 19 September 2016 | 12:25 WIB | Dilihat 75381 kali
Pariwisata merupakan salah satu sektor prioritas yang memiliki peran penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Bahkan sektor pariwisata melebihi sektor migas serta industri lainnya apabila dikelola dengan baik. Dengan demikian, banyak negara di dunia untuk berlomba- lomba mengembangkan potensi-potensi pariwisata yang dimilikinya sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara (Yoeti, O. 2008: 1). Dalam pengembangan pariwisata saat ini, pemerintah pusat melakukan upaya – upaya agar tujuan pariwisata dapat tercapai. Tujuan pariwisata Indonesia tertuang dalam Undang – Undang No. 10 Tahun 2009 pasal 4 yaitu (1) meningkatkan pertumbuhan ekonomi,(2) meningkatkan kesejahteraan rakyat, (3) menghapus kemiskinan,(4) mengatasi pengangguran, (5) melestarikan alam, (6) lingkungan dan sumber daya, (7) memajukan kebudayaan, (8) mengangkat citra bangsa, (9) memupuk rasa cinta tanah air, (10) memperkukuh jatidiri bangsa, serta (11) mempererat persahabatan antar bangsa. Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan tujuan pariwisata adalah dengan pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) serta penetapan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang dideskripsikan dalam PP No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPARNAS). Dalam pengembangan DPN, pemerintah perlu koordinasi lintas sektoral, menurut Middleton dalam Marketing Tourism and Travel (2001:11) lingkup sektor yang terkait dengan pariwisata adalah jasa penginapan (Accomodation sector), daya tarik wisata (Attraction sector), Transportasi (Transport Sector), Travel Organizer’s sector, dan Destination Organization Sector. Dalam mengintegrasikan kelima sektor tersebut, pemerintah Indonesia melalui Inpres no. 16 Tahun 2005 mengenai Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata serta diperkuat dengan Perpres No. 64 Tahun 2014 mengenai Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan menetapkan bentuk - bentuk koordinasi strategis lintas sektor antar kementerian agar selaras, serasi dan terpadu yang dipimpin oleh Wakil Presiden dan dibantu oleh Kementerian Pariwisata. Salah satu unsur strategis dalam aktivitas kepariwisataan adalah sektor transportasi. Melihat struktur sistem pariwisata yang dikemukakan oleh Lepier dalam cooper et al (1993). Tansportasi merupakan media wisatawan dalam membawa wisatawan dari daerah asal menuju destinasi wisata. Gambar 1 Sistem Pariwisata Sumber : Lepier dalam cooper et al (1993)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan, kaitannya dengan tranportasi darat, pihak-pihak yang terkait dalam mewujudkan keterpaduan antara moda transportasi jalan, sungai dan danau serta penyeberangan, sebagai upaya untuk menghubungkan seluruh wilayah tanah air dalam rangka memantapkan perwujudan Wawasan Nusantara dan memperkokoh ketahanan nasional, pihak-pihak tersebut adalah DPR/D, pemerintah (Kemenhub, kemenPU) dalam pengambilan dan implementasi kebijakan, swasta dan masyarakat dengan mendorong dan memfasilitasi terbentuknya forum kerjasama antar daerah dalam rangka perencanaan transportasi nasional dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Stakeholder transportasi di bidang pariwisata dapat dibilang kompleks. Disisi pemerintah terdapat pemerintah pusat (kementerian pariwisata, kementerian perhubungan, Ditjen Imigrasi, kementerian kehutanan untuk destinasi taman nasional, kementerian kelautan dan perikanan untuk destinasi kelautan) dan pemerintah daerah (dinas terkait di provinsi dan daerah). Sementara itu pada sisi swasta terdapat biro perjalanan, agen perjalanan, perusahaan penerbangan, perusahaan perkapalan dan perusahaan untuk transportasi darat. Kebijakan pemerintah harus mengakomodasi keinginan tiap – tiap stakeholder transportasi. Pengidentifikasian fungsi tiap stakeholder, kemudian rumusan pola transportasi dan pengembangan serta komitmen merupakan kunci keberhasilan integrasi antar stakeholder.
Aspek SDM dalam transportasi dapat berupa penyiapan sumber daya manusia melalui sekolah kejuruan / perguruan tinggi terapan di bidang transportasi, manajemen lisensi terhadap profesi di transportasi serta manajemen pengelolaan sumber daya manusia. Penulis : B. Gustaman - (Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung) |