Apa obat alergi kulit pada anak?

Kulit terutama kulit bayi yang baru lahir rentan mengalami masalah kulit. Kulit bayi sensitif sehingga mudah mengalami iritasi, kekeringan, radang, ruam, dan kemerahan. Apalagi, bayi juga mudah mengalami alergi yang disebabkan karena banyak faktor, salah satunya adalah faktor bahan kimia yang terdapat pada suatu produk.

Baca Juga:Kenali Alergi Menahun Yang Tak Kunjung Sembuh

Untuk mencegah alergi yang terjadi pada kulit bayi yang sensitif, dibutuhkan perawatan dan cara mengatasi masalah alergi kulit yang tepat. Oleh karena itu, simak pembahasan lengkap di artikel ini mengenai cara mencegah alergi dan merawat kulit bayi yang sensitif.

Jenis-jenis alergi dan faktor penyebab alergi

Alergi kulit yang terjadi pada bayi dapat terjadi karena banyak faktor. Sebelum mencegah terjadinya alergi kulit pada bayi. Sebaiknya Anda perlu mengenali jenis-jenis alergi berdasarkan faktor penyebabnya sebagai berikut:

  • Faktor genetik
    Orang tua yang memiliki riwayat alergi dapat menyebabkan bayi mereka memiliki risiko alergi. Itu artinya alergi yang terjadi pada bayi disebabkan karena pengaruh genetik atau keturunan dari orangtua.
  • Faktor makanan
    Bayi dapat mengalami alergi yang disebabkan karena makanan yang dikonsumsi. Makanan yang menyebabkan alergi pada bayi misalnya susu sapi, telur, kacang-kacangan, kerang, ikan, dan lainnya.
  • Faktor lingkungan
    Bayi dapat mengalami alergi terhadap lingkungan mereka, baik saat di dalam atau di luar ruangan. Contohnya alergi bulu binatang yang terdapat di dekat si bayi.
  • Faktor serangga
    Alergi satu ini dapat disebabkan karena gigitan serangga seperti nyamuk atau tungau.
  • Faktor obat-obatan
    Obat-obatan tertentu dapat memicu terjadinya alergi pada anak. Misalnya obat antibiotik.
  • Faktor bahan kimia
    Bahan kimia yang terdapat pada suatu produk dapat memicu timbulnya alergi pada anak, seperti deterjen, bahan pewangi, dan zat kimia lainnya.

Ciri-ciri alergi pada bayi

Untuk mengenali alergi pada bayi, sebaiknya Anda mengetahui ciri-ciri bayi saat mengalami alergi dengan mengenali gejala yang muncul. Gejala yang dapat timbul karena alergi dapat berupa:

  • Kulit kemerahan atau terdapat ruam
  • Kulit terdapat bilur-bilur seperti bekas luka
  • Gatal-gatal
  • Muntah-muntah
  • Diare
  • Bengkak di wajah, bibir, dan lidah
  • Batuk-batuk
  • Bersin-bersin
  • Susah bernapas
  • Pingsan atau hilang kesadaran

Alergi kulit pada bayi

Alergi kulit yang terjadi pada bayi dapat muncul dengan berbagai gejala dan bentuk. Berikut ini beberapa alergi kulit yang umum terjadi di antaranya, yaitu:

1. Eksim

Eksim merupakan masalah kulit paling umum yang sering dialami bayi. Sekitar 10% anak atau bayi di dunia pernah menderita eksim. Penyebab eksim terjadinya karena faktor genetik dan lingkungan. Eksim pada bayi dapat membuat kulit terasa gatal. Apalagi jika kulit yang gatal itu digaruk, maka hal ini akan menimbulkan kulit terasa semakin gatal.

Eksim yang dialami pada bayi dapat ditandai dengan munculnya ruam di kepala atau wajah. Kemudian, ruam ini menyebar ke dada dan lengan bayi. Selain timbul ruam, eksim juga dapat dikenali dengan tanda kulit kering, menebal, dan terjadi infeksi pada kulit. Untuk mengatasi masalah eksim ini, Anda bisa meredakan eksim dengan mengoleskan krim pada kulit bayi.

Selain itu, Anda juga perlu menghindari penggunaan deterjen atau sabun yang dapat mengiritasi kulit, terutama kulit bayi yang sensitif. Lalu hindari penggunaan atau bersentuhan dengan bahan kain yang kasar agar eksim tidak semakin gatal.

2. Dermatitis kontak

Sama seperti eksim, dermatitis kontak merupakan jenis alergi kulit yang sering terjadi pada bayi. Dermatitis kontak dapat disebabkan karena kontak langsung dengan berbagai zat yang dapat memicu alergi. Zat pemicu pada dermatitis kontak sangat banyak, mulai dari deterjen, parfum, sabun, bulu hewan, hingga debu.

Selain itu, bahan kimia yang biasa ada pada obat-obatan yang digunakan pada kulit, pasta gigi dan obat kumur, hingga logam pun dapat menjadi zat pemicu terjadinya dermatitis kontak pada bayi.

Menurut ahli, dermatitis kontak ini merupakan inflamasi yang dapat menyebabkan terjadinya ruam yang besar, rasa gatal yang parah, kulit kering dan bersisik, hingga rasa terbakar di kulit. Ruam yang dialami bayi karena dermatitis kontak dapat terjadi pada seluruh tubuh bayi.

Untuk mengobati dermatitis kontak pada bayi, cara yang bisa Anda lakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan eksim. Hal pertama yang Anda bisa lakukan adalah menjauhkan bayi dari hal-hal yang dapat menyebabkan alergi.

Kemudian, coba berikan obat antihistamin jika rasa gatal semakin memburuk. Obat antihistamin merupakan kelompok obat yang digunakan untuk mengobati reaksi alergi. Obat antihistamin dapat bekerja dengan cara memblokir zat histamin yang diproduksi oleh tubuh.

Namun, jika Anda ragu untuk memberikan obat antihistamin pada bayi, Anda bisa konsultasikan dengan dokter anak agar mendapat penanganan alergi secara aman dan tepat.

3. Alergi karena air liur

Air liur bayi yang membasahi dagu dan mulut dapat memicu terjadinya alergi pada kulit bayi. Ketika bayi yang memiliki alergi ini terkena air liur, maka ia akan mengalami ruam dan kemerahan. Lalu muncul benjolan-benjolan kecil di dagu, dada, dan mulut. Biasanya alergi ini tidak disadari oleh orang tua. Benjolan kecil dan ruam yang muncul dianggap sebagai reaksi akibat makanan yang dikonsumsi bayi.

Sebenarnya, alergi air liur ini tidak perlu Anda khawatirkan. Namun, jika ruam yang muncul terlihat berwarna kuning dan menimbulkan kerak, maka Anda harus segera memeriksakan anak Anda ke dokter. Sebab hal ini bisa menjadi tanda terjadinya infeksi yang serius.

4. Urtikaria kronis

Urtikaria kronis adalah reaksi alergi pada bayi yang termasuk alergi berat. Kondisi urtikaria kronis dapat ditandai dengan munculnya kemerahan yang lebar setelah bersentuhan dengan pemicu alergi. Walau alergi ini tidak menimbulkan kulit kering, alergi urtikaria kronis dapat menimbulkan gejala lainnya seperti bengkak pada mulut dan wajah atau kesulitan bernapas.

Pada banyak kasus, alergi ini bisa hilang dengan sendirinya selama si kecil terhindar dari paparan alergen. Namun, agar bayi Anda mendapatkan penanganan yang benar dan aman, sebaiknya Anda membawa si Kecil ke dokter anak untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

5. Urtikaria papula

Urtikaria papula merupakan reaksi alergi yang terjadi karena gigitan serangga seperti tungau, nyamuk, dan kutu. Bentuk alergi urtikaria papula dapat ditandai dengan munculnya benjolan merah akibat gigitan serangga. Benjolan merah ini dapat berisi cairan. Masalah urtikaria papula dapat terjadi selama beberapa hari atau berminggu-minggu.

Cara mencegah alergi dan merawat kulit bayi yang sensitif

Dalam upaya meminimalisir risiko alergi kulit pada bayi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk merawat alergi sesuai dengan jenis alergi yang dialami si Kecil. Berikut ini cara mengobati alergi pada bayi yang bisa dilakukan oleh orang tua atau dokter, yaitu:

1. Pilih produk khusus perawatan bayi

Gunakan produk bayi seperti sabun dan sampo yang khusus diformulasikan untuk bayi, setidaknya sampai bayi berusia sekitar satu tahun. Umumnya, produk-produk bayi tidak beracun, tidak mengandung atau sedikit pewarna, tidak mengandung alkohol, dan bahan-bahan lain yang dapat berbahaya bagi kulit bayi.

Hindari penggunaan produk orang dewasa pada bayi karena produk orang dewasa dapat merusak kulit bayi yang tipis, halus, dan rentan iritasi. Ketika Anda bingung mencari produk bayi, sebaiknya Anda melihat label dan memilih produk dengan kandungan bahan kimia paling sedikit.

Sebelum membeli, pastikan untuk cek dan baca kandungan yang terdapat pada kemasan produk untuk menghindari kandungan yang dapat menyebabkan iritasi dan masalah kulit. Beberapa ciri produk yang baik untuk bayi, yaitu:

  • Bebas pewangi dan pewarna
    Produk yang mengandung zat pewangi dan pewarna dapat berpotensi mengiritasi kulit bayi, terutama kulit bayi yang sensitif sehingga harus dihindari.
  • Tidak mengandung antibakteri dan antimikroba
    Walau bisa membunuh kuman, produk yang mengandung antibakteri dan antimikroba tidak baik untuk kesehatan kulit bayi. Oleh karena itu, pilih produk dengan bahan yang lembut tanpa mengandung zat tersebut.
  • Bebas paraben dan phthalates
    Paraben merupakan zat pengawet, sedangkan phthalate biasa digunakan sebagai pelembut pada produk perawatan kulit. Namun, kedua bahan tersebut dapat berisiko membuat kulit bayi mengalami alergi dan gangguan pada tumbuh kembangnya.
  • Label hypoallergenic
    Keterangan hypoallergenic pada produk perawatan bayi menunjukkan bahwa produk tersebut memiliki risiko yang lebih rendah untuk membuat bayi mengalami reaksi alergi.
  • Bebas alkohol
    Pada kemasan produk perawatan kulit, kandungan alkohol biasanya ditulis dengan nama ethyl alkohol atau etanol. Jenis alkohol ini dapat mengiritasi kulit bayi yang sensitif. Namun, ada pula produk yang mengandung alkohol, tapi tidak menyebabkan kulit bayi iritasi atau kering, jenis alkohol ini ditulis dengan nama cetearyl alcohol dan fatty alcohol.
  • Sesuai pH kulit bayi
    Kulit memiliki tingkat asam basa (pH) sekitar 5,5. Untuk itu, pilihlah produk perawatan kulit bayi yang memiliki pH yang mendekati angka 5,5. Meski begitu, memilih produk dengan pH netral juga tidak bermasalah selama kulit bayi tidak kering dan sehat.
  • Bahan dasar alami
    Produk perawatan tubuh bayi umumnya berbahan dasar alami sehingga aman untuk digunakan pada bayi. Namun, ada juga beberapa bahan alami yang memiliki risiko mengakibatkan iritasi dan alergi. Apalagi jika si Kecil memiliki alergi atau riwayat alergi dalam keluarga.


2. Membersihkan pakaian bayi dengan sabun atau deterjen hipoalergenik

Anda harus selalu mencuci pakaian bayi yang baru sebelum digunakan. Cara ini dapat membantu menghilangkan potensi iritasi yang disebabkan oleh toko atau pabrik yang dapat mengganggu kulit bayi Anda.

Namun, saat mencuci baju bayi sebaiknya gunakan deterjen cair dengan formula yang ringan, hypoallergenic, dan bebas dari pewarna. Seperti yang disampaikan Nanette Silverberg, kepala dermatologi anak di New York City, Jika menyangkut deterjen bayi, lebih sedikit aroma, lebih sedikit pewarna.


3. Mengenalkan makanan baru pada bayi secara bertahap

Agar bisa menghindari alergi makanan pada bayi, sebaiknya Anda memberikan makanan baru pada bayi secara bertahap. Dengan begitu, dapat memudahkan Anda dalam mengidentifikasi faktor penyebab alergi makanan.

Setelah mengidentifikasi faktor kemungkinan alergi karena makanan, sebaiknya Anda menghindari makanan-makanan tersebut ketika bayi dalam masa menyusui. Jika bayi menunjukkan reaksi alergi setelah Anda memberikan ASI atau susu formula, sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung susu.

4. Menjaga kebersihan lingkungan

Lingkungan dapat menjadi faktor pemicu terjadinya alergi. Untuk meminimalisir alergi dari lingkungan, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini sebagai upaya menjaga kebersihan lingkungan rumah Anda:

  • Bersihkan ruangan secara rutin setiap hari
  • Bersihkan peralatan rumah yang berbulu seperti karpet bulu secara lebih sering
  • Ganti filter saluran udara secara rutin setiap satu bulan sekali

5. Mandi dengan air hangat

Ketika alergi si Kecil kambuh, coba untuk mandikan dengan air hangat agar kulitnya lebih tenang. Namun, perlu diperhatikan juga tingkat suhu airnya. Jangan sampai terlalu panas, karena dapat merusak kulit anak Anda. Lalu, durasi mandi jangan terlalu lama. Cukup mandikan sekitar 3 5 menit.

Jangan lupa untuk menggunakan sabun yang diformulasikan khusus untuk kulit bayi sensitif. Suu Balm Baby/Kids-Dual Soothing & Moiturising Cream Body Wash. Pembersih ini tidak mengandung sabun dan sulfat, bebas paraben, dan tidak mengandung pewangi. Kandungan shea butter dan sodium hyaluronate ampuh membantu melembapkan dan membersihkan kulit Si Kecil.

6. Jaga kelembapan kulit setelah mandi

Setelah memandikan anak Anda, sebaiknya perhatikan juga kelembapan kulit usai mandi. Sama halnya seperti orang dewasa, bayi dan anak juga membutuhkan pelembap untuk menjaga kelembapan kulitnya. Anda dapat menggunakan Suu Balm Dual Rapid Itch Relieving & Restoring Ceramide Moisturiser yang diformulasikan untuk kulit gatal, sensitif, dan bermasalah.

Kandungan mentol alaminya dapat membantu meringankan gatal dengan cepat, bahkan kurang dari 5 menit. Produk ini juga mengandung ceramides yang membantu memperbaiki lapisan kulit yang kering atau bahkan mengalami peradangan. Cocok untuk digunakan pada anak usia bayi hingga 13 tahun, terutama yang memiliki kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis.

Itulah cara-cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah alergi dan merawat kulit bayi yang sensitif. Namun, jika cara tersebut tidak berhasil, sebaiknya Anda konsultasikan dengan dokter anak atau dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Video

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA