Apa itu data nominal ordinal interval dan rasio?

Contoh data ordinal Sebelum mempelajari tentang statistika secara mendalam, tentunya kamu terlebih dahulu harus mempelajari dan memahami mengenai data, baik dari data ordinal, nominal, interval, ataupun rasio.

Apa itu data ordinal, nominal, interval, dan rasio? Apa saja contoh dari data-data tersebut?

Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan bersama-sama membahas secara lengkap mengenai pengertian dan juga contoh-contoh dari data ordinal, data nominal, data interval, dan juga data rasio tersebut.

Nggak perlu lama-lama, yuk langsung simak pembahasannya.

Contents

  • 1 Pengertian dan Contoh Data Nominal
    • 1.1 Data Nominal
    • 1.2 Contoh Data Nominal
    • 1.3 Ciri Data Nominal
  • 2 Pengertian dan Contoh Data Ordinal
    • 2.1 Data Ordinal
    • 2.2 Contoh Data Ordinal
    • 2.3 Ciri Data Ordinal
  • 3 Pengertian dan Contoh Data Interval
    • 3.1 Data Interval
    • 3.2 Contoh Data Interval
    • 3.3 Ciri Data Interval
  • 4 Pengertian dan Contoh Data Rasio
    • 4.1 Data Rasio
    • 4.2 Contoh Data Rasio
    • 4.3 Ciri Data Rasio
  • 5 Sekian
    • 5.1 Bagikan ini:

Pengertian dan Contoh Data Nominal

pixabay

Data Nominal

Apa itu data nominal? Menurut Moh. Nazir, data nominal ialah ukuran paling sederhana dimana angka yang diberikan terhadap objek memiliki arti sebagai label saja, dan tidak menunjukan tingkatan apapun.

Data dengan jenis nominal ini bertujuan untuk membedakan data pada kelompok yang bersifat kualitatif. Sedangkan di dalam ilmu statistika, data nominal adalah data dengan level pengukuran yang paling rendah.

Adapun ciri-ciri dari data nominal yaitu, hanya memiliki atribut, nama, ataupun diskrit. Data nominal disebut juga dengan data diskrit yang tidak memiliki urutan.

Yaitu apabila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan pada semua anggota set diberikan angka, maka set-set tersebut tidak boleh tumpang tindih dan bersisa.

Contoh Data Nominal

Adapun contoh dari data nominal adalah sebagai berikut:

  • Mengelompokan ekstrakulikuler pada suatu SMA dari bidang olahraga. Data ekskul dikategorikan menjadi futsal yang diwakili dengan huruf A, kemudian voli yang diwakili dengan huruf B, dan basket diwakili oleh huruf C.
  • Di dalam sebuah pondok pesantren, antara santriwan dan santriwati asramanya dipisahkan dengan berisi simbol A2, sedangkan untuk santriwati adalah B2.
  • Pengelompokan komplek rumah pada suatu perumahan, misal dari sebelah utara A, barat adalah komplek B, selatan adalah komplek C, dan bagian timur adalah komplek D.
  • Data jenis kelamin pada sampel penelitian Departemen Pendidikan, data siswa dikategorikan menjadi laki-laki yang diwakli dengan angka 1, dan perempuan diwakili dengan angka 2. Konsekuensi dari data nominal tersebut adalah, tidak mungkin seseorang memiliki dua kategori sekaligus, dan angka yang digunakan di sini hanya sebagai kode/simbol saja, sehingga tidak bisa dilakukan operasi matematika.
  • Di dalam sebuah gedung bioskop para penonton diberikan no kursi duduk yang berbeda agar tidak terjadi perebutan kursi.

Ciri Data Nominal

Berikut ini adalah beberapa ciri mengenai data nominal:

  1. Tidak dapat dilakukan operasi matematika (X, +, -, :). Misal, tidak mungkin 3-2=1 (Wiraswasta dikurangi pegawa swasta = pegawai negri).
  2. Posisi data setara.
Ketahui juga ya Contoh Piagam Penghargaan yang baik ini!

Pengertian dan Contoh Data Ordinal

pixabay

Data Ordinal

Apa itu data ordinal? Data ordinal adalah, data yang didapatkan dengan cara klasifikasi atau kategorisasi.

Sedangkan di dalam ilmu statistika, data dengan jenis ordinal memiliki level pengukuran yang lebih tinggi dibandingkan dengan data nominal. Selain itu ia juga termasuk ke dalam data kualitatif.

Apabila di dalam data nominal semua data dianggap bersifat kualitatif dan setara, maka pada data ordinal terdapat klasifikasi data berdasarkan tingkatannya.

Adapun angka yang diberikan di dalam data ordinal juga mengandung beberapa tingkatan, hal tersebut berfungsi untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah hingga urutan yang paling tinggi, atau sebaliknya.

Contoh Data Ordinal

Berikut ini adalah beberapa contoh data ordinal:

  • Penghitungan suara pada sebuah pemilu. Misal total suara partai Gerindra 60%, partai Demokrat 30%, dan partai Golkar 20%, maka suara tertinggi di pegang oleh partai Gerindra sebagai peringkat pertama, sehingga menjadi pemenang dalam pemilu tersebut.
  • Mengenai tingkat pendidikan yang dikategorikan menjadi SD yang wakili dengan angka 1, SMP yang diwakili dengan angka 2, SMA yang diwakili dengan angka 3, Diploma yang diwakili dengan angka 4, dan Sarjana yang diwakili dengan angka 5. Sama halnya dengan data nominal, meskipun tingkatannya lebih tinggi, data ordinal tetap tidak bisa untuk dilakukan operasi matematika. Angka yang digunakan hanya sebagai simbol/kode saja. Pada contoh di atas tingkat tertinggi adalah Sarjana dan terendah adalah SD (Sarjana>Diploma>SMA>SMP>SD).
  • Pada sebuah survei, terdapat hasil bahwa pelajar di Jawa Barat 67% mengaku pernah mengalami seks pranikah, sedangkan pelajar di Jawa Timur hampir 84% pernah mengalami seks pranikah, dalam contoh ini maka Jawa Timur memegang angka tertinggi pada survei.
  • Suatu peringkat atau ranking disebuah kelas misalnya Hasan ranking 1, dan Ahmad ranking 2, maka Hasan lebih pandai daripada Ahmad.
  • Pada tingkatan beladiri Taekwondo memiliki beberapa tahapan sabuk, misalnya dari tahap pertama sabuk putih, kuning, hijau, biru, merah, dan yang terakhir adalah hitam.

Ciri Data Ordinal

  1. Tidak dapat dilakukan operasi matematika. Tidak mungkin 2+3=5 (yang berarti sangat puas ditambah puas = cukup puas).
  2. Posisi data tidak setara.
Apa itu Database Perpustakaan?

Pengertian dan Contoh Data Interval

pixabay

Data Interval

Data interval adalah, data yang didapatkan dengan cara pengukuran. Dimana jarak antara dua titik di dalam skala sudah diketahui.

Berbeda dengan skala ordinal yang telah kita bahas di atas, yang dimana jarak antara dua titik tidak diperhatikan (misal jarak antara puas dan tidak puas, yang sebenarnya menyangkut perasaan orang saja).

Selain itu, data jenis interval juga termasuk ke dalam kelompok data kuantitatif. Di dalam ilmu statistika, data interval memiliki tingkat pengukuran yang lebih tinggi dibandingkan dengan data nominal ataupun ordinal.

Angka yang digunakan pada data interval ini, selain menunjukkan urutan juga dapat dilakukan operasi matematika. Angka nol yang digunakan di dalam data interval bukan merupakan nilai nol yang sebenarnya.

Contoh Data Interval

Adapun contoh data interval adalah sebagai berikut:

  • Rata-rata tinggi badan berdasarkan usia, untuk anak-anak yang berusia 6-12 thn memiliki rata-rata tinggi badan 130-145 cm. Untuk remaja yang berusia 13-18 thn memiliki rata-rata tinggi badan 146-160 cm. Sedangkan untuk dewasa yang berusia 19-26 thn memiliki rata-rata tinggi badan 161-199 cm.
  • Interval nilai mata pelajaran bahasa Indonesia siswa SMA 1 Madiun adalah antara 0-100. Apabila siswa A dan B masing-masing memiliki nilai 45 dan 90, maka bukan berarti tingkat kecerdasan B dua kali A. Nilai 0-100 hanya merupakan rentang yang dibuat berdasarkan kategori pelajaran matematika dan mungkin berbeda dengan mata pelajaran lain.
  • Kecepatan setiap orang dalam berkendara di jalan raya. Siswo apabila berkendara dengan kecepatan 20-40 km/jam masuk pada ukuran pelan. Untuk Adi jika berkendara memiliki kecapatan 50-60 km/jam maka masuk pada ukuran sedang. Terakhir Lorenzo pada saat berkendara selalu berkecapatan 70-80 km/jam maka masuk pada ukuran cepat.
  • Dasar dari Pemrograman mempunyai 1 SKS, waktunya adalah 50 menit. Begitupun dengan Teknik Digital yang mempunyai 2 SKS yang berarti waktunya 100 menit. Dan yang terakhir adalah kalkulasi yang mempunyai 3 SKS waktunya adalah 150 menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selisih masing-masing data di atas adalah 50 menit.

Ciri Data Interval

  1. Dapat dilakukan operasi matematika. Misal panas 40 derajad adalah dua kali panas dibanding 20 derajad.
  2. Tidak terdapat kategorisasi atau pemberian kode semisal terjadi pada data nominal dan ordinal.
Baca juga nih Contoh Aplikasi Berbasis Web!

Pengertian dan Contoh Data Rasio

pixabay

Data Rasio

Ukuran rasio atau data rasio yaitu ukuran yang memberikan keterangan mengenai nilai absolut dari objek yang diukur. Data rasio yang didapat pada pengukuran dengan skala rasio memiliki titik nol.

Oleh karena itu, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas. Sebab ada titik nol, maka data rasio dapat dibuat perkalian ataupun pembagian.

Selain itu angka pada data rasio dapat menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yang diukur.

Sedangkan di dalam ilmu statistika, data rasio adalah tipe data dengan level pengukuran paling tinggi daripada tipe data yang lainnya. Data rasio ini juga termasuk pada kelompok data kuantitatif.

Angka yang digunakan pada data ini menunjukkan angka yang sebenarnya, sehingga bukan hanya sebagai simbol namun juga memiliki nilai nol yang sebenarnya. Pada data ini juga dapat dilakukan berbagai macam operasi matematika.

Contoh Data Rasio

  • Tinggi badan dari setiap data yang dikumpulkan, apabila dilihat dari skala rasio Adi lebih tinggi 10 cm dari pada Deni, dan Deni lebih tinggi 10 cm daripada Doni, dan Doni paling pendek diantara Adi dan Deni.
  • Pada sebuah bank, seseorang memiliki tabungan dengan saldo Rp. 10.000.000. Angkat tersebut menunjukkan bahwa orang tersebut benar-benar memiliki saldo sebesar Rp. 10.000.000. Apabila seseorang memiliki saldo -Rp. 1.000.000, berarti orang tersebut memiliki hutang sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan apabila seseorang memiliki saldo Rp. 0 berarti orang tersebut tidak memiliki tabungan ataupun hutang.

Ciri Data Rasio

  1. Dapat dilakukan operasi matematika. Contoh: 100 cm + 35 cm = 135 cm; 10 apel + 2 apel = 12 apel.
  2. Tidak ada kategorisasi ataupun pemberian kode.

Sekian

Demikianlah pembahasan kita mengenai contoh data ordinal, nominal, interval, dan juga rasio yang dilengkapi dengan pengertian dan ciri-cirinya.

Semoga dengan adanya pembahasan tersebut dapat membantu dan memudahkan kamu dalam memahami pengertian data ordinal, nominal, interval, dan rasio dengan baik dan benar.

Akhir kata, semoga pembahasan-pembahasan tersebut dapat bermanfaat, sekian dan terimakasih

Bagikan ini:

  • Twitter
  • Facebook
  • Telegram
  • WhatsApp
  • Lagi
  • LinkedIn
  • Tumblr
  • Pinterest
  • Surat elektronik

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA