Apa itu blended learning dan bagaimana peran guru dalam PEMBELAJARAN tersebut


Apa itu blended learning dan bagaimana peran guru dalam PEMBELAJARAN tersebut


“ BLENDED LEARNING “

ALTERNATIF  MODEL  PEMBELAJARAN DI  MASA PANDEMI

Apa itu blended learning dan bagaimana peran guru dalam PEMBELAJARAN tersebut

Oleh : Suyatno, S.Pd

Guru SMP Negeri 1 Badegan Ponorogo

Proses pembelajaran tidak bisa lepas dari keberadaan guru. Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam rangka pelaksanaan pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru adalah orang yang memberikan transfer nilai dan ilmu pengetahuan kepada siswanya melalui proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Peran seorang guru dalam proses pembelajaran merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.

Dalam masa pandemi ini pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan tatap muka karena kebijakan pemerintah melarang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tatap muka. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat edaran   Nomor  36962/MPK.A/HK/2020  tentang pembelajaran daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran corona virus  Desease (Covid-19) yang berisi instruksi seperti menunda penyelenggaraan acara yang mengumpulkan banyak orang atau diganti dengan video conference atau via daring lainnya dan bagi daerah yang sudah terdampak  virus corona ini diberlakukan Pembelajaran  Jarak  Jauh  melalui  Video conference, digital dokumen atau yang lainnya. Prioritas utama pemerintah adalah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi COVID-19.

Dalam rangka melaksanakan pembelajaran jarak jauh baik secara daring maupun luring  pemilihan metode pembelajaran menjadi sangat penting karena akan berdampak terhadap kelancaran  pelaksanakan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah model pembelajaran  “ blended learning “. Menurut Harding, Kaczynski dan Wood (2005), blended learning merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisonal tatap muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online (terutama yang berbasis web) dan beragam pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh pendidik dan peserta didik. Thorne (2013) mendefinisikan blended learning sebagai campuran dari teknologi elearning dan multimedia, seperti video streaming, virtual class, animasi teks online yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk tradisional pelatihan di kelas. Heinze A dan Procter C,      (2010) menyatakan bahwa blended learning adalah campuran dari berbagai strategi pembelajaran dan metode penyampaian yang akan mengoptimalkan pengalaman belajar bagi penggunanya.   Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa  blended learning  adalah pembelajaran yang mengkombinasikan antara tatap muka (pembelajaran secara konvensional: dengan metode ceramah, penuguasan, tanya jawab dan demontrasi), dan pembelajaran secara online dengan memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi untuk mendukung belajar mandiri dan memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

TUJUAN  BLENDED  LEARNING

Pembelajaran blended learning hendaknya memudahkan peserta didik dan pendidik dalam menjalankan proses pendidikan serta menjadikan peserta didik dan pendidik bekerja sama guna mencapai tujuan pendidikan yang saling menguntungkan.  Pradnyana (2013)  menyebutkan tujuan dari pembelajaran blended learning adalah:

  1. Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik di dalam proses belajar, sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
  2. Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk pembelajaran secara mandiri, bermanfaat, dan terus berkembang.
  3. Peningkatan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.
  4. Kelas tatap muka dapat digunakan untuk melibatkan para peserta didik dalam pengalaman interaktif. Sedangkan porsi online memberikan peserta didik dengan konten multimedia yang kaya akan pengetahuan pada setiap saat, dan di mana saja selama peserta didik memiliki akses Internet.
  5. Mengatasi masalah pembelajaran yang membutuhkan penyelesaian melalui penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi.

TAHAPAN BLENDED LEARNING

Secara mendasar terdapat tiga tahapan dasar dalam model blended learning yang mengacu pembelajaran berbasis ICT (Ramsay, 2001):

Mencakup pencarian informasi dari berbagai sumber informasi yang tersedia secara online maupun offline dengan berdasarkan pada relevansi, validitas, reliabilitas konten dan kejelasan akademis. Pendidik atau fasilitator berperan memberi masukan bagi peserta didik untuk mencari informasi yang efektif dan efisien.

  • Acquisition of information

Peserta didik secara individu maupun secara kelompok kooperatif-kolaboratif berupaya untuk menemukan, memahami, serta mengkonfrontasikannya dengan ide atau gagasan yang telah ada dalam pikiran peserta didik, kemudian menginterprestasikan informasi/pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia, sampai mereka mampu mengkomunikasikan kembali dan menginterpretasikan ide-ide dan hasil interprestasinya menggunakan fasilitas

  • Synthesizing of knowledge

Mengkonstruksi/merekonstruksi pengetahuan melalui proses asimilasi dan akomodasi bertolak dari hasil analisis, diskusi dan perumusan kesimpulan dari informasi yang diperoleh.

Sementara Carman (2005) menjelaskan lima kunci utama dalam proses pembelajaran blended learning dengan menerapkan teori pembelajaran  Keller, Gagne, Bloom, Merrill, Clark dan Gery yaitu:

  1. Live Event, pembelajaran langsung atau tatap muka secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama ataupun waktu sama tapi tempat berbeda.
  2. Self-Paced Learning, yaitu mengkombinasikan dengan pembelajaran mandiri (self-paced learning) yang memungkinkan peserta didik belajar kapan saja, dimana saja secara online.
  3. Collaboration, mengkombinasikan kolaborasi, baik kolaborasi pendidikpeserta didik maupun kolaborasi antar peserta didik.
  4. Assessment, pendidik harus mampu meramu kombinasi jenis assessmen online dan offline baik yang bersifat tes maupun non-tes (proyek kelas).
  5. Performance Support Materials, pastikan bahan belajar disiapkan dalam bentuk digital, dapat diakses oleh peserta didik baik secara offline maupun online

LANGKAH  BLENDED LEARNING

Menurut Profesor Steve Slemer  menyarankan enam tahapan dalam merancang dan  menyelenggarakan  Blendeed Learning agar hasilnya optimal , diantaranya :

  1. Menetapkan macam dan Materi bahan Ajar. Pendidik harus paham betul bahan ajar yang seperti apa yang relevan diterapkan pada pendidikan jarak jauh (PJJ) yang sebagian dilakukan secara face to face dan secara face to face dan secara online.
  2. Menetapkan rancangan dari blendeed learning yang digunakan. Rancangan harus dirancang dengan baik agar rancangan  pembelajaran yang dibuat benar-benar relevan dan memudahkan sistem pembelajaran face to face dan jarak jauh.
  3. Menetapkan format Online Learning. Apakah bahan ajar tersedia dalam format PDF, video.
  4. Melakukan uji terhadap rancangan yang dibuat, tujuannya untuk mengetahui apakah sistem pembelajaran ini sudah berjalan dengan baik atau belum, termasuk bagaimana efektivitas dan efisiensi dari rancangan yang kita buat.
  5. Menyelenggarakan blended learning dengan baik. Tentunya sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi terkait pengenalan tugas, cara akses terhadap bahan ajar dan lain-lain.
  6. Menyiapkan kriteria untuk evaluasi.

            Blended Learning merupakan proses pembelajaran yang memanfaatkan berbagai macam pendekatan. Pendekatan yang dilakukan dapat memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Pembelajaran berlangsung secara konvensional (tatap muka), mandiri, dan mandiri via online. Bahan belajar mandiri secara offline disiapkan dalam bentuk digital, seperti dalam bentuk CD, MP3, DVD, dll, sedangkan bahan belajar mandiri secara online disiapkan dalam bentuk Mailing List, Social Media, Learning Management Systems (LMS) dan lain sebagainya. Pada penerapan Blended Learning pendidik seharusnya dapat memastikan bahwa seluruh pesertanya memiliki sarana dan prasarana yang memadai, sehingga dalam belajar secara mandiri via online tidak banyak hambatan dikarenakan faktor sarana dan prasana yang kurang memadai. Selain itu pendidik sudah menyiapkan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang mungkin muncul. Pembagian materi belajar harus dapat dialokasikan dengan baik, dengan mempertimbangkan isi bahan ajar, serta tujuan pembelajarannya, mana yang harus dibahas secara tatap muka, atau dapat dipelajari secara mandiri. Dalam mengorganisir pembelajaran, pendidik juga harus menyiapkan jadwal yang terorganisir untuk tatap muka dan pembelajaran mandiri diawal, agar peserta mengetahui secara jelas jadwal tersebut.#

BIODATA PENGIRIM

NAMA                 : SUYATNO, S.Pd

UNIT KERJA      : SMP NEGERI  1 BADEGAN 

ALAMAT            : Jl  Raya Ponorogo – Wonogiri   No 2   Badegan

   Kec. Badegan, Kab. Ponorogo

  Jawa Timur. Kode Pos 63455

No HP                  : 085235052423

Email                    :

Share This Post To :

Kembali ke Atas


Artikel Lainnya :




Komentar :

Apa itu blended learning dan bagaimana peran guru dalam PEMBELAJARAN tersebut
Pengirim : eaqapejev -
Apa itu blended learning dan bagaimana peran guru dalam PEMBELAJARAN tersebut
 []  Tanggal : 17/12/2021
<a href=http://slkjfdf.net/>Ognizo</a> <a href="http://slkjfdf.net/">Oruqalo</a> dzw.xshk.smpn1badegan.sch.id.nuj.uc http://slkjfdf.net/

   Kembali ke Atas