Mengenal fungsi AVR pada Alternator atau Generator AC 3 Phase
Listrik yang banyak kita gunakan untuk keperluan sehari – hari adalah listrik dengan jenis Arus bolak-balik atau AC (Alternating Current).
Energi listrik arus bolak – balik atau listrik AC (Alternating Current) berasal dari suatu pembangkit listrik atau Generator listrik AC 3 Phase.
- Baca juga: Apa yang menyebabkan AVR menjadi Rusak?
Pembangkit listrik AC 3 Phase atau yang biasa disebut dengan Generator Listrik AC adalah suatu alat yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga gerak dan mengubah tenaga gerak
tersebut menjadi energi listrik dengan Prinsip induksi magnetik atau Gaya gerak listrik (GGL).
Baca juga: Apa itu Gaya Gerak Listrik (GGL)
Generator listrik arus bolak – balik atau AC (Alternating Current) disebut juga dengan Alternator (Alternating Current Generator).
Seperti yang kita ketahui listrik arus bolak balik (AC) dihasilkan dari suatu penghantar yang bergerak memotong medan magnet.
Seperti halnya prinsip kerja suatu pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – balik dapat menghasilkan listrik dengan cara kerja yang sama dengan prinsip GGL.
Namun, Pada dasarnya sebuah Generator menghasilkan listrik dengan besar tegangan listrik yang tidak tetap (berubah-ubah).
Tegangan listrik yang tidak tetap atau naik turun, dapat menyebabkan gangguan dan kerusakan pada berbagai peralatan listrik dan
generator itu sendiri.
Penyebab tegangan genset naik-turun dan perbaikannya
"Oleh karena itu pada sebuah Pembangkit listrik atau Generator listrik arus bolak – balik dilengkapi dengan suatu alat yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik keluaran (Output Voltage) dari Sebuah generator tersebut"
Alat yang berfungsi untuk mengatur tegangan listrik keluaran generator tersebut kita kenal dengan nama AVR.
AVR (Automatic Voltage Regulator) pada sebuah Generator, memiliki berbagai fungsi, tidak hanya untuk menstabilkan Tegangan keluaran dari generator listrik, namun juga memiliki berbagai fungsi lainnya.
Fungsi AVR
Mengenal berbagai fungsi AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase
- Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) Alternator atau generator listrik.
- Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator)
- Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus lebih (Over Current) yang terjadi pada Generator.
1. AVR berfungsi Sebagai alat untuk mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) suatu generator listrik AC 3 Phase agar tetap
Stabil.
Bagaimana Prinsip kerja AVR dalam mengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada sebuah Generator ?
Berikut beberapa contoh Wiring diagram pemasangan AVR pada Alternator
Diagram AVR AVK MA-330 |
Diagram AVR R-450 |
Prinsip kerja AVR pada Alternator atau Generator listrik AC 3 Phase ada dua jenis, sesuai dengan sistem Excitation pada generator tersebut.
Dua jenis sistem excitation (Exciter) pada generator AC 3 Phase, yaitu :
- Self - Excited Generator
- PMG – Excited Generator
Diagram AVR |
Perbedaan dari kedua sistem ini terletak pada penambahan magnet permanen (PMG = Permanent Magnet Generator).
Pada sistem PMG – Excited Generators dilengkapi dengan PMG (Permanent Magnet Generator) sedangkan pada sistem Self – Excited Generator tidak dilengkapi dengan PMG (Permanent Magnet Generator).
Sistem excitation (Exciter) dengan PMG memiliki kelebihan dalam memberikan supplai tegangan yang lebih stabil ke gulungan Exciter.
- Prinsip kerja AVR pada generator dengan sistem Self-Excited Generators
- AVR menerima tegangan keluaran dari gulungan utama generator, dan digunakan sebagai supplai untuk dikirimkan ke gulungan Exciter. Selain itu Tegangan yang diterima AVR dari gulungan utama digunakan sebagai Sensing atau Sensor seberapa besar tegangan yang dihasilkan oleh generator tersebut.
- Besarnya tegangan yang dikirimkan AVR ke gulungan Exciter disesuaikan dengan Tegangan keluaran Generator yang diterima (Sensing) AVR dari Gulungan utama Generator (Output Voltage).
- Jika tegangan keluaran yang dihasilkan Generator kurang dari tegangan yang diinginkan, maka AVR akan mengirimkan tegangan yang lebih ke gulungan Exciter, lalu AVR akan mengurangi supplai tegangan ke gulungan Exciter jika tegangan yang disensornya dari gulungan utama Generator sudah mencapai nilai tegangan yang diinginkan.
“Semakin tinggi tegangan yang dikirimkan ke gulungan Exciter, akan semakin besar tegangan keluaran (Output Voltage) dari Generator tersebut”.
- Prinsip kerja AVR pada generator dengan sistem PMG-Excited Generators
Prinsip kerja AVR pada generator dengan sistem PMG-Excited Generator hampir sama dengan Prinsip kerja AVR pada Generator dengan sistem Self-Excited Generator, perbedaannya hanya :
- PMG (Permanent Magnet Generator) terdiri dari dua bagian yaitu PMG rotor dan PMG stator. PMG menghasilkan tegangan yang dikirmkan ke AVR untuk dikirimkan kembali ke gulungan Exciter. Tegangan yang dihasilkan PMG bersifat tetap, atau sesuai dengan kecepatan putaran penggerak Generator tersebut.
- Jika pada Self-Excited Generator Gulungan Exciter menghasilkan listrik sendiri untuk supplai ke gulungan rotor, sedangkan pada sistem PMG-Excited Generators, Gulungan Exciter mendapatkan bantuan supplai tegangan dari PMG.
2. AVR Sebagai stability dan pengatur Droop Voltage (Tegangan jatuh) untuk Generator yang dijalankan secara Paralel (Synchronous Generator).
Contoh Wiring diagram AVR dilengkapi Droop Kit
Diagram AVR |
Selain sebagai pengatur tegangan keluaran (Output Voltage) pada Generator listrik AC 3 Phase, AVR juga berfungsi sebagai pengatur tegangan jatuh (Droop Voltage) pada Generator yang dioperasikan secara paralel.
Generator yang dioperasikan secara paralel harus memiliki besar tegangan yang sama antara masing-masing Generator yang diparalelkan tersebut.
Namun ada kalanya saat beban yang diterima mengalami lonjakan, atau terjadi beban / Arus yang tiba-tiba naik secara mendadak, akan menyebabkan tegangan dari generator akan jatuh (Droop Voltage).
Jika tegangan jatuh (Droop Voltage) yang terjadi dialami oleh salah satu Generator, akan menyebabkan perbedaan nilai tegangan antara kedua genset yang diparalel, dan hal ini akan menyebabkan salah satu Generator akan menanggung beban daya lebih besar dari generator yang lainnya.
Ketidak seimbangan beban akan menyebabkan Generator yang menanggung beban arus lebih tinggi akan mengalami Over load (Kelebihan beban) dan trip.
AVR akan mendeteksi terjadinya tegangan jatuh (Droop Voltage) dan tetap menjaga kondisi tegangan masing – masing Generator tetap stabil, meski mengalami lonjakan arus atau beban yang mendadak.
Dalam mendeteksi Droop Voltage, AVR dilengkapi dengan sistem atau alat yang disebut dengan Droop kit (Droop CT). Droop kit terpasang pada kabel keluaran dari gulungan utama generator, untuk sensor beban atau Ampere yang melewati kabel gulungan utama tersebut.
3. Sebagai sistem pengaman Tegangan lebih (Over Voltage) dan Beban atau Arus lebih (Over Current) yang terjadi pada Generator.
AVR juga dilengkapi dengan pengaman terhadap berbagai gangguan yang mungkin terjadi pada sistem Generator.
AVR dilengkapi dengan pengaman OVER CURRENT EXCITER, Jika generator diberikan beban daya melebihi kemampuan generator tersebut, secara otomatis AVR akan berusaha mengirimkan tegangan yang besar juga ke gulungan EXCITER.
Jika Arus yang dikirimkan ke EXCITER melebih batasan yang sudah diatur pada AVR, rangkaian listrik dari AVR ke gulungan Exciter akan terputus, dan juga menyebabkan Gulungan utama Generator tidak akan mengeluarkan tegangan lagi.
Demikianlah sedikit penjelasan mengenai pengenalan AVR dan berbagai fungsinya pada Generator atau Alternator listrik AC 3 phase.
Mohon maaf jika terdapat kesalahan, dan mohon bantuan masukan dan koreksinya.
Semoga artikel mengenai AVR (Automatic Voltage Regulator) ini dapat memberikan tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi kita semua !
Tempat kita berbagi ilmu
Dikutip dari berbagai sumber