Apa dampak kebakaran hutan terhadap dunia perdagangan dan perindustrian

Bappenas (1995), Causes, Extent and Cost fo the 1997/98 Fires and Drought:Summary of Phase 1, Asian Development Bank TA 299-INO July 98 - March 1999 :Planning fot Fire Prevention and Drought Management Project, Jakarta.

FWI/GFW (Forest Watch Indonesia) (2001), "Potret Keadaan Hutan Indonesia" Forest Watch Indonesia, Bogor.

KMLH dan UNDP (1998), Kebakaran Hutan dan lahan diIndonesia:Dampak,Faktor dan Evaluasi, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan United Nation Development Programme, Jakarta.

KMNLH dan UNDP, (1998) Ringkasan Eksekutif Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan United nation Development Programme, Jakarta.

PPFSEA (2003),Convicting Forest and land Fire Offences : A Case Study of the Legal Process in Riau Indonesia, Project Fire Fight South East Asia (PPFSEA), Indonesia.

Pyatt, Graham danJeffery I. Round (1990), "Accounting and Fixed-Price Multiplier in a Social Accounting Matrix Framework," dalam Graham Pyatt dan Jeffery I. Round (ed), Social Accounting Matrices: A Basic for Planning, The World Bank,Washington DC.

Thorbecke, Erick (1988), "The Social Accounting Matix and Consistency-Type Planning Models"dalamGraham Pyatt and Jeffery I. Round (e), Social Accounting Matrices:A Basic for Planning, The World Bank, Washington DC.

Vitalaya, Aida (2004), "Kemiskinan masyarakat Sekitar Hutan" Makalah pada Sarasehan dan Kongres LEI Menuju CBO, Sertifikasi di Simpang Jalan: Politik Perdagangan, Kelestarian dan Pemberantasan Kemiskinan, Jakarta.


Page 2

Bappenas (1995), Causes, Extent and Cost fo the 1997/98 Fires and Drought:Summary of Phase 1, Asian Development Bank TA 299-INO July 98 - March 1999 :Planning fot Fire Prevention and Drought Management Project, Jakarta.

FWI/GFW (Forest Watch Indonesia) (2001), "Potret Keadaan Hutan Indonesia" Forest Watch Indonesia, Bogor.

KMLH dan UNDP (1998), Kebakaran Hutan dan lahan diIndonesia:Dampak,Faktor dan Evaluasi, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan United Nation Development Programme, Jakarta.

KMNLH dan UNDP, (1998) Ringkasan Eksekutif Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan United nation Development Programme, Jakarta.

PPFSEA (2003),Convicting Forest and land Fire Offences : A Case Study of the Legal Process in Riau Indonesia, Project Fire Fight South East Asia (PPFSEA), Indonesia.

Pyatt, Graham danJeffery I. Round (1990), "Accounting and Fixed-Price Multiplier in a Social Accounting Matrix Framework," dalam Graham Pyatt dan Jeffery I. Round (ed), Social Accounting Matrices: A Basic for Planning, The World Bank,Washington DC.

Thorbecke, Erick (1988), "The Social Accounting Matix and Consistency-Type Planning Models"dalamGraham Pyatt and Jeffery I. Round (e), Social Accounting Matrices:A Basic for Planning, The World Bank, Washington DC.

Vitalaya, Aida (2004), "Kemiskinan masyarakat Sekitar Hutan" Makalah pada Sarasehan dan Kongres LEI Menuju CBO, Sertifikasi di Simpang Jalan: Politik Perdagangan, Kelestarian dan Pemberantasan Kemiskinan, Jakarta.


Page 3

ada yang bisa bantu nomor 2? makasi sebelumnya :)

ada yang bisa bantu nomor 2? makasi sebelumnya :)

Menganalisis penerapan ekonomi mikro dan makro di sekitar tempat tinggal mu​

sejarah munculnya ekonomi secara singkat ​

tolong bantu jawab!!​

Jelaskan / Tuliskan Prinsip kebutuhan Pokok dalam hidup anda.​

biaya yg dikorbankan/diabaikan karena adanya pilihan??​

tuliskan pendapat anda tentang kelangkaan minyak goreng​

Ade adalah pegawai teknisi komputer dengan gaji Rp.2.800.000,- perbulan. Kemudian ia mendapatkan gaji sebesar 3.400.000,- perbulan dengan menjadi tekn … isi komputer senior. Namun ia mendapatkan tawaran untuk bekerja di perusahaan lain dengan jabatan yang sama dengan gaji Rp.5.000.000,- perbulan dan ia menerima tawaran itu. Maka biaya peluang Ade adalah?​

Annie seorang tenaga kerja dengan gaji Rp.3.500.000,- perbulan. Apabila Annie memilih menjadi wirausaha maka biaya peluang yang dikorbankan adalah?​

Apa dampak kebakaran hutan terhadap dunia perdagangan dan perindustrian

Apa dampak kebakaran hutan terhadap dunia perdagangan dan perindustrian
Lihat Foto

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH

Kebakaran hutan dan lahan di kawasan Rambutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Rabu (13/9/2017). Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 14.00. Petugas darat dan udara berusaha memadamkan api kebakaran itu sejak pukul 14.30 hingga 18.00. Hingga Rabu petang, kebakaran masih terjadi. Kebakaran ini diduga kuat akibat ulah manusia yang sengaja membakar untuk membuka lahan pertanian.

KOMPAS.com - Edukasi kepada masyarakat untuk peduli terhadap kebakaran hutan dan lahan yang rawan terjadi di sejumlah wilayah penting disebarluaskan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), melalui akun resmi Twitter-nya, @infoBMKG, memberikan informasi terkait dampak kebakaran lahan dan hutan (Karhutla), dan beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat saat peristiwa itu terjadi.

Kepala Pusat Metereologi Publik BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, BMKG memang ingin memberikan informasi dengan cara yang mudah dipahami masyarakat. Salah satunya menyebarkannya melalui media sosial dalam bentuk infografik.

"Harapannya masyarakat lebih mudah memahami informasi yang kami sampaikan dari tampilan yang interaktif, dan menginformsikan tindakan apa saja yang dilakukan jika terjadi kebakaran hutan," ujar Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/8/2018).

Informasi tersebut dirangkum berdasarkan rangkaian aksi pemadaman yang dilakukan BMKG bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Mandala Agni, dan Masyarakat Peduli Api.

Dampak kebakaran hutan

Kebakaran hutan dan lahan berdampak pada rusaknya ekosistem dan musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan.

Asap yang ditimbulkan juga menjadi polusi udara yang dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik.

Selain itu, asap bisa mengganggu jarak pandang, terutama untuk transportasi penerbangan.

Dampak lainnya:

"Dampak kebakaran hutan dan lahan menyebabkan gangguan asap yang jika terjadi berkepanjangan tentu akan berdampak pada kegiatan ekonomi dan bisnis," kata Waluyo, Rabu (25/09) seperti dikutip dari Bloomberg. "Untuk alasan ini, kami sepenuhnya mendukung langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah untuk mengatasi hal itu."

Kebakaran telah menyebabkan kabut tebal di seluruh Indonesia, Malaysia dan Singapura selama berminggu-minggu, mengubah langit menjadi berwarna merah darah di beberapa bagian, dan merusak sejumlah lahan.

Namun Waluyo mengatakan bank sentral tetap pada perkiraan pertumbuhan, yang diprediksi berada di kisaran 5 hingga 5,4 persen tahun 2019, sebelum naik ke kisaran 5,1-5,5 persen tahun 2020.

"Dampak yang lebih sulit diukur adalah dampak sosial dan lingkungan yang lebih berjangka panjang, termasuk dampak pada kesehatan masyarakat, dampak pada kegiatan pendidikan yang telah terganggu, dan kerusakan lingkungan yang disebabkan," kata dia.

Memang masih terlalu dini untuk mengukur pengaruh kebakaran lahan dan hutan tahun ini terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebuah laporan Bank Dunia yang diterbitkan setelah kebakaran hutan tahun 2015 mengestimasi biaya akibat krisis kabut asap itu mencapai 16 miliar dolar AS, artinya dua kali lipat dari jumlah yang dibutuhkan untuk membangun kembali wilayah Indonesia yang terkena tsunami pada 2004.

Kesehatan jutaan anak bisa terganggu

Organisasi perlindungan anak-anak di bawah Perserikatan Bangsa Bangsa, yaitu UNICEF pada Selasa (24/09) memperingatkan risiko gangguan kesehatan terhadap 10 juta anak di bawah usia 18 tahun akibat menghirup asap dari kebakaran lahan dan hutan. Sebelumnya para ilmuwan mengatakan bahwa api yang membakar hutan telah melepaskan sejumlah gas rumah kaca. 

Anak-anak yang masih kecil sangat rentan karena sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang sementara bayi yang lahir dari ibu yang terpapar polusi selama kehamilan mungkin memiliki berat lahir rendah dan dilahirkan prematur, kata UNICEF.

"Kualitas udara yang buruk adalah tantangan yang berat dan terus memberat bagi Indonesia," ujar Debora Comini dari UNICEF.

Seorang warga berusia lanjut di Jambi harus mendapat pertolongan akibat buruknya kualitas udara pada Selasa (24/09).

"Setiap tahun, jutaan anak menghirup udara beracun yang mengancam kesehatan dan menyebabkan mereka meninggalkan sekolah - mengakibatkan kerusakan fisik dan kognitif seumur hidup." Sekolah-sekolah telah ditutup di beberapa wilayah di Indonesia karena kualitas udara yang buruk, dan jutaan anak-anak tidak bisa mengikuti pelajaran.

Di Malaysia, sekolah-sekolah juga terpaksa tutup pekan lalu karena tebalnya kabut asap. Singapura juga diselimuti kabut asap selama balapan motor Formula Satu akhir pekan. Namun kualitas udara di Malaysia dang Singapura pada Selasa dilaporkan telah membaik dan langit lebih cerah.

Penegakan hukum dinilai tidak serius

Sementara organisasi yang bergerak di bidang lingkungan, Greenpeace Indonesia, menyesalkan tidak adanya sanksi signifikan baik perdata maupun sanksi administratif kepada sejumlah perusahaan yang diduga memiliki area lahan yang terbakar.

Berdasarkan analisis pemetaan terbaru Greenpeace Indonesia terdapat sepuluh perusahaan kelapa sawit yang memiliki area lahan terbakar terbesar dari 2015 hingga 2018. Namun Greenpeace menyayangkan pemerintah yang belum mencabut satu pun izin konsesi sawit atas kebakaran hutan dan lahan tersebut.

"Menghentikan krisis kebakaran yang berulang ini seharusnya menjadi agenda utama pemerintah sejak 2015. Tetapi temuan kami menunjukkan hanya kata-kata belaka sementara penegakan hukum masih lemah dan tidak konsisten terhadap perusahaan. Presiden Jokowi dan para menterinya harus segera mencabut izin perusahaan yang di lahannya terjadi kebakaran,” ujar Kiki Taufik, Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace Indonesia, dalam sebuah pernyataan.

Sejak awal Agustus hingga 18 September, kebakaran telah melepaskan sekitar 360 megaton gas rumah kaca, dibandingkan dengan 400 megaton selama periode yang sama empat tahun lalu, kata layanan Copernicus Atmosphere Monitoring Service, yang merupakan bagian dari program observasi bumi milik Uni Eropa.

ae/hp (Bloomberg, AFP, Greenpeace Indonesia)

Berbagai Upaya Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Penenggelaman lahan gambut

Untuk memadamkan 900 hektare lahan gambut yang terbakar di Kalimantan Selatan, tim gabungan pemadaman kebakaran lahan dan hutan setempat berencana tenggelamkan areal lahan gambut yang terbakar. Untuk bisa melakukan ini, tim rencananya akan menutup aliran Sungai Riam Kanan lalu dialirkan ke lokasi kebakaran.

Berbagai Upaya Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Bom air

Istilah bom air lebih dikenal dengan nama asingnya yaitu water bombing. Caranya yaitu dengan menyiramkan air dari pesawat yang terbang di atas area lahan atau hutan yang terbakar. Ini dilakukan di medan yang sulit diakses dari darat. Namun hambatan seperti angin kencang dapat mempersulit operasi pemadaman dengan metode bom air ini.

Berbagai Upaya Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Hujan buatan

Hujan dibuat dengan cara menyemai garam ke dalam awan hujan. Untuk itu perlu dicari bibit awan hujan lalu disiramkan NaCL untuk memperberat massa awan dan memicu turunnya hujan. Tim gabungan pemadaman kebakaran juga menggunakan kalsium oksida atau kapur tohor aktif (CaO) yang bersifat eksotermis atau mampu mengeluarkan panas untuk memicu hujan.

Berbagai Upaya Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Pemadaman darat

Pemadaman langsung ini dilakukan dari darat dilakukan oleh tim pemadam api dengan cara menyemprotkan air ke titik-titik yang terbakar. Metode ini dinilai sangat konvensional dan relatif sulit dilakukan di medan hutan dan pegunungan.

Berbagai Upaya Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Kanal bersekat

Metode ini umum dilakukan untuk melokalisasi api dan mencegah kobaran api merembet ke area yang lebih luas. Misalnya seperti kebakaran hutan di Gunung Panderman yang berlokasi di dekat hutan produksi yang ditumbuhi pohon pinus di Malang. Metode ini diharapkan bisa mencegah kobaran api ke hutan pinus karena getah pinus sangat mudah sekali terbakar. Ed:ae/ts (berbagai sumber)