Alat musik yang dimainkan pada saat upacara suku dayak adalah... *

Alat-alat musik tradisional Kalimantan. (Ezagren/commons.wikimedia.org)

Boboi.id - Alat musik tradisional Kalimantan banyak macamnya. Pulau Kalimatan atau Borneo sendiri adalah pulau yang dimiliki oleh tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darusalam.

Wilayah pulau Kalimantan yang dimiliki Indonesia juga terdiri dari beberapa wilayah provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah.

Masyarakat Kalimantan juga mempunyai alat musik tradisional yang khas antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Alat musik tradisional Kalimantan juga berbeda dengan wilayah lain yang ada di Indonesia.

Lalu, apa saja alat musik tradisional Kalimantan itu? Yuk, simak dari informasi berikut ini.

1. Jatung Utang

Alat musik tradisonal Kalimantan yang pertama ada jatung utang. Jatung utang adalah alat musik tradisional Kalimantan dari Dayak Kenyah.

Jatung utang terbuat dari kayu temaha atau kapit mawat dan bentuknya hampir seperi gambang.

Alat musik tradisional ini mempunyai 13 kepingan kayu, yang nantinya dipukul-pukul untuk menghasilkan bunyi.

Kita bisa menemukan alat musik tradisonal ini ketika masyarakat Kalimantan mengadakan upacara adat untuk mengiringi lagu-lagu Kalimantan.

Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 Tema 1: Bagaimana Kondisi Geografis Pulau Kalimantan Berdasarkan Peta?

2. Babun

Alat musik tradisional Kalimantan berikutnya adalah babun. Alat musik tradisonal babun ini mempunyai bentuk bulat dan terbuat dari kayu.

Bentuknya hampir mirip kendang, cara memainkannya pun sama. Untuk menghasilkan nada, babun dipukul pada bagian kulit penutup lubang di tengah kayu.

Kita juga bisa menemukan alat musik tradisional ini ketika ada upacara adat untuk mengiringi lagu-lagu Kalimantan.

3. Sluding

Alat musik tradisonal sluding ini bentuknya juga hampir mirip jatung utang. Kalau jatung utang mempunyai 13 kepingan kayu untuk dipukul, sluding mempunyai 8 kepingan kayu yang dipukul untuk menghasilakn nada.

Biasanya, bagian sisi sluding akan dihias oelh ukiran kepala burung enggang. Ukiran ini menambah ciri khas alat musik tradisional sluding agar mudah dikenali.

Alat musik ini juga bisa ditemui ketika ada upacara adat masyarakat Kalimantan.

Page 2

Thea Arnaiz Kamis, 18 November 2021 | 20:15 WIB

Alat-alat musik tradisional Kalimantan. (Ezagren/commons.wikimedia.org)

4. Rebab

Alat musik tradisional dari Kalimantan ini, dimainkan dengan cara digesek untuk menghasilkan nada.

Rebab terbuat dari kayu dan tempurung kelapa. Lalu, dipasangi juga senar atau dawai untuk digesek dan menghasilkan bunyi.

Kurang lebih, cara memainkannya seperti biola tetapi tidak diletakkan di pundak.

Alat musik ini juga jadi salah satu pengiring lagu-lagu Kalimantan di upacara adatnya.

Baca Juga: Mengulik Fakta Unik Fauna Endemik Kalimantan, Ternyata Orangutan Punya DNA Mirip Manusia

5. Sape

Alat musik tradisional kaliman ini, sekilas bentuknya hampir mirip dengan gitar. Cara memainkannya pun sama, yaitu dipetik.

Seluruh bagian kerangka sape terbuat dari kayu aro, kayu marong, atau kayu pelantan.

Lalu, nantinya jika sudah dibentuk sape akan dipasangi senar agar bisa dipetik. Alat musik ini juga bisa kita temui ketika masyarakat Kalimantan menyayikan lagu-lagu Kalimantan.

Perbesar

Uyau Moris, seorang musisi sape. (dok. instagram.com/uyaumoris///www.instagram.com/p/Bn5uRoeBiYY/Novi Thedora)

Konon katanya, sape’ diciptakan oleh seorang pemuda yang selamat dari kecelakaan sampan yang karam dan dia terdampar di sebuah pulau di tengah sungai. Di tengah kesendiriannya, dia tiba-tiba mendengar suara musik yang disinyalir berasal dari dasar sungai. Merasa mendapat ilham dari nenek moyang, pemuda ini mencoba membuat alat musik dengan bunyi yang sama seperti yang dia dengar saat sudah pulang.

Melansir dari Portal Informasi Indonesia, kata sape’ sendiri berasal dari bahasa lokal yang memiliki arti “memetik dengan jari”. Sape' terbuat dari kayu pilihan seperti meranti dan kayu keras lainnya agar lebih tahan lama. Sesuai dengan mitologinya, bentuk sape' juga menyerupai sampan. Biasanya, sape' akan diberi ukiran motif Dayak seperti taring atau kepala burung.

Alat musik ini dimainkan oleh masyarakat Dayak untuk menyatakan perasaan, baik senang maupun sedih. Dikatakan pada zaman dahulu, lantunan musik yang riang dimainkan pada siang hari, sedangkan lantunan musik yang syahdu dimainkan pada malam hari. Dentingan yang indah dari sape’ juga digunakan untuk mengiringi tarian Dayak atau upacara adat.

Pada Dayak Kenyah dan Dayak Kenyaan, terdapat sastra lisan turunan bernama 'Tekuak Lawe'. Sastra tersebut berbunyi "sape benutah tulaang to’awah" yang makna filosofisnya berarti sape’ mampu meremukkan tulang-tulang hantu yang gentayangan. Ungkapan ini ingin menandakan bahwa dentingan suara sape’ dapat membuat menyentuh perasaan hingga membuat orang yang mendengarnya merinding.

Cara memainkan sape’ tak jauh berbeda dengan gitar, yakni dengan dipetik. Bedanya, tidak ada lubang seperti di gitar dan kunci notasi juga jelas berbeda. Terdapat dua jenis sape' yang cukup awam ditemui, yakni sape' dari Dayak Kayaan yang memiliki dua senar. Panjang Sape' Kayaan ini mencapai satu meter dan badannya lebar.

Jenis lainnya adalah Sape' Dayak Kenyah. Ukuran sape' jenis ini lebih besar yakni panjangnya mencapai 1,5 meter dengan badan yang kecil memanjang. Jumlah senarnya juga lebih banyak yaitu tiga hingga lima senar.

Dulunya, senar pada sape' berasal dari serat pohon enau. Tapi, seiring perkembangan zaman, sudah diganti dengan kawat kecil. Kini, sape' juga kerap dimainkan bersama-sama dengan alat musik modern. (Novi Thedora)

SuaraKaltim.id - Berbicara soal kebudayaan, Kalimantan Timur (Kaltim) memang memiliki beragam suku bangsa. Tentu masing-masing kebudayaan dan tradisi juga berbeda-beda. Itulah yang membuat Kaltim menjadi wilayah yang amat kaya akan keberagaman.

Terlepas dari ragam kebudayaan eksotis yang dimiliki Kaltim, Benua Etam ini juga memiliki beberapa alat musik khasnya. Beberapa bahkan langka untuk ditemukan kebadaannya. Mari kita simak.

Ilustrasi alat musik sampe. [Istimewa]

1. Alat musik sampek.

Sampe adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Suku Dayak. Untuk memainkan alat musik ini caranya adalah dengan dipetik.

Baca Juga: KBRI Jepang Resmikan PKBM At Taqwa di Ibaraki, Pusat Pendidikan dan Budaya Indonesia

Pada kehidupan keseharian dari suku Dayak, seni bermusik adalah salah satu yang tidak boleh dilewatkan dalam sebuah acara seperti upacara adat dan musik juga digunakan untuk hiburan.

Ilustrasi alat musik Gambus. [Istimewa]

2. Alat musik Gambus.

Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik seperti sampe. Ia berdawai 6 yang tidak jauh berbeda dengan mandolin. Gambus ini awalnya berasal dari Timur Tengah yang kemudian dibawa oleh pedagang melayu sampai ke pesisir Kaltim.

Ilustrasi Sluding/Klentangan. [Istimewa]

3.  Alat musik sluding/klentangan.

Sluding atau Klentengan adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kayu. Alat musik ini merupakan alat musik pukul jenis silofan, yang mirip dengan gambang.

Baca Juga: Sinopsis The Raid dan Daftar Pemainnya, Budaya Silat dalam Film Action

Alat musik ini terdiri dari 8 bilah kayu yang ditempatkan pada rak kayu. Pada sisi kanan dan kiri sluding dihias dengan motif kepala burung Enggang yang dianggap sebagai hewan sakral oleh suku bangsa Dayak Modang. Alat musik ini dimainkan saat upacara adat.

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA