Akhlak rasulullah saw panduan dan contoh

( #TantanganGurusiana hari ke-108#)

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)

Rasulullah SAW adalah pribadi yang luar biasa. Allah menyebut Rasulullah sebagai manusia yang berbudi pekerti luhur. Di antara akhlak luhur beliau adalah Rendah Hati (tawadhu), Sabar, Berkata baik dan menghormati tetangga, Ceria dan Riang Gembira, Pemberani, Jujur, Lemah lembut, Dapat dipercaya, Malu, Zuhud, Pemaaf, Kasih sayang, Bergaul dengan baik, Menepati janji, Cinta perdamaian. Akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw di atas telah menjadi teladan mulia bagi pengikut beliau. Oleh karena itu, merupakan kewajiban bagi setiap umat islam untuk meneladani akhlak-akhlak mulia Nabi Muhammad saw.

Pelaksanaan Pesantren Ramadhan 1441 H / 2020 M tingkat SMA dan SMK hari ketiga pada hari Rabu (29/04/2020) diisi oleh Ust. Hanan Attaki, Lc dengan materi Indahnya Akhlak Rasulullah. Materi ini disampaikan melalui Youtube dan siswa bisa mendengarkan secara langsung atau bisa juga mendownloadnya.

Penyampaian materi yang kocak dan gaul oleh ust. Hanan membuat suasana riuh dan nyambung sekali dengan audiens pelajar. Materi juga disampaikan dengan kisah-kisah para sahabat. Sehingga siswa tidak bosan mendengarkan tausiah beliau walaupun agak kelamaan.

Nabi Muhammad tauladan dalam segala hal. Nabi Muhammad adalah uswatun hasanah karena low profile dan tidak pernah merasa selalu benar. Kalau keliru, beliau berbesar hati dan berlapang dada memperbaikinya. Contoh nabi pernah keliru dalam Qur’an surat ‘abasa, nabi ditegur oleh Allah karena ada seorang buta datang untuk belajar tetapi dicuekin Nabi karena sedang ada tamu dengan Pembesar Quraisy.

Pengikut nabi tidak ada yang menggosipkan beliau kalau ada kesalahan yang terjadi pada nabi. Bahkan tidak ada yang unfollow. Mereka hanya bertanya dan mengingatkan nabi secara santun. Nabi Muhammad SAW itu orangnya tidak kaku, padahal nabi merupakan orang yang paling saleh.

Tapi mengapa kita makin belajar hadist makin kaku, makin susah senyum, harusnya makin belajar hadist makin senyum. Nabi senyum melihat perbedaan pendapat di antara para sahabat, bahkan ada sahabat yang namanya Bakroh, agak aneh dalam shalatnya, Nabi senyum sendiri. Bakroh sampai ke masjid untuk menunaikan shalat ketika orang sedang dalam keadaan rukuk. Melihat kondisi seperti ini diapun berjalan sambil bungkuk menuju shaff untuk mengikuti shalat tersebut. Setelah selesai shalat dia cerita sama Nabi bahwa tadi dia shalatnya rukuk sambil berjalan dari depan pintu menuju shaf, karena waktu itu orang lagi melaksanakan rukuk. Nabi tersenyum lalu menasehati orang tersebut dan berkata, nanti jangan diulangi lagi. Nabi tidak langsung menasehati apalagi marah. Kalau kita melihat orang salah justru langsung dimarahi dan bahkan dengan mengatakan hal yang tidak baik. Nabi apabila seseorang salah, beliau tersenyum kemudian menasehati dan mengasih tau, karena beliau tau bahwa orang itu masih belajar, kecuali dia memang tau itu salah dan sengaja berbuat salah.

Ada juga yang shalatnya tidak pernah dilakukan Nabi tapi mereka melakukan. Seperti bilal yang melakukan shalat syukur wudhu’. Nabi tidak komen, padahal Nabi sendiri tidak pernah mengajarkan tapi Bilal melakukan. Nabi yang mengerti agama bertanya pada Bilal, tentang shalat apa yang dilakukan Bilal. Dijawab oleh Bilal dengan shalat syukur wudhu’. Nabi diam dan tersenyum. Karna Nabi tau bahwa ibadah sunnah itu sifatnya mutlak, artinya bebas dilakukan. Ada sunnah yang muqayyat dan ada yang muthlak. Sunnah muqayyat itu yang sudah diatur waktunya, contohnya tahajjud, dilakukan di malam hari, Qabliah dan ba’diyah shalat sunat yang dilakukan mengiringi shalat wajib. Tapi ada shalat sunnah mutlak, bebas dilakukan kapan saja dan berapa raka’at pun bebas.

Nabi itu orangnya empati, tau apa yang diinginkan orang lain. Saking empatinya Nabi kadang-kadang Nabi itu seperti orang yang ra’fah (tidak enakan) terhadap orang lain. Sama seperti Rasulullah waktu di rumah beliau ada tamu, semua makan minuman sudah disiapkan, sampai larut malam orang itu belum juga pulang, nabi jadi tidak enakan, mau disuruh pulang nggak enak. Yang akhirnya Allah menurunkan ayat Al-Qur’an. Setiap ayat yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi harus disampaikan kepada ummatnya. Saat Nabi mengucapkan Alhamdulillah Allah telah menurunkan ayat, maka tamu tersebut bertanya kepada Nabi tentang ayat yang baru saja diterima Nabi, setelah disampaikan oleh Rasulullah setelah disampaikan oleh Nabi bahwa itu adalah ayat yang berkaitan dengan cara bertamu ke rumah Rasulullah barulah tamu tersebut pulang. Sampai Allah menurunkan ayat karena Rasulullah itu sangat tidak enakan dan akhirnya sering jadi menyulitkan diri sendiri, karena menolong dan tidak enak hati terhadap orang lain, bahkan terhadap istri dan keluarganya.

Kalau kita dikasih apa adanya maka kita ucapkan alhamdulillah. Pernah waktu istri Rasul, Aisyah habis membuat masakan, Rasul makan sama Aisyah, kemudian istri nabi yang lain datang yaitu Saudah dan duduk di antara Aisyah dan Rasul. Aisyah menawari Saudah makanan yang sudah dibuatnya namun saudah tidak mau memakannya, dan karena merasa tidak dihargai maka Aisyah melempari tepung ke wajah Raudah dan akhirnya kedua istri Nabi tersebut saling lemparan tepung yang membuat wajah keduanya jadi putih dan rumahnya jadi berantakan, sedangkan Nabi hanya tersenyum-senyum.

Waktu Aisyah dan Saudah saling lemparan tepung tersebut di luar terdengar orang yang mengucapkan assalamu’alaikum yang tidak lain adalah sahabat Nabi, Umar Bin Khattab. Mendengar suara Umar bin Khattab tersebut membuat kedua istri Nabi itu bersembunyi ke dalam kamar, sementara Nabi tersenyum-senyum melihat ke dua istri beliau tersebut.

Menyadari kondisi rumah Nabi yang lagi berantakan, Umar bin Khattab tidak berani bertanya kepada Nabi karena tidak enak hati. Umar justru bertanya kepada Nabi, mengapa Nabi tersenyum-senyum, dan Nabi menjawab Beliau tersenyum karena melihat kedua istrinya lari dan bersembunyi mendengar suara Umar, karena takut kepada Umar bin Khattab. Mendengar penjelasan Nabi tersebut Umar jadi jadi nggak enak hati, Umar Bin Khattab memanggil dan bertanya kepada istri Nabi tersebut, mengapa mereka takut kepada Umar bin Khattab, karena sesungguhnya yang harus mereka takuti adalah Rasulullah SAW. lalu kedua istri Nabi tersebut menjawab dari dalam kamar, bahwa Umar bin Khattab adalah orang yang keras lagi kasar, sementara Nabi Muhammad adalah orang yang lembut lagi baik hati.

Kata Umar sambil tersenyum, O ya sudahlah kalau begitu. Menyelesaikan masalah bukan pakai dalil tapi pakai akhlak, dibikin nyantai, keduanya nyaman. Kita tidak tau konteks adegan sejarah itu karena itu jangan pernah menghukum atau memvonis sejarah karena kita tidak hadir pada waktu itu. Kita hanya bisa mengambil inspirasi atau pelajaran dari sejarah itu.

Intinya banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari pelajaran tadi, tentang kebesaran Allah yang menggerakkan hati orang banyak, alur hidup kita itu ditentukan oleh Allah, dan akhlak itu adalah bingkai segala kebaikan. Dalil tanpa akhlak itu pahit rasanya, jadi bukan bikin orang itu nyaman, malah bikin orang menjauh. Walaupun dalil itu benar, Al-Qur’an benar, hadits benar, tapi kalau tidak dibingkai oleh akhlak, itu membuat orang menjauh.

Jadi bagi teman-teman yang sekarang lagi belajar berhijrah, jangan hanya menunjukkan rajin shalat, itu bagus tapi itu sifatnya pribadi, orang nggak perlu tau. Jangan hanya Menunjukkan kalau kita berhijrah itu banyak ngomongin ayat, hadist, pintar share dan brodcast ke teman-teman, bukan itu yang kita display setelah berhijrah.

Tunjukkan bahwa dengan berhijrah itu mendisplay akhlak kita lebih baik dari sekarang daripada yang dulu. Nomor satu akhlak dulu, setelah akhlak kita baik dulu, nanti kalau akhlaknya sudah baik, sudah membuat orang respek secara bertahap baru kita ngomongin ayat, hadis. Bertahap dan tidak bisa sekaligus.

Aisyah ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab: “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 746)

Inilah jawaban dari seorang shahabiyah yang faqih dan mengetahui secara jelas di hadapan matanya bagaimana Rasulullah berkata, berbuat, dan bertingkah laku, dikarenakan beliau adalah isteri Rasulullah. Jawaban yang sangat singkat dan mencakup segala perkara kebaikan di dalam agama ini.

Tunjukkan bahwa Islam itu sebaik-baik syari’at yaitu dengan akhlak, bukan dengan debat. Apalagi debatnya di sosmed. Tunjukkan Islam itu baik, Islam itu rahmatan lil’alamin justru lewat akhlak. Anak muda yang sudah berhijrah, jangan sampai terkesan menjadi manusia yang merasa paling baik di antara manusia, justru menjadi manusia yang paling bermanfaat bagi teman-temannya. Jadilah orang yang membingkai Islam kita dengan akhlak, mudah-mudahan ini menjadikan dakwah walaupun nggak banyak bicara kepada orang lain.

Jadi tetap belajar ta’at kepada Allah, jangan khawatir, ta’at kepada Allah itu tidak menghalangi kita dari serunya anak muda. Syaratnya jangan melanggar syari’at. Kalau nggak melanggar kita anak muda bisa tetap seru. Permainan kita jangan melanggar sari’at, Nabi juga senang hiking, salah satu gunung yang Nabi senangi itu gunung Uhud, turing ke jabal Jamdan, kontes berkuda dan sebagainya, tetap seru bagi kita anak muda tanpa melanggar syari’at.

Dan telah terhimpun pada diri Rasulullah sifat-sifat yang terpuji seperti malu, dermawan, pemberani, berwibawa, sambutan yang baik, lemah lembut, memuliakan anak yatim, baik batinnya, jujur dalam ucapan, menjaga diri dari perkara yang mendatangkan maksiat, suci, bersih, suci dirinya dan segala sifat-sifat yang baik”. Maka marilah kita mentauladani sifat-sifat terpuji dan indahnya Akhlak Rasulullah.

Dirangkum dari berbagai sumber

#Menuju Piagam Gurusianer 365#

Kalau ada saran dan usulan silakan ditulis pada kolom komentar.

Solok, 1 Mei 2020

8 Ramadhan 1441 H

Bagaimana contoh akhlak Rasulullah?

Akhlak mulia Rasulullah SAW dikenal memiliki akhlak yang paling mulia untuk dijadikan teladan bagi umatnya. Akhlaknya yang paling mulia selalu menyertakan pendapat yang baik, dia tidak pernah melakukan hal-hal buruk, berperilaku kasar, dan tidak pernah berteriak.

Bagaimana cara kamu berakhlak kepada Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari

Berikut enam akhlak mulia yang dicontohkan Baginda Rasulullah SAW:.
Berpegang teguh kepada kejujuran. ... .
Senantiasa berprasangka baik (husnuzan) kepada umat muslimin. ... .
Menjaga pandangan dari yang haram. ... .
Jangan ikut campur urusan orang lain. ... .
Menjawab salam. ... .
Mengerjakan amal ma'ruf nahi munkar..

Tuliskan 10 contoh apa saja yang kita teladani dari Nabi Muhammad SAW?

Jawaban:.
Menjadi pribadi yang jujur baik itu di hati, lisan juga perbuatan..
Berusaha menjadi pribadi yang amanah, bertanggung jawab sehingga bisa dipercaya..
Menjadi pribadi yang senantiasa sabar menerima ujian..
Senantiasa berusaha menjadi pribadi yang cerdas dan kritis..
Menjadi pribadi yang lembut hatinya namun..

Bagaimana akhlak yang sempurna menurut Rasulullah?

Orang yang sempurnak akhlaknya menurut Rasulullah saw adalah manusia terbaik. Rasul mengatakan, yang maksudnya: “Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya”. Ada orang yang ingin membangun moralitas dirinya hanya berdasarkan petunjuk akal untuk menentukan mengenai baik dan buruk.