5 film box office tertinggi 2022

Jakarta -

Bagi para seniman film membuat film dengan penonton terbanyak dan meraih keuntungan yang besar merupakan sebuah pencapain dari produser film tersebut. Bagaimana tidak dengan minat penonton dengan jumlah tinggi dapat diartikan bahwa film tersebut laku keras di pasaran. Berikut film terlaris dengan untung besar dilansir dari Box Office Mojo periode Juli-Agustus 2020.

1. Avengers End Game (2019)

Film Garapan dari Marvel Studios dan Walt Disney ini mendapat keuntungan dengan total hingga USD 2,797 Miliar atau setara dengan Rp 39 Triliun.

Film yang diperankan oleh Tony Stark(Robert Downey Jr.) Cs ini bisa memikat para penggemar Marvel dan para penonton lainnya. Film dari Joe dan Anthony Russo ini bercerita tentang para Avengers melawan Thanos. Thanos yang telah mencuri batu batu tersebut menjadi musuh yang sulit dikalahkan.

2. Avatar (2009)

Film yang disutradarai oleh sutradara terkenal James Cameron berhasil meraih untung sebesar USD 2,790 Miliar atau setara dengan sekitar Rp 39 Triliun.

Film Avatar ini mampu menjadi film terlaris dan peraih keuntungan hingga 10 tahun sebelum akhirnya dilengserkan oleh Avengers End Game. Film dengan genre Sci-Fii mampu membuat penonton takjub dengan mendapat banyak penghargaan dengan teknik shooting motion picture.

3. Titanic (1997)

Film yang disutradarai oleh James Cameron sama seperti film Avatar ini juga sukses menjadi film paling laris. Film ini mendapat keuntungan sekitar USD 2,196 Miliar atau setara dengan Rp 32 Triliun.

Film Titanic bergenre Romantic-Tragedy yang menceritakan sepasang kekasih yaitu Jack Dawson (Leonardo Di Caprio) dan Rose DeWitt (Kate Winslet). Film ini menceritakan tentang kisah seorang wanita bangsawan yang jatuh hati pada pria tak berada yang memiliki jiwa yang bebas.

4. Star Wars: The Force Awakens (2015)

Film ini merupakan film dari seri Star Wars pertama yang mendapat total paling besar. Film ini dapat meraup keuntungan dengan USD 2,068 Miliar atau setara dengan Rp 30 Triliun.

Film ini mengisahkan tentang Luke Skywalker (Marko Hamil). Dalam film ini turut serta aktor kenamaan Indonesia yaitu Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan Cecep Arief Rahman.

5. Avengers: Infinity War (2018)

Film garapan oleh Kevin Feige ini mampu meraih keuntungan dari penonton hingga USD 2,048 miliar atau setara dengan Rp 29,9 triliun.

Film ini bercerita tentang para Avengers melawan Thanos yang akan berencana menghancurkan dunia dengan batu yang akan diculik olehnya. Oleh sebab itu para Avengers membutuhkan pasukan untuk melawan Thanos dengan batu yang telah dicurinya tersebut.

Simak Video "Siap-siap! Avatar 2 Dikabarkan Berdurasi Lebih dari 3 Jam"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/ass)

Oct 24 2021

Hai Kawula Muda, film mana yang favorit nih?

Tak sedikit film produksi Hollywood yang masuk ke jajaran box office dan diproduksi dengan budget besar. Beberapa diantaranya berhasil laris manis dan disukai oleh banyak penikmat film.

Karya yang apik dan penonton dengan jumlah tinggi adalah capaian tertinggi para seniman film. Hal itu dapat diartikan bahwa film tersebut menghasilkan pendapatan dengan jumlah yang juga fantastis.

Berikut lima film terlaris sepanjang masa dengan pendapatan yang fantastis.

1. Avengers End Game 2019 (Rp 39 triliun)

Fim produksi Marvel Studio dan Walt Disney Pictures, Avengers End Game, yang dirilis tahun 2019 ini mampu meraup keuntungan hingga 2.797 miliar dolar AS atau sekitar Rp 39 triliun.

Baca Juga

• James Corden buat Parodi 24 Film Populer dengan Daniel Craig, Ada "Star Wars" dan "Avengers"!
• Sebagai Wujud Penghormatan, Diskoria, Isyana, dan Ardhito Pramono Rilis Single “Yth: NAIF”
• Ajak Terima Diri Apa Adanya, Yura Yunita Rilis Single “Tutur Batin” dengan Tampil Tanpa Make Up

Film besutan Joe dan Anthony Russo ini memang sangat digandrungi pencinta Marvel Studio Universe (MCU).

Dengan durasi 182 menit, penonton diajak melihat perjuangan akhir dari para Avengers yang berusaha memulihkan tatanan alam semesta dengan melawan rival utama Thanos (Josh Brolin) dan pasukannya.

Beberapa Avengers seperti Steve Rogers/Captain America (Chris Evans), Natasha Romanoff/Black Widow (Scarlett Johansson) hingga Thor (Chris Hemsworth) mendapat bantuan dari Carol Danvers/Capten Marvel (Brie Larson), meramaikan sekuel yang satu ini.

2. Avatar 2009 (Rp 39 triliun)

Film Avatar yang rilis 2009 dan disutradarai oleh sutradara terkenal James Cameron berhasil meraih untung sebesar 2,790 miliar dolar AS atau sekitar Rp 39 triliun.

Berdurasi 161 menit, penonton akan diajak melihat kehidupan di masa depan pada 2154 masehi. Film ini menceritakan sebuah tempat Bernama Pandora yang atmosfernya beracun bagi manusia dan dihuni oleh suku Na’vi.

Film dengan genre Sci-Fii ini juga berhasil meraih banyak penghargaa dengan teknik syuting motion picture.

3. Titanic 1997 (Rp 32 triliun)

Selain fenomenal, Titanic juga masuk dalam jajaran film dengan keuntungan fantastis. Film yang disutradarai oleh James Cameron ini juga sukses menjadi film laris dan mendapat keuntungan sekitar 2,196 miliar dolar AS atau sekitara Rp 32 triliun.

Film yang bergenre romantic-tragedy dan berdurasi 195 menit ini berlatar kapal titanic megah yang nantinya tenggelam.

Titanic mengisahkan perjalanan cinta perempuan bangsawan Rose FeWitt Bukater (Kate Winslet) dan Jack Dawson (Leonardo Dicaprio), seorang pria miskin berjiwa bebas.

4. Star Wars: The Force Awakens 2015 (Rp 30 triliun)

Film Star Wars: The Force Awakens yang rilis 2015 ini merupakan film dari seri Star Wars pertama yang mendapatkan total keuntungan paling besar.

Film Garapan J.J Abrams ini berhasil meraup keuntungan 2,068 miliar dolar AS atau sekitar Rp 30 triliun.

Star Wars: The Force Awakens mengisahak Luke Skywalker (Mark Hamill) yang merupakan Jedi terakhir (pahlawan penjaga perdamaian dan keadilan di Galactic Empire) hilang.

Luke juga mendapat ancaman akan dimusnahkan oleh Organisasi First Order yang telah bangkit kembali setelah kehancuran Galactic Empire.

5. Avengers: Infinity War 2018 (Rp 29,9 triliun)

Film Avengers: Infinity War garapan Kevin Feige ini berhasil meraih keuntungan dari penonon hingga 2,048 miliar dolar AS atau sekitar Rp 29,9 triliun.

Dalam film ini para Avengers melawan habis-habisan Thanos (Jossh Brolin) yang berambisi menghancurkan kehidupan di seluruh jagad raya.

Untuk memuluskan jalannya, Thanos membutuhkan enam infinity stone yang mempunyai kekuatan tertinggi dan tersebar di seluruh jagad raya.

Keenam batu ini bisa membuat pemiliknya mengendalikan kehidupan, ruang, waktu, dan segalanya. Hal ini membuat para Avengers kewalahan.

Film manakah yang meraih pendapatan terbanyak di dunia?

Apa yang dimaksud film Box Office?

Berapa jumlah penonton Hangout?

Berapa penonton Titanic?

What are the highest grossing movies of all time? It might surprise you that four of the 20 highest-grossing movies of all time came out in 2018, and 2019 added another three: Avengers: Endgame now tops the worldwide box office list, the “don’t call it a live-action” remake of The Lion King has cracked the Top 10, and Frozen II was no slouch either. Those stats, of course, are skewed by rising ticket prices and increases in population. Adjusted for inflation, no movie can match the $3.7 billion haul that Gone with the Wind’s $390 million box-office receipts since its 1939 release would be worth in today’s dollars. But here, we’re looking at the highest-grossing movies ever in gross dollar receipts.

With the exception of Titanic and two Disney films, all of the biggest box office movies are part of a franchise, making us believe that there were probably some studio execs at Paramount or 20th Century Fox trying to convince James Cameron that he should do a sequel (“Are we sure that Jack really dies? Can he come back as a ghost?”). Speaking of Cameron, directing what at one point were the two biggest box-office hits of all time is quite a feat, one we’re sure hasn’t gone to his head. That they were so different—a historic romance drama and a sci-fi action/adventure—makes it all the more impressive.

The list of the highest grossing films of all time includes some highly enjoyable movies and some that we can only shake our heads at and marvel at the worldwide moviegoer.

20. Iron Man 3 (2013)

Box office: $1.21 billion
Director: Shane Black

Though its titular hero spends 2/3rds of the film outside his armor, Iron Man 3 works. The film provides just the right mix of action (much of it explosive), chuckles (mostly via banter) and plot (fairly comprehensible). Some of that credit goes to director Shane Black, no stranger to the action genre as a screenwriter (Lethal Weapon, The Last Action Hero), nor to Robert Downey Jr. as a director (Kiss Kiss Bang Bang). At a time when Whedon’s Avengers still loomed large in the rearview mirror (and provided much of the impetus for Tony Stark’s personal character arc in Iron Man 3), Black keeps the plot and pacing under much firmer control than Jon Favreau did in Iron Man 2. But though Iron Man 3 is a better constructed film than its predecessor, ultimately it succeeds for the same reason the first two films did—Robert Downey Jr. is Tony Stark. Whereas most actors, no matter how adept the performance, play second fiddle to the character they portray, Downey Jr. has pretty much displaced Tony Stark, 50 years of comic book character development notwithstanding. In part, it’s because the character himself has never been as compelling as the armor he wore, but mainly, it’s because Downey Jr.’s Tony Stark is just so damned much more enjoyable to be around than Stark Classic. It doesn’t matter that, in terms of hero profiles, Downey Jr.’s breezy, edgy quipping is pure Spider-Man. In fact, it’s telling that, in a realm pretty much defined by a fandom that will wail and gnash teeth about even the slightest deviation from canon, no one really cared. It’s the primary reason why a superhero film where the protagonist spends most of his time out of his armor rather than in it is not just bearable, but downright fun. It’s why the neutering of an arch-villain—though still a troublesome precedent for the Marvel film universe as a whole—works fine within the framework of the film. It’s why, in the frivolous debates of the future, the question “Who was the best Iron Man?” will really be, “Who has done the best version of Robert Downey Jr.?” —Micheal Burgin

19. The Fate of the Furious (2017)

Box office: $1.23 billion
Director: F. Gary Gray

The Fate of the Furious is the main reason moving pictures exist: The glory of dynamic motion which involves the pulse and the heart. The Fast franchise is a group of action films centered around a crew of talented outlaws who engage in illegal street racing and, later, heists. Although the lineup has changed over the years, the basic formula has stayed the same: an eccentric crew of colorful characters with various talents, led by Dominic Toretto (Vin Diesel) and his co-conspirator/girlfriend/wife Letty Ortiz (Michelle Rodriguez) get involved in ever-increasing stakes. This group refers to themselves as “family,” and their bond is the sinew of the franchise. As the series escalates—escalation is the name of the game here—everybody eventually becomes part of the family, even the antagonists who are sent after them: the first movie saw undercover cop Brian O’Conner (Paul Walker) joining the crew; this habit is followed in later movies by Diplomatic Security Service agent Luke Hobbs (Dwayne Johnson). None of this dry summation can give you an accurate idea of franchise or its charm…which is that it is absolutely bazonkers: These are movies where topping the previous installment is itself the art. How much crazier can the stunts get? How strong is the family’s bond? How many incredible moments will these stars have on screen? How intense can the stakes get? How byzantine are the plots? How can they possibly pull it off? Any other movie franchise would have run out of gas—think of Brosnan-era Bond. But Fate of the Furious is so clever, so perfectly executed, emotionally sincere, self-aware and gloriously cinematic that I think it made me happier, and more entertained, than any other movie I saw in 2017. —Jason Rhode

18. Incredibles 2 (2018)

Box Office: $ 1,24 miliar Direktur: Brad Bird $1.24 billion
Director: Brad Bird

Incredibles 2 dimulai tepat di mana film pertama berakhir, dengan keluarga Parr yang berkostum bereaksi terhadap kedatangan Underminer (John Ratzenberger). Perkelahian mereka dengan penjahat mendapatkan perhatian Winston Deavor (Bob Odenkirk) —atau lebih tepatnya, memungkinkan Deavor dan saudara perempuannya, Evelyn (Catherine Keener), untuk mendapatkan perhatian Parrs. Saudara-saudaranya ingin membawa Supers kembali ke cahaya, menggunakan keahlian Winston dan teknologi Evelyn untuk mempengaruhi opini publik kembali ke sisi pro-super. Untuk melakukannya, mereka ingin meminta elastigirl (Holly Hunter) sebagai ujung tombak dalam serangan pesona mereka, meninggalkan Mr. Incredible (Craig T. Nelson) di sela -sela untuk saat ini. (Dia cenderung memerangi kejahatan dengan cara yang mengakibatkan lebih sedikit kerusakan properti daripada suaminya. Ayah di rumah! —tetik tidak kalah menyenangkan. Upaya Bob untuk menangani romansa remaja, manifestasi kekuatan Jack-Jack dan, kengerian kengerian, matematika "baru" akan menjadi akord dengan ibu atau ayah yang pernah merasa kewalahan oleh tantangan yang sederhana dan menghancurkan menjadi orang tua. (Interaksi keluarga, satu kekuatan di antara banyak orang dengan film pertama, tetap menyenangkan dalam sekuelnya.) Sementara itu, kita bisa menonton elastigirl beraksi, seperti yang dia temui, menggagalkan dan mencocokkan kecerdasan dengan penjahat misterius film, screenslaver. Seperti dalam film pertama, menonton Helen Parr Do the Hero hal juga sangat menyenangkan - dia banyak akal, tangguh dan, di atas segalanya, seorang profesional. Menonton elastigirl beroperasi hampir membuat orang merasa kasihan pada para penjahat. Menggali lebih banyak ke dalam plot akan membuat film merugikan - cukup untuk mengatakan tantangan jahat dan keluarga dihadapi, dan dibutuhkan sebuah desa, frozone (Samuel L. Jackson) dan Edna Mode (Bird) untuk muncul sebagai pemenang. Apakah Anda menikmati Incredibles 2 sebanyak yang asli kemungkinan akan tergantung pada pendapat Anda tentang yang terakhir, tetapi terlepas dari itu, Anda akan senang keduanya ada. Dan dalam lingkungan jenuh sekuel saat ini, itu praktis merupakan pencapaian superheroik itu sendiri. —Michael Burgin

17. Beauty and the Beast (2017)

Box Office: $ 1,26 miliar Direktur: Bill Condon $1.26 billion
Director: Bill Condon

Sementara satu generasi anak -anak melongo di lanskap CGI yang luar biasa dan cangkir teh yang berbicara, generasi sebelum mereka bertanya -tanya ke mana semua keajaiban pergi. Sebuah remake aksi live yang seolah-olah dari Disney Animated Classic 1991, Beauty and the Beast memukul semua catatan film asli secara perlahan dan tanpa perbedaan. Komponen -komponen baru dari versi ini sangat bagus, tetapi mereka macet menjadi model yang lebih lama, yang pernah kita lihat sebelumnya, yang tidak selalu dapat menggunakannya dengan kemampuan terbaik mereka. Nomor pengantar "Belle (Little Town)" sangat kontras dengan pengantar besar dari Castle Disney dengan melihat dan terdengar seperti berasal dari musikal TV yang direoriografi dengan baik. Dan ya, ini nilai tambah. Menyejah layar dengan menggerakkan penduduk kota yang bersaing untuk momen mereka di matahari Prancis membuat kasus yang kuat untuk premis lagu tentang sebuah kota yang terlalu kecil dan terlalu penuh. Kemudian plot mengambil: ayah Belle dan Tinkerer kota, Maurice (Kevin Kline), akan pergi ke pasar dan akan kembali dengan mawar. Maurice berfungsi sebagai protagonis kami selama hampir setengah jam pertama film, secara tidak sengaja berkeliaran ke Castle Beast, menemukan sihirnya dan perlengkapan antropomorfik, gagal melarikan diri, mengatasi pengorbanan putrinya - menawarkan dirinya sebagai tahanan di tempat ayahnya - dan akhirnya sebagai tahanan - dan akhirnya - dan akhirnya menjadi tahanan ayahnya - dan dan akhirnya - dan dan akhirnya menjadi tahanan ayahnya - dan dan dan dan akhirnya menjadi tahanan ayahnya - dan dan dan dan di atas tahanan ayahnya - dan dan dan pada saat ayahnya - dan dan akhirnya - berlari kembali ke kota. Dia membuat setiap tetes jus akting dari bagiannya, memberi kita orang yang terlalu protektif, penuh kasih, dan mendorong ketidakberdayaan yang melawan kota yang tidak percaya kisahnya benar -benar bergerak. Sebagai binatang buas, Dan Stevens memberikan kinerja yang menarik, memanipulasi wajahnya yang elastis dan mata liar menjadi mengedipkan mata, seringai dan tatapan indah yang sangat dingin yang, ketika binatang itu adalah satu -satunya karakter di layar, bekerja serta beberapa animasi makhluk CGI terbaik terbaik yang terbaik CGI Animation CGI Best CGI terbaik yang terbaik CGI Best CGI terbaik terbaik yang terbaik CGIure Animation terbaik CGI Best CGI terbaik terbaik yang terbaik CGIure Animation terbaik CGI terbaik CGI terbaik terbaik CGI terbaik terbaik CGI Best CGI terbaik terbaik CGI terbaik terbaik yang terbaik CGIure Animation terbaik CGI Best terbaik Kami menikmati layar akhir -akhir ini. Demikian juga, Emma Watson memaku peran Belle: kadang -kadang menyeringai, Lovelorn pada orang lain. Dia adalah jenis pemimpi romantis yang naif dan naif yang masih bisa menjual sedikit keunggulan ("kota kecil yang dipenuhi dengan orang-orang kecil"? Belle, inilah mengapa warga kota tidak menyukai Anda) yang membuat pahlawan usia yang baik. Terlepas dari beberapa aksi akhir yang berbelit -belit (bukan setelan sutradara Twilight Helmer Bill Condon) dan musik yang tidak seimbang, kecantikan, dan dongeng yang berlinang air meriah berakhir dengan semuanya berkat hubungan singkat namun penuh warna yang kita kembangkan dengan karakter sampingan. Bahkan jika mereka bukan yang terbaik yang pernah ada, keanehan dan inti cerita tetap efektif. Masih ada kecantikan di sini yang bisa ditemukan. —Jacob oller

16. Frozen (2013)

Box office: $1.27 billion
Directors: Jennifer Lee, Chris Buck

Everything old is new again in Hollywood these days, so it only made sense for Disney to revive the animated musical brand that dominated the early ’90s. The canny nostalgia play of Frozen catered not just to kids but also the parents who grew up quoting dialogue and humming tunes from Beauty and the Beast, The Little Mermaid, The Lion King and Aladdin. Very loosely based on Hans Christian Andersen’s classic story The Snow Queen, Frozen stacks the deck with big bold songs, scheming villains, wacky sidekicks, cuddly characters (ready made to become holiday merchandise) and not just one but two (!) new Disney princesses. Elsa, the elder of the two, was born with the ability to conjure snow and ice with her bare hands. That means the sisters can skate, sled or build a snowman whenever they please, much to young Anna’s delight. Unfortunately, Elsa’s incredible gift soon feels more like a curse when an ice-related accident leaves Anna injured and their parents forbid Elsa from using her magic. A terrified Elsa locks herself away in her bedroom, essentially abandoning Anna whose memory of the event has been erased by a kindly troll king (Ciaran Hinds). Not that Anna (voiced by Kristen Bell) is willing to give up on her sister so easily. She’s delighted when Elsa (Idina Menzel) comes of age and ascends to the throne, but trouble arises again when Elsa’s powers go public during an argument over Anna’s love-at-first-sight infatuation with charming visiting prince Hans (Santino Fontana). Elsa stuns her assembled subjects with angry bursts of ice and snow, fleeing to the mountains and literally freezing over her entire seaside Scandinavian village in the middle of summer. Local dignitary the Duke of Weselton (Alan Tudyk) proclaims Elsa a monster, but Anna knows better and resolves to track down her sister and bring her back to the kingdom. —Geoff Berkshire

15. Jurassic World: Fallen Kingdom (2018)

Box office: $1.31 billion
Director: J.A. Bayona

Jurassic World: Fallen Kingdom isn’t the best or worst film in the franchise, but it’s certainly the most dully competent. Twenty-five years after Steven Spielberg ruled the summer with his vision of an island overrun by the most magnificent, terrifying dinosaurs you’ve ever seen, director J.A. Bayona provides us with just one more perfectly below-average blockbuster that occasionally grasps what’s so primal and wondrous about the subject matter. The film deals with the fallout from 2015’s Jurassic World, which ended with the dino-centric amusement park imploding and most of the mighty creatures being killed. But three years later, scientists discover that an active volcano on the island is going to kill off the last of the dinosaurs, a fact that troubles Claire (Bryce Dallas Howard), who has become a fierce advocate for preserving their various species. Now regretting her role in running a park that profited off these mammoth reptiles, she enlists former love Owen (Chris Pratt) to help rescue the beasts. Jeff Goldblum makes a cameo as the offbeat scientist Ian Malcolm—his job is to give congressional testimony that, very handily, highlights the trilogy’s underlying themes in ominous tones. There’s meant to be some dark moral complexity in these films’ depiction of humanity’s desire to create its own dinosaurs—we’re playing God!—but like so much of this silly, by-the-numbers tentpole, the intellectual handwringing is really an excuse for self-perpetuation. The evil masterminds behind the creatures’ abduction just want to make a buck, and so does everybody responsible for Jurassic World: Fallen Kingdom. Such financial expediency isn’t going to go extinct anytime soon. —Tim Grierson

14. Star Wars: The Last Jedi (2017)

Box office: $1.33 billion
Director: Rian Johnson

The Last Jedi, unlike its predecessor, has the freedom to be daring, and perhaps the most thrilling thing about it—and there are many, many thrilling things—is how abundantly it takes advantage of that freedom. If The Force Awakens was basically just Star Wars told again in a new, but familiar way, The Last Jedi challenges the audience, challenges the Star Wars mythos, even challenges the whole damned series itself. It blows the universe up to rebuild it; it is a continuation and a new beginning. And more than anything else, it goes places no Star Wars film has ever dreamed of going. In a way, the success J.J. Abrams had with The Force Awakens, particularly how decidedly fan-servicey it was, laid the groundwork for what The Last Jedi is able to pull off. That movie reminded you how much power and primal force this series still had. This movie is an even more impressive magic trick: It uses that power and force to connect you to something larger. Not everything in The Last Jedi works perfectly, but even its few missteps are all founded in the desire for something new, to take risks, to push an American myth into uncomfortable new directions. —Will Leitch

13. Harry Potter and the Deathly Hallows: Bagian II (2011)

Box Office: $ 1,34 miliar Direktur: David Yates $1.34 billion
Director: David Yates

Semuanya berakhir. Dan tentu saja, itu adalah akhir yang pas untuk waralaba bertingkat. Mungkin tidak ada serangkaian film anak -anak lainnya (dan beberapa seri periode film) telah menyampaikan visual dan narasi yang baik secara konsisten seperti Harry Potter. Peristiwa yang Harry Potter dan Relikui Kematian: Bagian II dapat disebut tidak kurang dari epik. Mengambil tepat di mana bagian 1 ditinggalkan, Harry berduka di tepi laut dari dobby yang jatuh. Batu nisannya bertuliskan "peri bebas." Kematian Dobby meninggalkan penonton bioskop, bahkan yang dididik dan disiapkan oleh materi sumber, patah hati. Adalah satu hal untuk menyerap kesedihan dari kata -kata di halaman tertulis, tetapi media film dapat mengemas pukulan yang lebih sulit. Tentu saja, tanpa menceritakan kembali kisah yang dibuat oleh penulis novel, kata -kata menjadi hampa di layar. Dan selama delapan film, waralaba Potter telah mencoba empat sutradara dan dua penulis, menemukan keberhasilan dan kegagalan melalui berbagai evolusi. Sementara itu, tiga aktor pusat - Daniel Radcliffe, Emma Watson, dan Rupert Grint - tumbuh bersama dengan gerombolan penggemar yang rajin. Ceritanya sangat tergantung pada merawat Harry. Dimainkan dengan takut-takut oleh Radcliffe yang selalu boyish, kami pertama kali bertemu Harry ketika ia membuat tempat tidur di bawah tangga di rumah seorang kerabat yang tidak ramah. Buang karena dia berbeda, Harry berkolok -olok memenangkan kita dengan setiap angsuran dalam seri, mengelola, seringkali canggung, untuk memerangi kekuatan Voldemort dengan kebaikan murni. Tetapi seperti yang diketahui oleh para siswa buku, kepolosan Harry hanyalah bagian dari pembelaannya. Dan rencana besar, politik dan pengkhianatan, bermain di Bagian II dengan cara yang cerdas dan menantang. Apa yang dimulai pada tahun 2001 ketika fantasi anak -anak matang menjadi sesuatu yang mengejutkan impor dan dampak abadi. —Jonathan Hickman

12. Black Panther (2018)

Box Office: $ 1,34 miliar Direktur: Ryan Coogler $1.34 billion
Director: Ryan Coogler

Black Panther mungkin menjadi film MCU pertama yang dapat mengklaim paling jelas merupakan ekspresi dari suara sutradara tertentu. Kita seharusnya tidak melangkah lebih jauh untuk menyebutnya auteurist, karena itu masih film Disney dan (mungkin ironisnya) bagian dari kekaisaran yang memonopoli itu - yaitu, makan orang kaya - tetapi adegan aksi Black Panther, terutama, rasakan satu dengan oeuvre Coogler's Oeuvre Coogler's Coogler's Coogler's . Hanya melihat ke adegan awal di kasino Korea Selatan, di mana T'Challa (Chadwick Boseman), Okoye (Danai Gurire) dan Nakia (Lupita Nyong'o) berencana untuk mencegat kesepakatan antara Klaue dan Milquetoast CIA favorit semua orang, Everett Ross Rosseett, Everett Ross. (Martin Freeman, dicintai) untuk artefak berisi vibranium yang dicuri Klaue dari beberapa museum yang dikelola penjajah dengan bantuan Killmonger. Kami diperkenalkan ke Klaue melalui kebesaran yang mengejutkan dari kekerasannya - dan juga Serkis, dibebaskan dari MOCAP, masih merupakan kehadiran yang luar biasa, bahkan sebagai omong kosong gangster - dan Coogler mendapatkan panjang gelombangnya, mengukir geografi kasino di dalam kasino di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di dalam kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di kasino di dalam kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di kasino di dalamnya di kasino di dalamnya. Tembakan pelacakan panjang, seperti halnya dia meyakinkan kita untuk mencintai gym Philadelphia yang bernoda dan menyebalkan di Creed dengan membantu kita memahami banyak celah dan sudut setiap lubang di dinding. Ketika perkelahian kasino pecah ke jalan-jalan, berubah menjadi pengejaran mobil yang menantang kematian (gerakan lambat yang untungnya tetap minimum), kami merasa seolah-olah kami tahu persis apa karakter ini-dan sutradara yang luar biasa ini-mampu. Jejak Vince Staples yang megah. —Dom Sinacola

11. Avengers: Age of Ultron (2015)

Box Office: $ 1,40 miliar Direktur: Joss Whedon $1.40 billion
Director: Joss Whedon

Film Avengers kedua diterima dengan hangat ketika awalnya tiba, tetapi kemudian menderita sedikit pukulan balik langsung, dengan banyak geek genre superhero menyatakan diri mereka bahwa meskipun itu bukan film yang menghibur, itu mewakili sesuatu yang mundur dari joss Whedon's-brashing asli. Bahkan jika itu tidak bisa cocok dengan itu, dan kadang-kadang terasa seperti jembatan menuju kisah Avengers berikutnya, masih ada banyak hal untuk dinikmati dalam benang penuh aksi ini. James Spader unggul sebagai suara Ultron seperti dewa - karakter AI yang sangat sombong dan tidak dewasa yang hanya dirusak oleh plot, daripada kinerja. Namun, pada akhirnya, kita mungkin ingat Age of Ultron lebih banyak untuk kejatuhan alur cerita yang dibantu di MCU, karena rasa bersalah Tony Stark dalam menciptakan Ultron sangat berperan dalam mendorong posisinya dalam Perang Sipil yang luar biasa. Melihat ke belakang setelah beberapa film MCU lainnya, perawakannya agak tumbuh sebagai hasil dari apa yang telah membantu membangun. —Jim Vorel

10. Frozen II (2019)

Box Office: $ 1,45 miliar Direktur: Jennifer Lee, Chris Buck $1.45 billion
Director: Jennifer Lee, Chris Buck

Ada sedikit pengembalian yang semakin berkurang dengan sekuel membeku, perasaan sakit bahwa ini ada bukan untuk narasi yang menarik atau alasan artistik tetapi karena Disney tidak merasa ingin meninggalkan miliaran dolar yang mudah di atas meja. Namun, untuk kredit studio, tidak harus sebagus ini; Hampir apa saja dengan nama "Frozen II" dan Anna dan Elsa di poster itu akan menjadi hit instan. Frozen II memperluas aslinya dengan cara yang masuk akal, dan menggandakan apa yang membuatnya bekerja: showtunes mewah dan animasi komputer yang mempesona. - Garrett Martin

9. The Avengers (2012)

Box Office: $ 1,51 miliar Direktur: Joss Whedon $1.51 billion
Director: Joss Whedon

Terletak di antara jumlah box office yang mencolok dari blockbuster Joss Whedon adalah pencapaian yang jauh lebih sederhana. Ya, Avengers harus membangkitkan apresiasi yang layak atas keterampilan sutradara Whedon. Dan ya, rilis dan penerimaan film membuat momen alami "dan saat itulah resmi" MCU mengambil alih Hollywood. Tetapi untuk penggemar buku komik khususnya, The Avengers mewakili contoh pertama dari dinamika tim superhero yang benar -benar ditangkap dan dipertahankan dalam film. Meskipun X-Men dan Fantastic Four telah menerima perawatan layar lebar, film-film itu semua masih sangat statis. Interaksi antara pahlawan dan penjahat lebih lambat, sketsa terpisah daripada pertempuran dua arah, tiga arah atau lebih. Jika Spider-Man Raimi menunjukkan mengapa superhero buku komik menyenangkan, Avengers menunjukkan mengapa tim superhero. —Michael Burgin

8. Furious 7 (2015)

Box Office: $ 1,52 miliar Direktur: James Wan $1.52 billion
Director: James Wan

Menyaksikan angsuran ketujuh dari waralaba Fast & Furious yang dipicu adrenalin, orang mendapat kesan berbeda bahwa, ketika dihadapkan dengan pilihan kreatif, para pembuat film bertanya pada diri sendiri, “Apa hal yang paling gila, over-the-top yang bisa kita lakukan di sini? " Kemudian mereka melakukan hal itu. Untuk serangkaian film yang telah menjadi eskalasi terus-menerus dalam aksi yang menantang fisika, Furious 7 membawanya ke tingkat yang sama sekali baru. Hasilnya sangat menyenangkan. Furious 7 adalah bagian dari thriller balas dendam, sebagian pencurian yang berani, dan lebih dari sedikit selamat tinggal yang penuh kasih kepada seorang teman baik. Bintang waralaba Paul Walker meninggal dalam kecelakaan mobil sebelum syuting selesai, dan kehidupan dan kematiannya tampak besar di atas film. Sebagai karakternya, Brian O'Conner, mengalami satu petualangan yang mengerikan satu demi satu, Anda menunggu saat di mana ia bertemu dengan tujuannya. Rasanya tak terhindarkan, dan menunggu di setiap sudut. Ada lebih dari beberapa contoh di mana wajah Walker ditempelkan secara digital pada tubuh lain - saudara -saudaranya berdiri untuk membantu menyelesaikan produksi. Film ini juga merupakan perayaan hidupnya. Ada banyak pembicaraan tentang keluarga di film -film yang marah; Geng telah mengambil nyasar dan membawanya ke flip sejak hari pertama. Kimia antara para pemain tidak dapat disangkal, dan mudah untuk melihat seberapa besar semua orang yang terlibat menikmati diri mereka sendiri. Furious 7 Traffics Begitu banyak dalam sejarah sehingga akan membawa bobot paling banyak dengan penggemar yang sudah ada, terutama dalam arti emosional. Yang mengatakan, ada cukup momen aksi WTF dan permen mata untuk menjual film ke lebih dari sekadar diehard. —Brent McKnight

7. The Lion King (2019)

Box Office: $ 1,65 miliar Direktur: Jon Favreau $1.65 billion
Director: Jon Favreau

The Lion King terasa kurang seperti versi yang lebih "realistis" dari animasi klasik asli daripada x-ray tanpa darah. Tren Disney yang baru dalam membuat versi "aksi langsung" dari katalog animasi mereka— "Live-action," tentu saja, menjadi istilah yang salah untuk apa ini-dapat memiliki tujuan selain profitabilitas yang jelas untuk menghidupkan kembali nama merek yang ada yang ada yang ada Jika tujuannya adalah untuk menyulap semangat aslinya daripada secara artifisial mengembalikan mayatnya; Naga Pete David Lowery tidak sempurna, tetapi rasanya seperti penutup yang indah daripada, yah, taksidermi. Seperti itulah rasanya raja singa yang baru: rasanya seperti taksidermi. Rasanya seperti komputer yang berusaha menyamar sebagai kehidupan nyata dan melakukannya dengan akurasi yang kaku dan teguh sehingga hasilnya terasa tanpa emosi dan bahkan sedikit mengerikan. Apa sebenarnya makhluk ini? Film ini dipasang dengan patuh, dan Favreau membawa profesionalisme yang sama yang dibawanya ke The Jungle Book, sebuah film dengan banyak masalah yang sama dengan film ini. Itu melakukan tugasnya dengan sangat baik. Masalahnya adalah raja singa adalah raja singa, Anda tahu? Ini adalah kisah yang kuat secara universal, dengan lagu -lagu hebat dan karakter pendukung lucu dan menarik yang tak terhitung jumlahnya. Ini klasik kinerja dan sensasi. Versi ini, tampaknya berdasarkan desain - seperti itu adalah rencana terkutuk selama ini - menyatukan setiap kehidupan darinya ... untuk membuatnya lebih "realistis." Saya ingin menonton film dokumenter tentang hewan -hewan cantik ini dalam daging. Saya ingin menonton film asli dengan kegembiraan dan kemegahan dan ruang lingkup serta rasa kesenangan. Ini? Hal aneh dan berpikiran literal ini? Saya tidak tahu apa ini. —Anda Leitch

6. Jurassic World (2015)

Box Office: $ 1,67 miliar Direktur: Colin Trevorrow $1.67 billion
Director: Colin Trevorrow

Jurassic World menandai entri keempat dalam waralaba paleontologisnya, tetapi mungkin lebih penting sebagai bab kedua dalam kisah pendakian Chris Pratt yang tak terduga menjadi bintang film. Pratt, yang tampaknya dilahirkan untuk membuat karier dari bermain doofus yang menyenangkan, membuat tenor konyolnya bekerja untuknya di Guardians of the Galaxy. Dengan Jurassic World, ia menumpahkan kulit itu hampir seluruhnya mendukung menempelkan orang-orang macho yang keras dari kanon film B tahun 1950-an. Transformasi itu meminjamkan film yang tak terhindarkan: seolah-olah pengenalan merek tidak memberikan Jurassic World yang cukup dari tepi box-office, citra Pratt mengendarai sepeda motor berdampingan dengan kuartet raptor harus menjual gambar Colin Trevorrow kepada orang banyak. Adegan itu, dan yang lainnya menyukainya, biarkan Jurassic World berfungsi sebagai perjalanan roller-coaster yang mendebarkan. Tidak mengherankan, mereka tidak menambahkan film yang sangat bagus, tetapi Trevorrow memiliki cukup pengalihan yang menyimpan lengan bajunya bahwa ketidakkonsistenan film dan kecerobohan menyeluruh hampir tidak masalah. Di sini, kita akhirnya bisa melihat visi loopy John Hammond tentang taman hiburan Dino membuahkan hasil. —Dan dan Crump

5. Avengers: Infinity War (2018)

Box Office: $ 2,05 miliar Direktur: Anthony Russo, Joe Russo $2.05 billion
Directors: Anthony Russo, Joe Russo

Avengers: Infinity War adalah epik dengan cara yang sering bercita -cita tetapi tidak pernah sepenuhnya dipahami ketika datang ke terjemahan dari panel buku komik ke layar lebar. Inilah yang terjadi ketika pembuat film menganggap serius materi sumber mereka, menghindari melodrama yang tidak perlu bahkan ketika mereka sepenuhnya merangkul keagungan, tontonan semata, dari semuanya. (Dan jika ada satu pelajaran yang telah dipelajari Disney, itu adalah bahwa jika Anda fokus pada pengalaman pemirsa, lini produk akan menjaga diri mereka sendiri.) Untuk setiap adegan pertarungan yang hingar -bingar di Avengers: Infinity War - dan ada banyak dari mereka - ada Bergetar interaksi karakter dan ketukan emosional yang telah disiapkan oleh para penonton oleh film -film sebelumnya (oke, mungkin bukan Hulk yang luar biasa 2008). Akibatnya, penulis Christopher Markus dan Stephen McFeely memiliki ruang yang cukup untuk riff dan bermain sebagai karakter bertemu untuk pertama kalinya atau bertemu lagi. Beberapa interaksi mudah diantisipasi (jika tidak kalah menyenangkan) - bentrokan ego langsung antara Iron Man Cumberbatch dari Dr. Strange and Downey Jr. Baris, seperti sisa -sisa busur emosional yang diletakkan dalam film -film selama dekade terakhir bahkan meningkatkan momen terkecil sekalipun. —Michael Burgin

4. Star Wars: The Force Awakens (2015)

Box Office: $ 2,06 miliar Direktur: J.J. Abrams $2.06 billion
Director: J.J. Abrams

The Force Awakens adalah obat untuk prekuel-itis kipas yang hampir terminal. J.J. Abrams dan perusahaan mencapai tindakan bioskop restoratif ini terutama melalui pengembalian ke estetika "masa depan kotor" yang membuat trilogi asli terasa begitu nyata (tidak peduli seberapa absurd dialog yang disampaikan oleh karakter). Itu tidak berarti CGI masih kurang, tetapi sementara kendala anggaran dan teknologi membantu tiga film pertama dan overabundance melukai tiga berikutnya, keseimbangan antara efek praktis dan khusus dalam The Force Awakens terasa hampir sempurna. Saya mengatakan "terutama" untuk tidak mengambil dari faktor -faktor lain, seperti casting. Daisy Ridley, John Boyega dan Adam Driver semuanya solid, dan Oscar Isaac membawa semangat yang jelas ke perannya. Pada akhirnya, The Force Awakens merasa benar dengan cara yang tidak pernah dilakukan oleh prekuel. —Michael Burgin

3. Titanic (1997)

Box Office: $ 2,21 miliar Direktur: James Cameron $2.21 billion
Director: James Cameron

Puluhan tahun setelah debut teaternya, epik blockbuster James Cameron masih sangat ada di mana-mana dalam budaya pop zeitgeist, keajaiban pembuatan filmnya ditenggelamkan oleh nostalgia muda-dan-leo dan ikon Celine yang terkutuk itu (belum lagi isonik James Horner yang sekarang almar late yang sekarang menjadi isonik James Horner yang sekarang terlambat dari James Late Late yang sekarang terlambat itu skor). Telinga Cameron untuk dialog mungkin sangat dipimpin, tetapi dia adalah pendongeng yang cerdas, meraih redux romeo-dan-juliet di atas kapal laut yang hancur dan mengapit romansa fiksi dengan detail sejarah, efek khusus yang inovatif dan visual yang menjemukan. Lapis narasi kadang -kadang mengejutkan - mari kita hadapi itu, Old Rose, yang melemparkan artefak yang tak ternilai ke dalam jurang setelah waxing ad mual tentang dirinya sendiri, adalah brengsek yang tidak dipikirkan - dan dialog yang disebutkan di atas itu mengerikan (untuk mengatakan tidak ada Billy Zane yang melakukan miliknya penjahat film bisu kumis terbaik) tetapi Titanic tetap menjadi bukti yang melelahkan bagi tontonan Hollywood all-in. —manda Schurr

2. Avengers: Endgame (2019)

Box Office: $ 2,80 miliar Direktur: Joe Russo, Anthony Russo $2.80 billion
Directors: Joe Russo, Anthony Russo

Dimana seseorang dimulai? Ketika datang ke Avengers: Endgame, pertanyaan itu tidak begitu banyak ekspresi antusiasme yang ceroboh sebagai tantangan praktis dalam mengevaluasi tujuan ke mana Kevin Feige dan perusahaan telah mengarahkan cerita dan pemirsa yang sama untuk 11 tahun dan 21 film sebelumnya. Meskipun ada banyak film tiga jam plus dan bahkan beberapa waralaba film entri 20+, benar-benar tidak ada yang bisa dibandingkan dengan apa yang dilakukan Disney dan Marvel Studios, baik dalam hal ukuran, kualitas dan konsistensi pemeran (a Momen keheningan untuk Edward Norton dan Terrence Howard), atau dalam seberapa sempit jendela kronologis, semua hal dipertimbangkan, film -film itu diproduksi. Meskipun kami sering memujinya, casting tetap menjadi landasan MCU. Apakah dengan distilasi yang sempurna dari karakter buku komik yang telah berusia puluhan tahun (Captain American, Thor, Spider-Man) atau reinvention berbahan bakar karisma yang sama (Iron Man, Ant-Man, Star-Lord), rata-rata pukulan MCU dalam hal dalam hal MCU dalam hal dari hal Casting tidak hanya praktis cabul, itu adalah unsur penting dalam memastikan imbalan tematik dan emosional (dan gajian box office) dari endgame. Para penonton bioskop telah hidup dengan aktor -aktor ini, sebagai karakter ini, selama lebih dari satu dekade. Bagi banyak orang, versi karakter ini adalah satu -satunya yang mereka tahu. Inilah sebabnya mengapa asyur tiba -tiba dari begitu banyak pahlawan di akhir Perang Infinity mencapai bahkan veteran buku komik yang paling sinis tepat di nuansa dan meninggalkan pemirsa yang kurang mengeras dan bingung. Itu juga mengapa, seperti yang dibuka Avengers: Endgame (setelah tendangan cepat ke perut kalau -kalau kita sudah lupa korban snap itu), para penonton tidak hanya peduli dengan apa yang akan dilakukan oleh para pahlawan yang masih hidup, tetapi bagaimana mereka berada melakukan secara umum. Ini memberi film ini resonansi emosional yang tidak biasa tidak hanya dalam penawaran genre pulpier tetapi juga dalam film pada umumnya. Koneksi ini membuat momen -momen tenang sama berharganya bagi penonton sebagai tontonan, dan untuk semua kembang api dalam babak ketiga, Avengers: Endgame adalah film yang tenang dan imbalan emosional kecil namun kuat. Penggemar buku komik mengetahui sensasi mengikuti semua karakter favorit Anda melalui alur cerita multi-isu yang memuncak di akhir "alam semesta yang dipertaruhkan". Sekarang, terima kasih kepada 21 film dalam 11 tahun dan satu final besar tiga jam yang memuaskan, juga para penonton bioskop juga. —Michael Burgin

1. Avatar (2009)

Box Office: $ 2,85 miliar Direktur: James Cameron $2.85 billion
Director: James Cameron

Masuk akal bahwa Avatar adalah film terlaris tertinggi yang pernah dibuat: ironi dan ketidaktulusan tidak memiliki tempat di alam semesta yang diperluas. Apakah James Cameron bermaksud untuk menggerogoti dunia Pandora dan penghuni futuristiknya dari hampir setiap teks yang fantastik yang pernah dikandung, itu hampir tidak penting, karena Avatar adalah pembuatan mitos modern pada dasarnya. Cameron tampaknya masih percaya bahwa "film-film" dapat memberi penonton pengalaman yang transformatif, sehingga setiap otot dari filmnya menanggung upaya besar pembangunan dunia yang benar-benar jenius, menceritakan kisah sederhana Jake Sully (Sam Worthington) dan tariannya dengan serigala seperti serigala Menyelamatkan Na'vi, penduduk asli ke planet Pandora, dari kekuatan destruktif kolonialisme. Cameron ingin kita peduli dengan dunia ini seperti halnya Jake Sully, dan dengan ekstensi James Cameron, melakukan, membuat flora dan fauna dengan obsesi sosiopat batas, pada saat itu mendorong teknologi 3-D ke tepi jurang untuk menghidupkan imajinasi yang tidak manusiawi. Itu berhasil; "Unobtanium" sebenarnya adalah hal yang nyata. Empat sekuel terasa seperti gamba menjijikkan bagi seorang pria yang ambisinya mungkin telah melampaui rasa bercerita, atau rasa akal, atau rasa apa yang bisa dilakukan oleh budaya kita yang terlalu jenuh dan terlalu berparting. Tapi Cameron membuktikan kita salah berkali -kali sebelumnya. —Dom Sinacola

Film mana yang memiliki box office tertinggi?

No 1 film No 1 di dunia 2022?

Apa film teringkat #1 di dunia?

Apa 10 film terlaris tertinggi sepanjang masa?