CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris dan model asal Korea Selatan, Jung Ho Yeon semakin mendapat tempat di kancah internasional. Pemeran Sae Byeok di Squid Game itu masuk dalam daftar "TIME 100 Next" 2022 sebagai bintang yang sedang naik daun, seperti dikutip dari Soompi, Jumat, 30 September 2022. Show
Pada Rabu, 28 September 2022, waktu Amerika, majalah TIME meluncurkan daftar "TIME 100 Next" 2022, berisi 100 bintang yang sedang naik daun dari berbagai industri di seluruh dunia. Para pemimpin yang sedang naik daun ini mulai dari industri bisnis, hiburan, olahraga, politik, kesehatan, sains, dan banyak lagi. Ke-100 tokoh terpilih pada "TIME 100 Next" dikategorikan menjadi seniman, fenomena, inovator, pemimpin, dan advokat. Jung Ho Yeon adalah satu-satunya aktris Korea Selatan yang masuk dalam daftar tahun ini dan bergabung bersama bintang lain pada kategori fenomenal seperti Sydney Sweeney, Ja Morant, Simone Ashley, dan Finneas. Nama-nama terkenal lainnya dalam daftar termasuk SZA, Lily Collins, Sadie Sink, Jack Harlow, Spencer Cox, dan banyak lagi. Peran debut Jung Ho Yeon dalam Squid Game telah membuat aktris tersebut mendapatkan banyak popularitas dan kesuksesan, dengan pencapaian seperti penghargaan Screen Actors Guild (SAG), sampul independen di majalah Vogue Amerika, nominasi Emmy, dan banyak lagi. Selanjutnya, Jung Ho Yeon akan membintangi film Hollywood, The Governesses. Di film besutan Joe Talbot itu, Ho Yeon beradu akting dengan Lily-Rose Depp, putri aktor Johnny Deep, dan Renate Reinsve yang memenangi aktris terbaik di Festival Film Cannes tahun lalu untuk The Worst Person in the World (2021). Film The Governesses diadaptasi dari novel Prancis berjudul sama karya Anne Serre. Ceritanya mengikuti tiga perempuan pengasuh yang mengacaukan suasana rumah tangga, tempat mereka bekerja. Menurut Variety, proses syuting film berlangsung di Spanyol. Halo Sahabat
Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika Time 100 adalah daftar 100 tokoh paling berpengaruh di dunia yang dikeluarkan oleh majalah asal Amerika Serikat Time. Time 100 pertama kali dipublikasikan pada tahun 1999 sebagai hasil dari perdebatan di kalangan para akademisi, politisi, dan jurnalis Amerika Serikat, dan kini daftar ini menjadi kegiatan tahunan. Meski kemunculan di daftar ini terkadang dianggap keliru, Time menegaskan bahwa orang-orang dalam daftar tersebut diakui telah mengubah dunia, menjadi lebih baik atau lebih buruk. Sejarah dan formatTime 100 dimulai dengan perdebatan di sebuah simposium di Washington, D.C. pada 1 Februari 1998, dengan peserta panel pembawa acara berita CBS Dan Rather, sejarawan Doris Kearns Goodwin, mantan gubernur New York Mario Cuomo, profesor ilmu politik Condoleezza Rice, penulis neokonservatif Irving Kristol, dan redaktur pelaksana Time Walter Isaacson. Daftar tersebut pertama dipublikasikan pada tahun 1999, ketika majalah Time menamainya "100 tokoh paling berpengaruh pada abad ke-20". Karena popularitasnya yang terus berkembang, mulai 2004 majalah Time memutuskan akan menjadikan daftar tersebut sebagai edisi tahunan, yang memuat 100 tokoh paling berpengaruh di dunia. Mereka diakui dalam satu dari lima kategori:
Dalam setiap kategori, akan terpilih 20 tokoh yang paling berpengaruh (kadang-kadang berpasangan atau dalam kelompok kecil), dengan total 100 tokoh setiap tahunnya. Pranala luar
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Berikut adalah daftar film Indonesia terlaris sepanjang masa menurut jumlah tiket yang telah terjual untuk penayangan di bioskop. Sebanyak 36 film berhasil mencapai 2 juta penonton, 15 film berhasil mencapai 3 juta penonton, 9 film berhasil mencapai 4 juta penonton, 5 film berhasil mencapai 5 juta penonton, 4 film berhasil mencapai 6 juta penonton, dan 1 film berhasil mencapai 9 juta penonton. LinimasaFilm Indonesia yang tercatat pertama kali merengkuh sejuta penonton adalah Nagabonar Jadi 2 dengan perolehan 1.246.174 penonton, disusul Get Married yang mematahkan rekor sebelumnya yaitu 1.389.454 penonton dan Quickie Express dengan perolehan 1.018.654 penonton yang semuanya ditayangkan pada 2007. Meskipun begitu, film Indonesia yang sebenarnya meraih sejuta penonton adalah Petualangan Sherina pada tahun 2000, tetapi tidak tercatat.[1] Pada tahun berikutnya, Ayat-ayat Cinta sempat menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa sebelum dikalahkan Laskar Pelangi pada tahun yang sama dengan rekor bertahan selama delapan tahun dengan perolehan 4.719.453 penonton.[2] Rekor tersebut kemudian dipatahkan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 pada 2016.[3] Pada Mei 2022, KKN di Desa Penari berhasil mematahkan rekor film horor Indonesia terlaris sepanjang masa dengan perolehan sedikitnya 6.000.000 penonton per 14 Mei 2022.[4] Jika dirunut sejak tahun 2008, rekor ini sebelumnya disandang Tali Pocong Perawan selama sembilan tahun dengan perolehan 1.082.081 penonton. Pada April 2017, film Danur: I Can See Ghosts berhasil melampaui rekor tersebut dengan 2.736.391 penonton.[5] Rekor tersebut hanya bertahan selama enam bulan sebelum berpindah ke Pengabdi Setan dengan 4.206.103 penonton hingga akhir penayangannya.[6] Butuh waktu hampir lima tahun sebelum rekor tersebut dipecahkan oleh KKN di Desa Penari. Pada November 2019, Makmum menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa berdasarkan penayangan di Malaysia dengan pendapatan kotor sebesar RM7,15 juta selama 25 hari penayangan.[7] Industri film di Indonesia sempat vakum sepanjang tahun 2020 akibat pandemi Covid-19, sehingga film yang ditayangkan di bioskop hanya pada Januari hingga Maret 2020. Saat itu, film Milea: Suara dari Dilan yang merupakan sekuel kedua dari seri film Dilan menjadi film terlaris pada tahun tersebut dengan 3.122.263 penonton hingga Maret 2020.[8][9] Pada 2021, film Indonesia mulai kembali ditayangkan di bioskop seiring pelonggaran pembatasan sosial yang ditetapkan pemerintah. Film Makmum 2 yang dirilis akhir 2021 sempat menjadi film terlaris yang ditayangkan selama pandemi Covid-19 dengan perolehan 1.762.847 penonton.[10][11] Rekor tersebut dipatahkan tiga bulan kemudian dengan penayangan film Kukira Kau Rumah yang berhasil mencatat perolehan 2.219.265 penonton.[12][13] Penayangan film KKN di Desa Penari sejak akhir April 2022 membuat rekor film terlaris selama pandemi kembali dipatahkan. Hingga 16 Mei 2022, film tersebut ditonton sebanyak 6.000.000 penonton, sekaligus menjadi film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak pada penayangan tahun 2022.[4] Pada 19 Mei 2022, KKN di Desa Penari resmi menggeser posisi Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 yang memegang rekor film Indonesia terlaris sepanjang masa selama hampir enam tahun, dengan meraih sedikitnya 7.000.000 penonton.[14] Film terlarisDaftar film di bawah ini disadur dan diurutkan dari situs filmindonesia.or.id berdasarkan jumlah tiket yang terjual di bioskop.[15] Namun, data dari situs tersebut hanya terkumpul untuk film Indonesia yang ditayangkan sejak tahun 2007. Oleh karena itu, jumlah penjualan tiket pada film yang ditayangkan sebelum tahun 2007 dikumpulkan dari artikel atau publikasi yang terpercaya. Warna ini menandakan film tersebut masih tayang di bioskop.
Film dengan hari pembukaan tertinggiFilm Dilan 1991 memecahkan rekor dengan memperoleh lebih dari 800.000 tiket di hari pertama penayangan.
Film terlaris berdasarkan tahunDaftar film terlaris di bawah ini disadur dan diurutkan dari situs filmindonesia.or.id berdasarkan jumlah tiket yang terjual di bioskop. Data film terlaris pada tahun 1973 sampai 1994 disusun oleh PT. Peredaran Film Indonesia (disingkat Perfin) dan dipublikasikan kembali oleh situs filmindonesia.or.id berdasarkan jumlah penonton yang berada di Jakarta. Namun, data dari Perfin tidak menyertakan film Indonesia yang terlaris sebelum tahun 1973 dan antara tahun 1995 sampai 2006, sehingga jumlah penonton film Indonesia terlaris pada tahun-tahun tersebut dikumpulkan dari artikel atau publikasi yang terpercaya.[butuh rujukan]
Lihat pula
Referensi
Klasik diam, noir, opera ruang angkasa dan segala sesuatu di antaranya: entah bagaimana kami berhasil memberi peringkat film terbaik sepanjang masa  Apa yang akan Anda baca dapat menggiling gigi Anda, tetapi kami tidak dapat meminta maaf untuk itu. Daftar dibuat untuk memulai diskusi, dan memberi peringkat film terhebat sepanjang masa bisa menjadi perdebatan yang sangat pemarah. Begitulah perasaan orang -orang tentang komedi favorit mereka, film horor, film pencurian & nbsp; dan Swedia Arthouse Classics. Bentuk seni lainnya memicu debat yang penuh gairah, tentu saja, tetapi ada sesuatu tentang bioskop yang benar -benar membuat penggemar paling hardcore berjalan. Mungkin ada hubungannya dengan bagaimana bioskop membentuk kita. Kami mungkin tumbuh dari band dan lagu tertentu, tetapi film favorit mempertahankan tempat di hati dan ingatan Anda seumur hidup, sampai -sampai adegan yang menonjol dan baris dialog menjadi bagian dari sejarah pribadi kita - hampir seolah -olah kita telah hidup Adegan -adegan itu sendiri. & Nbsp;comedies, horror flicks, heist movies and Swedish arthouse classics. Other artforms spark passionate debate, of course, but there’s something about cinema that really gets the most hardcore buffs going. It probably has something to do with how cinema shapes us. We may grow out of certain bands and songs, but a favourite movie retains a spot in your heart and memory for a lifetime, to the point that standout scenes and lines of dialogue become part of our personal histories – almost as if we’ve lived those scenes ourselves. Jelas, datang dengan daftar definitif film terbaik yang pernah dibuat adalah tugas yang menakutkan. Tapi kami masih harus melakukannya, karena berbicara - oke, berdebat - lebih dari film adalah bagian dari budaya film seperti menonton mereka. Kami telah menyertakan semuanya, mulai dari blockbuster berbakat besar hingga arthouse klasik, romcom dan film horor, caper kejahatan hingga kisah aksi gendang gendang. Ini mencakup lebih dari seratus tahun dan banyak negara. Dan bahkan dengan semua landasan itu tertutup, kami yakin seseorang akan marah atas sesuatu yang telah kami sertakan atau hilangkan. Tapi tidak apa -apa. Lagi pula, itulah daftar yang dimaksudkan untuk dilakukan, bukan? Jadi silakan dan berteriak di komputer Anda. Kita bisa menerimanya. & Nbsp; Ditulis oleh Abbey Bender, Dave Calhoun, Phil de Semlyen, Bilge Ebiri, Ian Freer, Stephen Garrett, Tomris Laffly, Joshua Rothkopf, Anna Smith dan Singer Matthewand Matthew Singer Recommended: 🏆 Pemenang Oscar yang paling layak sepanjang masa😬 film thriller terbaik sepanjang masa🤣 film lucu terbaik sepanjang masa🌏 film asing terbaik sepanjang masaThe most deserving Oscar winners of all-time Film terbaik sepanjang masa
1. & nbsp; 2001: A Space Odyssey (1968) 2001: A Space Odyssey (1968)Film terhebat yang pernah dibuat dimulai dengan pertemuan dua pikiran yang brilian: Stanley Kubrick dan sci-fi pelihat Arthur C Clarke. "Saya mengerti dia gila yang tinggal di pohon di India di suatu tempat," kata Kubrick ketika nama Clarke muncul-bersama dengan nama Isaac Asimov, Robert A Heinlein dan Ray Bradbury-sebagai penulis yang mungkin untuk epik sci-fi yang direncanakan. Clarke sebenarnya tinggal di Ceylon (bukan di India, atau pohon), tetapi pasangan itu bertemu, memukulnya, dan menempa kisah kemajuan teknologi dan bencana (halo, hal) yang tenggelam dalam kemanusiaan, dalam semua kecemerlangan, kelemahannya, kelemahannya , keberanian dan ambisi gila. Seorang penonton stoners, kagum dengan urutan gerbang bintang dan visual perintis, mengadopsinya sebagai film hewan peliharaan. Kalau bukan karena mereka, 2001 mungkin telah memudar menjadi ketidakjelasan, tetapi sulit membayangkan itu akan tinggal di sana. Visi klinis Kubrick yang menakutkan tentang masa depan - AI dan semuanya - masih terasa kenabian, lebih dari 50 tahun. - Phil de Semlyen 2. & nbsp; The Godfather (1972) The Godfather (1972)Dari orang -orang bijak Goodfellas hingga Sopranos, semua dinasti kejahatan yang datang setelah ayah baptis adalah keturunan Corleones: Magnum Opus dari Francis Ford Coppola adalah patriark utama genre Mafia. Garis pembuka yang monumental ("I Believe In America") mengatur adaptasi mario puzo opera, sebelum epik Coppola morf menjadi pembongkaran mimpi Amerika yang mengerikan. Kisah yang direndam korupsi mengikuti keluarga imigran yang kuat bergulat dengan nilai-nilai paradoks pemerintahan dan agama; Kontradiksi moral itu dikristalisasi dalam urutan pembaptisan legendaris, diedit dengan luar biasa secara paralel dengan pembunuhan empat don yang menyaingi. Dengan detail ikonik yang tak terhitung jumlahnya - kepala kuda yang terputus, suara mengoceh Marlon Brando, waltz yang menarik dari Nino Rota - otoritas ayah baptis hidup. - Tomris Laffly 3. & nbsp; Citizen Kane (1941) Citizen Kane (1941)Kembali menjadi berita utama berkat drama pembuatan David Fincher yang sangat acerbic, Citizen Kane selalu menemukan cara untuk memperbarui dirinya untuk generasi pecinta film baru. Bagi pemula, perjalanan buldosernya dari seorang protagonis-dimainkan dengan kekuatan yang tidak habis-habisnya oleh aktor-sutradara-bawah Orson Welles-dari anak yang tidak dicintai hingga mendorong pengusaha untuk menekan Baron ke populis merasa sepenuhnya au Courant (dalam berita yang tidak terhubung, Donald keluar sebagai sebagai populis yang benar seorang superfan). Anda dapat mandi dalam teknik inovatif film, seperti fotografi fokus mendalam Gregg Toland, atau kepercayaan diri yang tidak terbatas dari pementasannya dan penyelidikan kapitalisme Amerika. Tapi itu juga hanya kisah yang sangat bagus bahwa Anda pasti tidak perlu menjadi cineaste yang dikeraskan untuk dinikmati. - Phil de SemlyenDavid Fincher’s brilliantly acerbic
making-of drama Mank, Citizen Kane always finds a way to renew itself for a new generation of film lovers. For newbies, the journey of its bulldozer of a protagonist – played with inexhaustible force by actor-director-wunderkind Orson Welles – from unloved child to thrusting entrepreneur to press baron to populist feels entirely au courant (in unconnected news, Donald Trump came out as a
superfan). You can bathe in the film’s groundbreaking techniques, like Gregg Toland’s deep-focus photography, or the limitless self-confidence of its staging and its investigation of American capitalism. But it’s also just a damn good story that you definitely don’t need to be a hardened cineaste to enjoy.—Phil de Semlyen 4. & nbsp; Jeanne Dielman, 23, Quai du Commerce, 1080 Bruxelles (1975) Jeanne Dielman, 23, Quai du Commerce, 1080 Bruxelles (1975)Lama dianggap sebagai mahakarya feminis, potret Chantal Akerman yang hancur dari rutinitas harian seorang janda-tugasnya perlahan-lahan menyerah pada rasa frustrasi terpendam-harus mengambil tempat yang selayaknya dalam daftar sepanjang masa. Ini bukan hanya film niche, tetapi jendela ke kondisi universal, digambarkan dalam gaya strukturalis yang terkonsentrasi. Lebih menghipnotis dari yang Anda sadari, Akerman yang tidak terputus mengambil tindakan sederhana dari pengerukan daging sapi atau membersihkan bak mandi menjadi kritik halus pembuatan film itu sendiri. ; Jeanne Dielman mewakili komitmen total terhadap kehidupan wanita, jam demi jam, menit demi menit. Dan bahkan memiliki akhir yang twist. - Joshua Rothkopf 5. & nbsp; Raiders of the Lost Ark (1981) Raiders of the Lost Ark (1981)Dimulai dengan bubar dari logo Paramount dan berakhir di gudang yang terinspirasi oleh Citizen Kane, Raiders of the Lost Ark merayakan film apa yang dapat dilakukan dengan lebih menyenangkan daripada film lainnya. Dirancang dengan rumit sebagai penghormatan untuk kerajinan, blockbuster paling lucu Steven Spielberg memiliki semuanya: batu-batu besar, perkelahian barroom, pahlawan wanita yang berkilauan (Karen Allen) yang dapat menahan minuman kerasnya dan kehilangan amarahnya, monyet berbahaya, penjahat yang menakutkan sampanye yang melrinking Champagne yang melrinking sampanye dan kehilangan amarahnya, seorang monyet berbahaya, seorang penjahat Champagne-Drinking (Paul Freeman), Ular (“Mengapa itu harus ular?”), Pengejaran truk terbesar bioskop dan final supernatural barnstorming di mana kepala meledak. Dan itu semua diakhiri dengan Indiana Jones Harrison Ford yang sempurna, model kepahlawanan yang enggan tetapi banyak akal (lihat wajahnya ketika ia menembak pendekar pedang itu). Singkatnya, ini adalah kesempurnaan sinematik. - ian freer 6. & nbsp; La Dolce Vita (1960) La Dolce Vita (1960)Dibuat di tengah-tengah tahun booming Italia, hit box-office federico Fellini yang melarikan diri datang untuk mendefinisikan kemewahan dan budaya selebriti yang panas untuk seluruh planet. Itu juga membuat Marcello Mastroianni menjadi bintang; Di sini, ia memerankan seorang jurnalis gosip yang terperangkap dalam dunia malam Romawi yang hingar -bingar dan freewheeling. Ironisnya, penggambaran film tentang lingkungan ini sebagai hedonistik yang hambar dan mengharukan jiwa tampaknya telah melewati banyak pemirsa. Mungkin itu karena Fellini memfilmkan segalanya dengan begitu banyak semangat dan kecerdasan sehingga seringkali sulit untuk tidak terjebak dalam kejadian mengigau di layar. Begitu banyak tentang bagaimana kita melihat ketenaran masih berasal dari film ini; itu bahkan memberi kami kata paparazzi. - ebiri ebiri 7. & nbsp; Seven Samurai (1954) Seven Samurai (1954)Ini adalah 207 menit termudah dari bioskop yang pernah Anda lewati. Pada kerangka kerja yang paling sederhana - komunitas pertanian yang buruk mengumpulkan sumber dayanya untuk menyewa samurai untuk melindungi mereka dari bandit brutal yang mencuri panennya - Akira Kurosawa melakukan epik yang ditarik dengan halus, secara bergiliran menyerap, lucu, dan menarik. Tentu saja urutan tindakan menggerakkan darah - pertarungan terakhir dalam hujan tidak dapat dilupakan - tetapi ini benar -benar studi dalam kekuatan manusia dan kelemahan. Toshiro Mifune luar biasa sebagai samurai yang setengah gila, tetapi itu adalah pemimpin seperti Yoda Takashi Shimura yang memberikan film ini pusat emosionalnya. Sejak diputar ulang di Wild West (The Magnificent Seven), In Space (Battle Beyond the Stars) dan bahkan dengan serangga animasi (kehidupan bug), aslinya masih berkuasa tertinggi - ian freer 8. & nbsp; In the Mood for Love (2000) In the Mood for Love (2000)Bisakah film benar -benar klasik instan? Siapa pun yang menonton dalam suasana hati untuk cinta ketika dirilis pada tahun 2000 mungkin telah mengatakan ya. Kisah cinta kedua ini terbuka, Anda merasa berada di tangan seorang master. Wong Kar-Wai membimbing kami melalui jalan-jalan sempit dan tangga tahun 60-an Hong Kong dan ke dalam kehidupan dua tetangga (Maggie Cheung dan Tony Leung) yang menemukan pasangan mereka berselingkuh. Seperti yang mereka bayangkan - dan sebagian tertuju kembali - bagaimana pasangan mereka mungkin berperilaku, mereka jatuh cinta satu sama lain sambil tetap bertekad untuk menghormati sumpah pernikahan mereka. Diisi dengan kerinduan, film ini mendapat manfaat dari tidak kurang dari tiga sinematografer, yang bersama -sama menciptakan rasa keintiman yang intens, sementara penampilan sempurna menggigil dengan ketegangan seksual. Ini adalah bioskop. - Anna Smith 9. & nbsp; Ada Blood (2007) There Will Be Blood (2007)Dalam jalan untuk menjadi pembuat film paling signifikan dalam 20 tahun terakhir, Paul Thomas Anderson berubah dari seorang penulis sejarah Scorsesian tentang kehidupan yang disebabkan oleh seorang peneliti yang berhidung keras dari orang kepercayaan Amerika. Titik penting adalah akan ada darah, epik tentang jenis penipu tertentu - baron minyak dan calon calon. Daniel Plainview, dalam analisis akhir, adalah Daniel Day-Lewis yang sangat menakutkan yang akan minum milkshake Anda. Dicetak oleh Jonny Greenwood dari Radiohead (dirinya sendiri muncul sebagai komposer utama), epik kesedihan Anderson adalah pewaris sejati sinisme mendalam tulang Chinatown. Seperti yang dijelaskan oleh Phantom Thread, Anderson tidak kehilangan selera humornya, bukan dengan tembakan panjang. Tapi pernah ada saat ketika dia perlu serius, dan ini dia. - Joshua Rothkopf 10. & nbsp; Singin 'In The Rain (1952) Singin’ in the Rain (1952)
Lupakan artis-Sorry Uggie-dan sebaliknya menikmati semangat yang meningkatkan serotonin dari epitaph MGM yang mulia untuk era sunyi sinema. Trio penari-Donald O'Connor yang berwajah rubber (dan bertumit), pendatang baru yang berkilau Debbie Reynolds dan co-sutradara dan tajuk utama Gene Kelly-adalah ancaman tiga kali Komik ketukan dengan keterampilan yang sempurna. Tapi Kudos juga milik Betty Comden dan Adolph Green, yang skenario effervescentnya memberikan ketukan bagi tontonan untuk pindah, dan Jessica Hagen, yang gilirannya yang sering diabaikan sebagai bintang bisu croaky Lina Lamont adalah tandingan film-wanita yang lucu. Tidak melupakan co-sutradara Stanley Donen, yang selalu senang membiarkan bintang-bintangnya mengambil pujian tetapi layak mendapatkan bagian yang sama untuk musikal yang tidak pernah salah.-Phil de Semlyen 11. & nbsp; Goodfellas (1990) Goodfellas (1990)'Sejauh yang bisa saya ingat, saya selalu ingin menjadi gangster.' Line pembuka Ray Liotta adalah film kejahatan yang setara dengan 'Once Upon a Time ...', dan yang berikut adalah versi dongeng Martin Scorsese - cerita - cerita dari seorang anak Brooklyn yang bermata berbintang yang mewujudkan impian masa kecilnya dan masih keluar dari akhir. Pertanyaan yang lebih berpengaruh menjadi sebagian besar masalah generasi. Tentu saja, yang pertama lebih mudah diterjemahkan, karena mondar -mandirnya - dua setengah jamnya (dan tiga dekade) hanya lewat. Dan untuk film tentang penjahat karir yang kejam, itu juga anehnya menyenangkan. Di mana Coppola masuk ke dalam tembok satu persen kejahatan terorganisir, gangster Scorsese lebih kerah biru. Dan ternyata, bekerja untuk mafia tidak jauh berbeda dari pekerjaan lain - Anda menghabiskan 30 tahun menghancurkan punuk Anda untuk menaiki tangga, hanya untuk berakhir menghadap ke bawah di atas karpet berdarah di beberapa rumah norak di burb. - Matius Singer & NBSP; Based on the true life of mobster Henry Hill, Goodfellas was born in the shadow of The Godfather, but as the years go on, the question of which is more influential becomes mostly a matter of generation. Certainly, the former is more easily rewatchable, owing to its breakneck pacing – its two and a half hours (and three decades) just whiz by. And for a movie about violent career criminals, it’s also strangely relatable. Where Coppola went inside the walls of organised crime’s one percent, Scorsese’s gangsters are more blue collar. And as it turns out, working for the mafia isn’t much different than any other job - you spend 30 years busting your hump to climb the ladder, only to end up face down on a bloody carpet in some tacky house in the burbs. — Matthew Singer 12. & nbsp; utara oleh Northwest (1959) North by Northwest (1959)Tidak ada thriller lain yang elegan, menyentuh cahaya dan seksi seperti Caper Silken Hitchcock. Adman Roger O. Thornhill Cary Grant Hibah (“Apa yang dilakukan O.?” “Tidak ada.”) Adalah Don Draper dengan selera humor, yang sangat ia butuhkan ketika ia mengontrak kasus buruk orang yang salah - itis. Potongan -potongan yang ditetapkan, para penjahat, Femme Fatale dari Eva Marie Saint, kredit Saul Bass, isyarat musik Bernard Herrmann - beberapa film ini berhasil menjadi lebih dari jumlah bagian -bagiannya yang mulia. Oh, dan di suatu tempat di sana, Thornhill bahkan berhasil menemukan jiwanya. - Phil de Semlyen 13. & nbsp; Mulholland Drive (2001) Mulholland Drive (2001)Tidak banyak film yang diketahui sama karena adegan seks lesbian yang benar-benar erotis dan lompatan ketakutan yang melibatkan semacam penyihir sampah yang menakutkan. Kemudian lagi, ini adalah David Lynch yang kita bicarakan: seluruh karier pria itu didedikasikan untuk melakukan hal -hal yang bahkan tidak akan dipertimbangkan oleh sebagian besar pembuat film lainnya. Tapi Mulholland Drive adalah tempat frasa 'Lynchian' mendapatkan definisinya. Apa yang muncul, pada awalnya, menjadi noir yang relatif langsung tentang amnesia yang cantik (Laura Harring) yang mencoba menyatukan misteri identitasnya sendiri, dalam babak ketiga, ke dunia mimpi halusinasi, secara efektif membatalkan segala sesuatu yang datang sebelumnya. Jepit rambut berubah membuat frustrasi beberapa kritikus, yang tampaknya mengantisipasi film yang akan menjelaskan dirinya pada akhirnya. Fans tahu lebih baik - dan bagi mereka yang bersedia menerima film sebagai pengalaman, daripada teka -teki untuk diselesaikan, itu adalah hadiah yang mengungkapkan kesenangan baru (dan mimpi buruk) dengan setiap tontonan. —Matthew SingerMulholland Drive is where the phrase ‘Lynchian’ earned its definition. What appears, at first, to be a relatively straightforward noir about a gorgeous amnesiac (Laura Harring) trying to piece together the mystery of her own identity plunges, in its third act, into a hallucinatory dream world, effectively undoing everything that came before. The hairpin turn frustrated some critics, who apparently anticipated a movie that would explain itself in the end. Fans knew better – and for those willing to accept the movie as an experience, rather than a riddle to be solved, it’s a gift that reveals new pleasures (and nightmares) with each viewing. —Matthew Singer 14. & nbsp; Pencuri Sepeda (1948) Bicycle Thieves (1948)Karya neorealis Vittorio de Sica diatur di dunia di mana memiliki sepeda adalah kunci untuk bekerja, tetapi bisa dengan mudah diatur di tempat yang tidak adanya mobil, atau pengasuhan anak yang terjangkau, atau rumah, atau nomor jaminan sosial berada Hambatan yang tidak dapat diatasi dalam slog konstan untuk meletakkan makanan di atas meja. Itulah yang membuat secara bersamaan menjadi film untuk Italia pascaperang dan modern di mana saja-di-semua. Itulah yang membuatnya menjadi tengara yang kuat dan abadi di bioskop humanis. Anda dapat merasakannya di hampir setiap drama sosial yang ingin Anda sebutkan, dari Ken Loach hingga Kelly Reichardt. - Phil de Semlyen—Phil de Semlyen 15. & nbsp; The Dark Knight (2008) The Dark Knight (2008)Ada Batman baru di Gotham, dalam bentuk bayangan The Batman karya Matt Reeves - dan ini adalah bilah yang harus dibersihkan. Entri tengah dalam Trilogi Kelelawar Christopher Nolan adalah studi kasus yang hampir sempurna tentang bagaimana melakukan epik superhero yang canggih untuk audiens modern-dan & nbsp; 'hampir' hanya karena tindakan terakhir dengan menyegarkan mencoba menjejalkan hampir terlalu banyak ide, banyak ide, banyak Aritmatika moral. Joker Heath Ledger, sementara itu, mendefinisikan kembali kejahatan layar lebar: tidak cukup untuk menjadi menyeramkan, & nbsp; Anda & nbsp; membutuhkan trik pesta sekarang juga.-Phil de Semlyen & nbsp;The Batman – and this is the bar it has to clear. The middle entry in Christopher Nolan’s Bat-trilogy is an almost flawless case study of how to do a sophisticated superhero epic for modern audiences – and the ‘almost’ is only because the final act refreshingly tries to cram in almost too many ideas, much moral arithmetic. Heath Ledger’s Joker, meanwhile, redefines big-screen villainy: It’s not enough to be sinister, you need a party trick now too.—Phil de Semlyen 16. City Lights (1931)Charlie Chaplin’s total vision remains awe-inspiring: He wrote, directed, produced, edited and starred in his own movies, which he also scored with an orchestra. And when those cameras were rolling, they captured a self-made icon with a global audience. Still, City Lights was something else. Chaplin, reticent to give up the visual techniques he’d mastered, insisted on making his new comedy a silent film even as viewers were growing thirsty for sound. As ever, the star had the last laugh: Not only was the film a huge commercial success, it also ended on the most heartbreaking close-up in cinema history—the peak of the reaction shot (since cribbed by movies from La Strada to The Purple Rose of Cairo), no dialogue required.—Joshua Rothkopf 17. Grand Illusion (1937)There’s never a bad time to revisit one of Jean Renoir’s great masterpieces (along with The Rules of the Game), but this current era of populists, nationalists and shouty rabble-rousers feels like a particularly good one. Set in a German POW camp during WWI, the film lays bare the fault lines of class and nationality among a group of French prisoners and their German captors and comes to the conclusion that all that really matters is man’s nobility toward his fellow man.—Phil de Semlyen 18. His Girl Friday (1940)Calling this one the peak of screwball comedy may be too limiting: Among the many topflight movies directed by journeyman filmmaker Howard Hawks, His Girl Friday is his most romantic and most verbose (the constant banter feels like foreplay). Though the laconic Hawks would downplay his own proto-feminism throughout his life, the film is also his most liberated; strong women who had jobs and ran with newshounds were simply what he wanted to see. Most wonderfully, this comedy best celebrates the rule of wit: He—or, more often, she—with the sharpest tongue wins. If you love words, you’ll love this movie.—Joshua Rothkopf 19. The Red Shoes (1948)You could stick nearly every Powell and Pressburger film on this list; such was the dynamic duo’s stellar output. But for our money—and that of superfan Martin Scorsese—this dazzling ballet-set romance is first among equals. It's a perfect expression of artists’ drive to create, set in a lush Technicolor world shot by the great Jack Cardiff. Scorsese describes it as “the movie that plays in my heart.” We’ll take two seats at the back.—Phil de Semlyen 20. Vertigo (1958)A sexy Freudian mind-bender that’s often considered Alfred Hitchcock’s finest triumph, Vertigo is pitched in a world of existential obsession and cunning doubles. Shape-shifting her way through Edith Head’s transformational costumes, Kim Novak haunts in two roles: Madeleine Elster and Judy Barton, both objects of desire for James Stewart’s curious ex-cop. Completing this vivid psychodrama is Bernard Herrmann’s alarmingly duplicitous score, which twists its way to a towering finale.—Tomris Laffly 21. Beau Travail (1999)Increasingly a giant of world cinema, France’s Claire Denis continues to confound expectations, making movies in sync with her own offbeat rhythms and thematic preoccupations (colonialism, power, repressed attraction). This one, her celebrated breakout, is something of a spin on Herman Melville’s Billy Budd—but that’s like calling Jaws something of a spin on Moby-Dick. The genius is in Denis’s technique, manifesting itself in images of shattering emotional precision: sinewy silhouettes of soldiers, abstract tests of will in the desert and, most ravishingly, the euphoria of breaking into dance, courtesy of a loose-limbed Denis Lavant and Corona’s ‘Rhythm of the Night’.—Joshua Rothkopf 22. The Searchers (1956)Showing some personal growth as well as filmmaking craft, John Ford makes some amends for his appearance in DW Griffith’s virulently racist The Birth of a Nation with this landmark western. It’s a story of hatred slowing giving way to compassion that strips away the toxic myths of the old frontier via the swaggering but broken-down figure of Ethan Edwards (John Wayne). Edwards is no white-hatted Shane type, but an embittered war veteran who hunts his own niece (Natalie Wood) with the intention of killing her for the crime of have been assimilated with the Comanche. The shot of Edwards framed in that doorway is one of the most famous – and most mimicked – in cinema.—Phil de Semlyen 23. Persona (1966)Ingmar Bergman’s psychologically raw output has the potency to turn mere film fans into raging addicts; Persona is the hard stuff, a double-sided psychodrama that somehow feels like it was shot last weekend with two of Ingy’s coolest friends (Bibi Andersson and Liv Ullmann, both revelatory). For its intimacy and economy alone, the film feels like a preview of the scrappy decade to come. Bergman, recovering from a serious bout of pneumonia, wrote the script in the hospital, grappling with a crisis of purpose that he turned into art of the highest caliber.—Joshua Rothkopf 24. & nbsp; Do the Right Thing (1989) Do the Right Thing (1989)Spike Lee yang sangat lucu, pada akhirnya tragis dari lingkungan Brooklyn selama suatu hari musim panas yang terik sangat kontroversial pada saat itu: para kritikus mengantuk Lee untuk penggambarannya tentang pemberontakan setelah pembunuhan polisi. Film ini tidak kehilangan relevansinya atau kekuatannya; Jika ada, itu mendapatkan beberapa. Tapi pembuatan film adalah apa yang membuat ini klasik, terutama energi, kecerdasan dan gaya yang dengannya Lee menyajikan mikrokosmos ini dan kekuatan sosial yang berperan di dalamnya. - ebiri ebiri 25. & nbsp; Rashomon (1950) Rashomon (1950)Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Rashomon Akira Kurosawa mendefinisikan kembali pendongeng sinematik. Dengan struktur naratif yang bergeser dan tidak dapat diandalkan - di mana empat orang memberikan akun yang berbeda tentang pembunuhan - film ini sangat berani dan berfungsi sebagai pengingat bagaimana bentuk itu sendiri dapat mempermasalahkan kita. Kilas balik tidak pernah dikerahkan begitu besar; Hampir 70 tahun setelah dirilis, pembuat film masih berusaha mengejar pencapaiannya. - Abbey Bender 26. & nbsp; aturan permainan (1939) The Rules of the Game (1939)Jean Renoir memperkuat keahliannya dengan studi social-strata yang sempurna ini di antara orang-orang yang kaya dan menganggur, yang akan ditiup ke samping oleh Perang Dunia II. Urusan di antara para bangsawan dan pelayan sama -sama mekar selama perjalanan berburu selama seminggu di sebuah puri negara, di mana satu -satunya kejahatan adalah berdagang kesembronoan dengan ketulusan. Renoir menangkap pemain ensemblenya yang cerdik dengan gerakan kamera yang lancar dan fokus dalam, inovasi yang menginspirasi sutradara dari Orson Welles ke Robert Altman.-Stephen Garrett 27. & Nbsp; Jaws (1975) Jaws (1975)Blockbuster abadi Steven Spielberg tidak membutuhkan prescience politik untuk tetap relevan: ini adalah film tentang orang yang memakan hiu besar. Berkat sebagian besar untuk film itu sendiri, itu adalah satu ketakutan yang tidak rasional yang tidak pernah dilepaskan publik. Namun, selama dua tahun terakhir, setiap kali beberapa pejabat terpilih berpendapat menentang Mandat Topeng dan & Nbsp; mengatakan sudah waktunya untuk membuka kembali sekolah, sulit untuk tidak memikirkan Walikota Vaughn dalam jas jangkar yang konyol yang memberi tahu warga Pulau Amity bahwa itu adalah bahwa itu adalah Pulau Amity bahwa itu adalah itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Island bahwa itu adalah warga Amity Aman untuk kembali ke dalam air. Dan unsur itu-bersama dengan mondar-mandir yang luar biasa, lompatan yang baik-baik saja dan banger dari babak ketiga-adalah apa yang benar-benar membuat rahang selamanya menakutkan: hiu menakutkan, tetapi keserakahan dan ketidakmampuan jauh lebih mungkin didapat untuk didapat Anda. - & NBSP; Matius Singer & NBSP;never letting go of. Over the last two years, though, whenever some elected official has argued against mask mandates and said it’s time to reopen schools, it’s been hard not to think about Mayor Vaughn in his goofy anchor-print suit telling the citizens of Amity Island that it’s safe to go back in the water. And that element – along with the masterful pacing, the get-you-every-time jump scares and that banger of a third act – is what really makes Jaws forever frightening: sharks are scary, but greed and incompetence are far more likely to get you. — Matthew Singer 28. & nbsp; ganti rugi ganda (1944) Double Indemnity (1944)Genre film noir yang gelap dan bergaya tidak akan ada tanpa ganti rugi ganda. Yang ini benar -benar memiliki semuanya: kilas balik, pembunuhan, bayangan dan rokok berlimpah, dan, tentu saja, femme fatale yang licik (Barbara Stanwyck). Sebagai salah satu sutradara hebat dari Zaman Keemasan Hollywood, Billy Wilder unggul di berbagai jenis sinematik, tetapi permata rebus ini adalah karyanya yang paling berpengaruh.-Bender di atas bender 29. & nbsp; The 400 Blows (1959) The 400 Blows (1959)The first in a five-film autobiographical series, Francois Truffaut's The 400 Blows is the story of Antoine Doinel (Jean-Pierre Léaud)—stuck in an unhappy home life but finding solace in goofing off, smoking and hanging with his friends—and it's Kebangkitan bioskop dari masa kecil yang bermasalah. Plus, ini adalah primer yang sempurna untuk membuat anak -anak menjadi film subtitle. —An ian freer 30. & NBSP; Star Wars (1977) Star Wars (1977)Popcorn Pictures memukul Hyperdrive setelah George Lucas meluncurkan intergalactic Western-nya, sebuah opera ruang gee-whiz yang memabukkan dengan Dollops of Joseph Campbell-mitologi gaya yang melenyapkan kompleksitas moral Hollywood tahun 1970-an. Film postmodern-mrat-batang ini merujuk silabus virtual genre klasik, dari Metropolis dan Triumph of the Will ke aksi samurai Kurosawa, Flash Gordon Serials dan Thriller WWII seperti The Dam Busters. Pencarian Luke Skywalker untuk menyelamatkan seorang putri yang langsung meningkatkan kebahagiaan film-B ke sagas miliaran dolar-franchise.-Stephen Garrett 31. & nbsp; Gairah Joan of Arc (1928) The Passion of Joan of Arc (1928)Kisah klasik Carl Theodor Dreyer tentang persidangan Joan of Arc entah bagaimana baik dan maksimalis. Direktur menunjukkan pengekangan dengan pengaturan dan ruang lingkup; Film ini sebagian besar berfokus pada bolak-balik antara Joan dan inkuisitornya. Tetapi close-up yang intens memberikan pemerintahan gratis untuk giliran Maria Falconetti yang luar biasa sebagai pelayan Orleans yang hancur. Dibuat di akhir era yang sunyi, itu menetapkan standar baru dalam akting layar. - Bilge Ebiri 32. & nbsp; Once Upon a Time in the West (1968) Once Upon a Time in the West (1968)Film kultus utama, Leone's Spaghetti Western terletak di Amerika yang peradaban-meskipun sebagian besar ditembak di Roma dan Spanyol-tetapi lokasi sebenarnya adalah perbatasan abstrak dari para pahlawan lama versus baru, dari pahlawan yang lebih besar dari kehidupan yang memudar ke dalam ingatan. Ini adalah kemenangan komentar politik yang terkubur dan bioskop epik paling murni. Tatapan sedingin es Henry Fonda, komposer gitar twangy dari Doom dan Charles Bronson yang monumental sebagai penembakan terakhir ("ras kuno ...") hanyalah tiga alasan satu juta untuk melakukan pelana. - Joshua RothkopfIt’s a triumph of buried political commentary and purest epic cinema. Henry Fonda’s icy stare, composer Ennio Morricone’s twangy guitars of doom and the monumental Charles Bronson as the last gunfighter
(“an ancient race…”) are just three reasons of a million to saddle up.—Joshua Rothkopf 33. & nbsp; Alien (1979) Alien (1979)Jika yang dilakukannya adalah meluncurkan waralaba yang berpusat di Sigourney Weaver yang selamat (masih di antara pahlawan aksi terberat di bioskop), klasik klasik Ridley Scott yang claustrophobia, dengan sengaja mondar-mandir. Tapi alien mengklaim status mahakarya dengan politik gender subversif (ini adalah film yang menghamili pria), centerpiece chestburster yang mengejutkan dan desainer industri H.R. Giger yang aneh dari makhluk double-ganda yang paling tak terlupakan, dan salah satu dari permusuhan-dan salah satu bioskop yang paling tak terlupakan di bioskop-dan salah satu dari bioskop yang tak terlupakan-dan salah satu dari bioskop-dan salah satu dari bioskop yang tak terlupakan-dan salah satu dari bioskop-dan salah satu dari bioskop-dan salah satu dari bioskop-dan salah satu dari bioskop-dan salah satu dari bioskop yang tak terlupakan di biosh Kerajinan Murni. - Tomris Laffly 34. & nbsp; Tokyo Story (1951) Tokyo Story (1951)Cukup berputar, drama domestik Yasujiro Ozu kecil tetapi terbentuk sempurna. Chishu Ryu dan Chieko Higashiyama bermartabat dan bergerak sebagai orang tua yang mengunjungi anak -anak dan cucu mereka, hanya untuk diabaikan. Dimainkan dengan hati -hati, diambil dengan indah (sering dengan kamera melayang di tanah), karya agung Ozu adalah film keluarga yang diberikan kemegahan dan keintiman. Jika Anda menyukai pengutil tahun lalu, Anda akan menyukai ini. - Freer yang lebih bebas 35. & nbsp; Pulp Fiction (1994) Pulp Fiction (1994)Apa bagian terbaik dari fiksi pulp? Kontes twist di Jack Rabbit Slim's? Bruce Willis versus GIMP? Jules's Yehezkiel 25:17 Monolog? Film Quentin Tarantino mendapatkan rasa ingin tahu dengan momen film yang diperlakukan tetapi mengklaim status sepanjang masa dengan plot achronologis yang memukau, dialog yang dapat dikutip secara gila-gilaan dan pemahaman yang tepat tentang sistem metrik. Fiksi pulp menandai generasinya sedalam Star Wars sebelumnya; Ini adalah sikap indie tahun 90 -an yang berkembang yang masih terasa segar meskipun ada banyak peniru yang suka mengobrol. - ian freer 36. & nbsp; The Truman Show (1998) The Truman Show (1998)Akhir tahun 90-an melahirkan dua sindiran TV realitas, ketika masih dalam fase pra-epidemi: EDTV yang diremehkan dan, ini, pernyataan mendalam Peter Weir tentang cara media memiliki cakar di dalam kita. Dalam beberapa hal, versi Network yang lebih lembut dan lebih lembut, The Truman Show adalah perumpamaan TV di mana pahlawan yang lemah lembut (Jim Carrey) memenangkan hidupnya. Ini juga dapat dianggap sebagai film yang lebih marah, membanting jaringan TV yang mengendalikan (diwakili oleh Christof seperti Mesias Ed Harris) dan AS, publik yang melihat, untuk membuat pertunjukan permainan kehidupan orang lain. - Phil de Semlyen 37. & nbsp; Lawrence of Arabia (1962) Lawrence of Arabia (1962)Gagasan maskulinitas, seksualitas yang bertentangan dan identitas suku (atau kurangnya) mendidih di bawah permukaan epik sejarah David Lean seperti magma. Mereka merembes melalui celah -celah penggambaran nomadik Edwardian dan pemimpin Arab Iconoclastik (Peter O'Toole), menemukan potongan -potongan besar dalam kompas megalomaniac dari pahlawannya dan meminjamkan kedalaman pada saat -saat intim ketika biaya semua diletakkan diletakkan telanjang. Di tengah pemandangan Arabnya yang menyapu, yang terkenal ditangkap oleh kamera sinematografer Freddie Young, itu adalah lanskap interior Lawrence sendiri sehingga biopik yang hebat ini memetakan dengan begitu mengesankan. - Phil de SemlyenDavid Lean’s historical epic like magma. They seeps through the cracks of its depiction of iconoclastic Edwardian nomad and Arab leader T E Lawrence (Peter O’Toole), locating its huge set pieces within the megalomaniac compass of its hero and lending depth to its intimate moments when
the cost of all is laid bare. Amid its sweeping Arabian landscapes, famously captured by cinematographer Freddie Young’s cameras, it’s the interior landscape of Lawrence himself that this great biopic maps out so memorably.—Phil de Semlyen 38. & nbsp; Psycho (1960) Psycho (1960)Fakta menyenangkan: Psycho adalah film pertama yang pernah menggambarkan pembilasan toilet. Syukurlah, film thriller Alfred Hitchcock memecahkan landasan baru dengan cara lain, dari melepaskan pahlawannya di sepertiga pertama hingga menyelam lebih dalam ke pikiran yang gila (Bravo, Anthony Perkins) daripada yang pernah dikelola Hollywood sebelumnya. Lupakan shenanigans mandi, akhirnya AF. 39. & nbsp; Sansho the Bailiff (1954) Sansho the Bailiff (1954)Bioskop Jepang tidak menghasilkan kekurangan pemukul berat, tetapi sutradara Kenji Mizoguchi mungkin pantas mendapatkan tempat yang utama. Dia mampu menghasilkan cerita hantu yang sempurna (UGetsu) dan drama di belakang panggung (kisah krisan terakhir), tetapi sifat terbesarnya adalah empati yang dalam dan tak tergoyahkan bagi wanita, dipukuli oleh patriarki tetapi memilukan dalam penderitaan mereka. Para wanita ini adalah pusat dari Sansho the Bailiff, kisah feodal tentang pembubaran keluarga yang akan menghancurkan Anda. Tidak meminta maaf atas air mata Anda; Semua orang akan menangis juga. - Joshua Rothkopf 40. & nbsp; Andrei Rublev (1966) Andrei Rublev (1966)Yang menyedihkan, menantang, dan memikat, Potret Epik Direktur Andrei Tarkovsky tentang kehidupan dan masa -masa salah satu pelukis ikon abad pertengahan paling terkenal di Rusia yang paling terkenal secara foregroundan seperti lanskap dan suasana hati atas cerita dan karakter. Pada akhirnya, ini adalah kisah tentang upaya seorang pria untuk mengatasi krisis imannya pada dunia yang tampaknya memiliki pasokan kekerasan dan perselisihan yang tak ada habisnya - dan ini merupakan bukti luar biasa akan kegigihan seniman yang bekerja di bawah rezim yang menindas. - ebiri ebiri 41. & nbsp; payung Cherbourg (1964) The Umbrellas of Cherbourg (1964)Skor melankolis Michel Legrand yang mulia menyapu hati pemirsa dari saat pertama musik Jacques Demy yang nontradisional, dinyanyikan. Salah satu film paling romantis yang pernah dibuat tentang rasa sakit dan kemurnian cinta pertama, payung Cherbourg yang ditata rapi menantang musikal Hollywood yang lebih ringan di zaman itu (seperti suara musik dan wanita yang adil) dan meluncurkan Catherine Deneuve yang sensasional ke dalam sensasional yang sensasional sensasional sensasional yang sensasional Stardom Internasional. Kemudian, itu akan menjadi pengaruh besar di La La Land. - Tomris Laffly 42. Chinatown (1974)Director Roman Polanski and screenwriter Robert Towne took a modestly sleazy noir setup and turned it into a meditation on the horrors of American history and rapacious capitalism. The film also sports a perfect cast, with a top-of-his-game Jack Nicholson as a cynical private eye, an impossibly alluring Faye Dunaway as the femme fatale with a past so dark her final revelation still shocks, and the legendary John Huston as the monstrous millionaire at the heart of it all.—Bilge Ebiri 43. The Seventh Seal (1957)Not just any film gets homaged by Bill and Ted. But Ingmar Bergman’s great treatise on mortality isn’t just any film. Despite becoming somehow synonymous with “difficult art-house statement,” it’s not all weighty themes, plague-strewn landscapes and chess games with the Grim Reaper. As Max von Sydow’s medieval knight travels the land witnessing the apocalypse, loads of life-affirming moments lighten the load. Of course, it’s a work of profound philosophical thought, too, so you’ll feel brainier for having seen it.—Phil de Semlyen 44. Lost in Translation (2003)Worlds collide in Sofia Coppola's pitch-perfect tale of a movie star (Bill Murray) and a newlywed (Scarlett Johansson) in Tokyo. Coppola approaches each of her characters with a warmth and sensitivity that exudes from the screen—and ensures that “Brass in Pocket” will remain a karaoke favorite around the world (pink wig optional). Why has the film endured so vividly in viewers’ hearts? Maybe because it captures those gloriously melancholic moments we’ve all experienced that seem to be gone in a flash, yet linger forever.—Anna Smith 45. Taxi Driver (1976)A time capsule of a vanished New York and a portrait of twisted masculinity that still stings, Taxi Driver stands at the peak of the vital, gritty auteur-driven filmmaking that defined 1970s New Hollywood. Martin Scorsese’s vision of vigilantism is filled with an uncomfortable ambience, and Paul Schrader’s screenplay probes philosophical depths that are brought to vicious life by Robert De Niro’s unforgettable performance.—Abbey Bender 46. Spirited Away (2001)The jewel in Japanese animation studio Studio Ghibli’s crown, Spirited Away is a glorious bedtime story filled with soot sprites, monsters and phantasms—it’s a movie with the power to coax out the inner child in the most grown-up and jaded among us. A spin on Alice's Adventures in Wonderland (with the same invitation to follow your imagination), Spirited Away has been ushering audiences into its dream world for almost two decades and seems only to grow in stature each year, a tribute to its hand-drawn artistry. Trivia time: It remains Japan’s highest-grossing film ever, just ahead of Titanic.—Anna Smith 47. Night of the Living Dead (1968)The first no-budget horror movie to become a bona-fide calling card for its director, George A. Romero’s seminal frightfest begins with a single zombie in a graveyard and builds to an undead army attacking a secluded house. Most modern horror clichés start here. But nothing betters it for style, mordant wit, racial and political undertow, and scaring the bejesus out of you, all some 50 years before Us.—Ian Freer 48. Battleship Potemkin (1925)This rousing Russian silent film was conceived in the heat of Soviet propaganda and commissioned by the still-young Communist government to salute an event from 20 years earlier. It tells of a sailors’ revolt that morphs into a full-blown workers’ uprising in the city of Odessa; the movie is most famous for one breathtaking sequence—much copied and parodied since—of a baby carriage tumbling down a huge flight of steps. But Battleship Potemkin is full of powerful images and heady ideas, and director Sergei Eisenstein is rightly considered one of the pioneers of early film language, with his influence felt through the decades.—Dave Calhoun 49. Modern Times (1936)The only Charlie Chaplin movie to see the Little Tramp go on a massive cocaine binge, this relentlessly inventive silent classic hardly needs the added kick. The gags come almost as fast as you can process them, with the typically pinpoint Chaplin slapstick conjured here from scenarios that seem purpose-built to end in disaster. The sight of Chaplin literally feeding himself into a massive machine offers a still-germane satire on technological advancement.—Phil de Semlyen 50. Breathless (1960)Film critic Jean-Luc Godard’s seismic directing debut is a bravado deconstruction of the gangster picture that also reinvented moviemaking itself. It features Cubistic jump cuts, restless handheld camerawork, location shoots, eccentric pacing (the 24-minute centerpiece is two lovers talking in a bedroom), and self-conscious asides about painting, poetry, pop culture, literature and film. A sexy fling between petty thief Jean-Paul Belmondo and Sorbonne-bound gamine Jean Seberg morphs into an oddly touching, existential meditation. It’s pulp fiction, but alchemically profound.—Stephen Garrett 51. & nbsp; dr. Strangelove atau: Bagaimana saya belajar berhenti mengkhawatirkan dan mencintai bom (1964) Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964)Begitu banyak kejeniusan Stanley Kubrick adalah konseptual, dan yang ini mengajukan pertanyaannya yang paling berani: bagaimana jika dunia berakhir - dan itu lucu? Penghancuran nuklir adalah subjek di mana Kubrick membenamkan dirinya, membaca hampir setiap teks yang tidak diklasifikasi. Kesimpulannya suram: tidak akan ada kemenangan. Melalui komedi paling gelap (satu -satunya jalan ke subjek) dan penjual Peter yang tidak terikat memainkan tiga bagian terpisah, Kubrick membuat poinnya. - Joshua Rothkopf 52. & nbsp; m (1931) M (1931)Salah satu film-film zaman itu-hanya ada segelintir-yang duduk di antara bioskop diam dan era suara tetapi memanfaatkan keutamaan keduanya, fritz Lang's Serial-pembunuhnya terbakar dengan kegelapan visual yang mendalam sambil mengacaukan telinga dengan Whistled-nya "Di aula Raja Gunung" (dilakukan oleh Lang yang berbibir dompet sendiri; bintangnya, Peter Lorre, tidak bisa bersiul). Tema film adalah kewaspadaan: Kita harus melindungi anak -anak kita, tetapi siapa yang akan melindungi masyarakat dari dirinya sendiri? M seperti sonar yang mendengarkan Jerman pra-Nazi di puncak menumpahkan kemanusiaannya.-Joshua Rothkopf 53. & nbsp; blade runner Blade RunnerBertempat di (Eek!) 2019, visi Ridley Scott tentang masa depan dystopian adalah salah satu film fiksi ilmiah paling bergaya sepanjang masa. Dengan estetika yang terinspirasi noir dan skor synth yang menghantui oleh Vangelis (pengaruh besar pada pangeran), Blade Runner adalah ikon tidak hanya untuk tampilan yang menentukan era, tetapi juga untuk pemeriksaan filosofis yang lebih dalam tentang apa artinya menjadi manusia. Banyak yang mencoba meniru getaran film yang luar biasa, tetapi jalan-jalan yang dilapisi hujan dan pemandangan kumuh ini memiliki ancaman tunggal.-Bender di atas bender 54. & nbsp; Air mata pahit Petra von Kant (1972) The Bitter Tears of Petra von Kant (1972)Fekunditas kreatif Rainer Werner Fassbinder, mati karena overdosis pada usia 37 setelah menyelesaikan lebih dari 40 fitur, layak untuk dierap oleh generasi baru. Film ini bisa dibilang paling tajam dan paling kompleks secara psikologis; Tidak dapat dibantah, itu adalah yang paling menggerutu. Ada begitu banyak hal untuk dicintai dalam pertikaian Fassbinder's Shag-carpeted, yang melampaui tontonan dua fashionista duel menjadi eksplorasi mendalam penuaan dan keusangan.-Joshua Rothkopf 55. & nbsp; Roma, Open City (1945) Rome, Open City (1945)Beberapa gerakan film dapat membanggakan laju hit neorealisme Italia, gelombang pasca-Perang Dunia II yang didedikasikan untuk perjuangan kelas pekerja yang tampaknya hanya terdiri dari karya agung. Robert Rossellini bertanggung jawab atas beberapa dari mereka, termasuk Jerman tahun nol dan drama represi dan perlawanan sebelumnya ini, yang menawarkan bukan hanya satu tetapi dua adegan kematian yang paling berkesan di semua bioskop. - Phil de Semlyen 56. & nbsp; Nosferatu (1922) Nosferatu (1922)Brace for the Land of Phantoms dan Call of the Bird of Death: Salah satu adaptasi Dracula yang paling awal (meskipun tidak sah) masih paling menakutkan. Kinerja seperti serangga Max Schreck sebagai penghitungan yang haus darah Orlok sama -sama memalsukan dan menjijikkan seperti hampir seabad yang lalu. Direktur Ekspresionis Jerman F. W. Murnau Gambar -gambar yang menghantui dari dunia krepuskuler menetapkan standar mengerikan untuk generasi mimpi buruk sinematik. - Stephen Garrett 57. & nbsp; pesawat! (1980) Airplane! (1980)Dengan sekitar 6.500 zingers untuk dipilih, semua orang memiliki pesawat favorit mereka! muntah. Sutradara David dan Jerry Zucker dan pasangannya dalam kekonyolan ekstrem, Jim Abrahams, benar -benar melemparkan wastafel dapur pada spoof film bencana tahun 70 -an yang memusingkan ini yang merupakan kemarahan pada saat itu. Komedi di layar, pada gilirannya, dimodernisasi untuk apa yang akan menjadi dekade yang paling transformasi. Lelucon favorit kami? “Sepertinya saya memilih minggu yang salah untuk berhenti amfetamin.” - Phil de Semlyen 58. & nbsp; Under the Skin (2013) Under the Skin (2013)Hipnotis, menyihir, menggugah pikiran, mengganggu, mengerikan: Bagaimanapun Anda bereaksi terhadapnya, Anda tidak akan melupakan adaptasi mengejutkan Jonathan Glazer dari novel wanita Michel Faber-who-fell-to-earth. Menggunakan selebritasnya dengan cara yang radikal, Scarlett Johansson dengan sempurna dilemparkan sebagai alien dalam bentuk manusia yang berkeliaran Glasgow mencoba menjemput pria di dalam vannya. Itu ditembak gaya gerilya di jalan-jalan kota Skotlandia, jadi lihatlah rekaman orang yang benar-benar bingung.-Anna Smith 59. & nbsp; Mad Max: Fury Road (2015) Mad Max: Fury Road (2015)Baik sekuel dan reboot, entri keempat dalam serangkaian epos gearhead pasca-apokaliptik sutradara memadukan aksi yang menantang kematian dengan efek khusus modern untuk memberi kita salah satu film aksi sepanjang masa. Yang ini adalah rentetan pengejaran tanpa henti, masing -masing lebih rumit dan mimpi buruk dari yang terakhir - tetapi semuanya dikombinasikan dengan sensibilitas surealis, puitis Miller, yang mengirimkannya ke ranah seni. - ebiri ebiri. 60. & nbsp; Apocalypse Now (1979) Apocalypse Now (1979)Perang Klasik Vietnam yang selalu ditemukan di Francis Ford Coppola, War Proves War membengkak, ketika pembunuh Martin Sheen menuju ke hulu untuk membunuh kolonel Renegade Marlon Brando. Dalam perjalanan, ada selancar, serangan helikopter yang mendebarkan, napalm berbau, harimau dan kelinci playboy, sampai kemilau melangkah keluar dari kapal dan ke zona kegilaan yang berbeda - atau apakah itu jenius? Siapa yang tahu pada titik ini? —Ian lebih bebas 61. & nbsp; Brokeback Mountain (2005) Brokeback Mountain (2005)Lupakan apa yang dimahkotai Oscar sebagai gambaran terbaik tahun 2005: Romantis gay tragis Ang Lee adalah calon yang bertahan dalam ujian waktu. Ditabori oleh sinematografi Rodrigo Prieto yang layak dan ledger heath wistful (yang kinerjanya menggulingkan persepsi masyarakat tentang maskulinitas), Brokeback Mountain adalah tonggak sejarah di bioskop rumah seni LGBTQ. Itu menata kembali genre barat dan menjadi bagian dari zeitgeist. - Tomris laffly 62. & nbsp; sup bebek (1933) Duck Soup (1933)Menggigit sindiran politik tidak harus panjang dan rumit: mahakarya 68 menit ini sangat pithy, mengekspos absurditas politik internasional dengan kecerdasan dan slapstick yang cepat. Sering dianggap sebagai yang paling lucu dari oeuvre Marx Brothers, film ini juga-terus-menerus-tidak disimis, karena penggambaran kediktatoran perang tetap relevan hingga hari ini.-Anna Smith Smith 63. & nbsp; The Blair Witch Project (1999) The Blair Witch Project (1999)Pilihan yang tidak mungkin? Tidak ketika Anda mempertimbangkan sensasi anggaran rendah dalam konteks yang lebih besar. Banyak film muncul dari Sundance dengan buzz yang memekakkan telinga; Bagaimana Anda menjelaskan gross box-office global senilai $ 250 juta? Kredit kampanye internet yang revolusioner, seram dan mendalam, itu sekarang menjadi taktik di buku pedoman setiap publis. Dan jangan lupa film itu sendiri, yang memulai tren "found-footage". Bahkan lebih nabi, proyek Witch Blair adalah tentang satu generasi yang tidak bisa berhenti syuting sendiri, bahkan ketika hilang di hutan - itu adalah nol untuk horor selfie. - Joshua Rothkopf 64. & nbsp; semua pria Presiden (1976) All the President’s Men (1976)Dengan tinta yang nyaris tidak basah pada pengunduran diri Richard Nixon tahun 1974, sutradara Alan J. Pakula, aktor-produser Robert Redford dan penulis skenario William Goldman menciptakan docudrama yang hot-off-presses tentang pembobolan Watergate yang berderak dengan ketegangan kawat hidup. Ini adalah pekerjaan investigasi hidung-ke-grindstone di dunia analog-pikirkan telepon rotary, mesin tik listrik, catatan tulisan tangan tentang bantalan hukum, pengeditan pena merah dan mesin fotokopi Xerox-dan kelas master dalam membuat dialog film benar-benar memukau. Ini adalah batu ujian yang penting untuk setiap thriller politik sejak itu. - Stephen Garrett 65. & nbsp; trilogi APU (1955, 1956, 1959) The Apu trilogy (1955, 1956, 1959)Kami selingkuh dengan memasukkan ketiga film (Pather Panchali, Aparajito dan World of APU), tetapi sungguh, bagaimana Anda memisahkan angsuran trilogi usia yang luar biasa Satyajit Ray? Bengali hebat mengikuti APU muda (Apurba Kumar Roy) dari masa kecil ke kehidupan orang dewasa melalui sekolah dan pindah dari desa terpencil ke kota besar, serta cinta dan kehilangan. Beberapa bioskop India paling intim yang pernah ditangkap, itu juga benar -benar menyenangkan, apakah Anda berasal dari Kolkata, Kansas atau Camden Town. - Phil de Semlyen 66. & nbsp; The General (1926) The General (1926)Anak laki -laki bertemu kereta. Anak laki -laki kehilangan kereta. Anak laki -laki mengejar pasukan Union yang mencuri kereta, memenangkan kereta belakang dan menembak ke arah yang berlawanan. Ini mungkin tidak terdengar seperti kisah cinta rata-rata Anda, tetapi itulah yang benar-benar datar Buster Keaton dan komedi diam yang menantang kematian adalah: demonstrasi fotografi trik yang agung, keberanian balet dan waktu komik, yang semuanya didukung oleh hati yang tulus. Percayalah, ini loco-motional.-Phil de Semlyen 67. & nbsp; Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004) Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004)Ada banyak film tentang hubungan romantis, namun sedikit yang mengeksplorasi subjek secara lebih kreatif daripada terobosan Michel Gondry, ditulis oleh Charlie Kaufman (yang kemudian menjadi nama rumah tangga dengan menjadi John Malkovich dan adaptasi). Kisah sci-fi-inflected dari dua bagian dari pasangan yang putus melalui prosedur penguraian memori membutuhkan banyak belokan yang mengejutkan dan pedih; Kombinasi film yang dieksekusi tanpa cela dari citra unik yang otentik dan penyelidikan filosofis telah menjadi rambu bioskop independen modern. - Abbey Bender 68. & nbsp; rantai Texas melihat pembantaian (1974) The Texas Chain Saw Massacre (1974)Judulnya masih merupakan pemasaran yang membunuh, menyarankan sesuatu yang jauh dari apa yang Anda dapatkan. Itu tidak berarti karya Tobe Hooper tidak memberikan. Sebuah visi kumuh horor yang ditangkap selama musim panas Texas yang berkeringat dan bau, film ini telah mengambil tempat yang selayaknya sebagai perumpamaan yang pasti tentang peperangan kelas Nixonian, kecemburuan sosial makan-atau yang dimakan dan sifat yang pada dasarnya tidak diketahui dari beberapa bagian yang tidak berurutan Dunia. - Joshua Rothkopf 69. & nbsp; Come and See (1985) Come and See (1985)Sama tak kenal golongannya dengan bioskop, pengaruh film Perang Sui Generis Elem Klimov melampaui genre dengan cara yang bahkan tidak dapat ditandingi oleh Ryan pribadi yang tidak dapat diselamatkan oleh Steven Spielberg. Pada intinya, ini adalah kisah usia yang akan datang yang mengikuti seorang bocah muda Belarusia (Aleksei Kravchenko) melalui kengerian yang tak terkatakan ketika regu kematian Nazi mengunjungi kiamat di wilayahnya. Bersamaan dengan kebenaran historisnya, tata bahasa dan bahasa visual film-ada bagian-bagian yang bermain seperti perjalanan asam ultra-kekerasan-adalah yang benar-benar mengangkatnya. Seperti karya Hieronymus Bosch, gambar di sini tidak akan pernah terlihat. - Phil de Semlyen 70. & nbsp; Heat (1995) Heat (1995)Sutradara penulis Michael Mann karya agung menempatkan dua aktor terbesar kami, Robert de Niro dan Al Pacino, bersama-sama di layar untuk pertama kalinya-satu sebagai penjahat utama yang tabah, yang lain sebagai polisi obsesif yang bertekad untuk menjatuhkannya. Dalam menenun cerita mereka bersama -sama, Mann menyajikan perspektif duel tetapi sama -sama tertimbang, dengan kesetiaan kami sebagai pemirsa terus bergeser. Kata terakhir pada film-film polisi dan rober, film ini diliputi oleh keajaiban yang coba direbutnya kembali hingga hari ini. —Bilge Ebiri 71. & nbsp; The Shining (1980) The Shining (1980)Daftar kami tidak kekurangan film Stanley Kubrick (juga tidak boleh). Tetap saja, mengejutkan untuk mengingat bahwa yang bersinar - sangat harum dari tema -tema hewan peliharaan sutradara tentang obsesi seperti mazel dan banalitas kejahatan - pernah dianggap sebagai karya kecil. Sejak itu datang untuk mewakili ledakan total perintah total Kubrick; Dia adalah dewa film, Steadicam di sekitar sudut dan membuat penonton memperhatikan bahwa dia dilahirkan untuk mendefinisikan kembali horor. Bahkan jika kita tidak dapat berguling dengan teori -teori kipas crackpot tentang bagaimana Kubrick diduga memalsukan pendaratan bulan Apollo, kita akan dengan mudah mengakui bahwa film ini mengandung banyak orang. - Joshua Rothkopf 72. & nbsp; Toy Story (1995) Toy Story (1995)Yang membuat bola Pixar (Luxo) bergulir dan masih merupakan tanda air tinggi mutlak untuk animasi CG, Toy Story menciptakan kembali apa film keluarga. Di permukaan, ini adalah cerita sederhana tentang beberapa saingan miniatur yang saling mengukur (Woody awalnya akan menjadi kekacauan yang lebih kejam), sebelum jatuh ke dalam bahaya di tangan jenius piroteknik sebelah Sid. Tapi ini juga tentang kecemburuan, dinamika kekuasaan dan hubungan kita dengan masa kecil kita sendiri. Dengan itu, Pixar mengambil bercerita hingga tak terbatas dan jauh, jauh di luar. - Phil de Semlyen 73. & nbsp; Killer of Domba (1977) Killer of Sheep (1977)Ditembak pada film 16-milimeter dalam cahaya samar, film tesis lulusan UCLA Charles Burnett menjahit bersama-sama sketsa duniawi untuk membentuk mosaik yang menarik dari kehidupan Afrika-Amerika akhir tahun 70-an. Landmark bioskop hitam independen, ini diatur ke soundtrack yang bagus mulai dari blues dan klasik hingga Paul Robeson. Puitis, penuh kasih, marah, ironis: semua kehidupan manusia hadir di sini. - ian freer 74. & nbsp; seorang wanita di bawah pengaruh (1974) A Woman Under the Influence (1974)Ada kecenderungan dalam latihan terbesar dari semua ini untuk memprioritaskan sutradara, pemotretan atau skenario. Tetapi rasa hormat harus diberikan kepada pemain, juga: dalam satu dekade akting yang cemerlang, tidak ada giliran yang cukup galvanis seperti yang diberikan oleh Gena Rowlands dalam mengintip pikiran yang aneh ini. Seorang ibu rumah tangga dan ibu Los Angeles yang luek yang terus -menerus diberitahu untuk tenang, Mabel Rowlands adalah apotheosis dari sinema improvisasi John Cassavetes; Perhatian kami terhadapnya tidak pernah bendera saat ia terhuyung -huyung melalui adegan kerusakan dan berkumpul kembali. - Joshua Rothkopf 75. & nbsp; Annie Hall (1977) Annie Hall (1977)Diputuskan, menawan, dan penuh dengan momen -momen kreatif, Annie Hall adalah salah satu komedi romantis yang paling revolusioner. Film klasik New York ini mengubah pemirsa yang tak terhitung jumlahnya menjadi kegembiraan dialog verbose (dan eksperimen dalam pakaian pria untuk wanita), dan telah lama dipuji karena aksesibilitas dan kepedihannya, keseimbangan yang telah dicapai oleh beberapa film sejak itu. - di atas Bender 76. & nbsp; beberapa seperti itu panas (1959) Some Like It Hot (1959)Mencatatnya di nomor 15 dalam daftar 100 komedi terbesar yang pernah dibuat, lelucon gangster klasik Billy Wilder bermain seperti Scarface on Helium. Tony Curtis dan Jack Lemmon membuat salah satu aksi ganda yang paling menyenangkan di bioskop sebagai beberapa musisi dalam pelarian dari gerombolan, tetapi Marilyn Monroe mencuri gambar itu sebagai gula centil, bernafas dan sepenuhnya menyenangkan. Tidak ada yang sempurna tapi film ini sangat dekat. - Phil de Semlyen100 Greatest Comedies Ever Made, Billy Wilder’s classic gangster farce plays like Scarface on helium. Tony Curtis and Jack Lemmon make one of cinema’s most delightful double acts as a couple of musicians on the run from the Mob, but Marilyn Monroe steals the picture as the coquettish, breathy and entirely loveable Sugar. Nobody’s perfect but this movie gets pretty darn close.—Phil de Semlyen 77. & nbsp; Metropolis (1927) Metropolis (1927)Sangat mahal untuk waktunya, Metropolis adalah Blade Runner, The Terminator dan Star Wars semuanya digulung menjadi satu (belum lagi 50 tahun sebelumnya). Visi diam -diam Fritz Lang tentang masyarakat totaliter yang masih mengejutkan melalui pemandangan kota yang menakjubkan, efek khusus yang inovatif dan robot jahat yang menyihir (Brigitte Helm). Ini adalah fiksi ilmiah pada saat yang paling ambisius dan menakjubkan-permulaan yang tidak begitu modern dari keseriusan genre di layar-ianf freer 78. & nbsp; The Maltese Falcon (1941) The Maltese Falcon (1941)Kebijaksanaan yang diterima adalah bahwa era Noir benar-benar dimulai selama tahun-tahun pasca-Perang Dunia II yang digigit dengan keras, yang membuat adaptasi John Huston dari novel detektif Dashiell Hammett A Real Trailblazer. Ini adalah templat untuk deretan film noir yang akan menyusul, menawarkan gumshoe yang letih-tapi-noble di Sam Spade karya Humphrey Bogart, femme fatale (Mary Astor), sepasang penjahat yang licik (Sydney Greenstreet, Peter Lorre) dan A Sepasang Penjahat Sydney (Sydney Greenstreet, Peter Lorre) dan A, A Shefty Villains (Sydney Greenstreet, Peter Lorre) dan a Plot labirin yang menyeret Anda di dekat hidung. Jika filmnya lebih keras, Anda akan memecahkan gigi di atasnya.-Phil de Semlyen 79. & nbsp; Ini adalah Tap Spinal (1984) This Is Spinal Tap (1984)Meledak drum, amp yang pergi ke 11, Stonehenges kecil, “Dogly”: film dokumenter rock spoof ini - rockumentary, jika Anda harus - secara monumental berpengaruh di bioskop, komedi ngeri dan, mungkin, industri musik itu sendiri. (Tidak ada band di luar sana tanpa setidaknya satu momen keran tulang belakang untuk namanya.) Tamu Christopher, Michael McKean dan Harry Shearer adalah royalti komik, dan kita hanya bisa menjadi perhatian mereka; Tak lama setelah film ini, tamu memulai merek humor sutradara sendiri, langsung terinspirasi oleh sindiran logam berat Rob Reiner.-Phil de Semlyen 80. & nbsp; itu terjadi satu malam (1934) It Happened One Night (1934)Kalau saja Hollywood membuat mereka seperti dulu: komedi romantis berderak yang menaklukkan Oscar. Kisah cinta kebencian Frank Capra yang lucu-di-pertama masih menjadi salah satu film tercepat yang pernah dibuat. Pewaris manja Claudette Colbert dan reporter oportunistik Clark Gable menabrak jalan dan bertengkar menuju akhir yang bahagia selamanya, hambatan kelas dikutuk. Tidak hanya pre-code screwball yang pintar dan sugestif ini membentuk setiap rom-com yang mengikuti, itu masih memiliki kaki di sebagian besar dari mereka.-Tomris laffly 81. & nbsp; Die Hard (1988) Die Hard (1988)Mari kita singkirkan ini: Die Hard adalah film Natal. Menghadapinya. Pernyataan lain yang kurang kontroversial tentang blockbuster John McTiernan: ini adalah cita-cita platonis dari sebuah film aksi, dan Bruce Willis sebagai polisi New York, John McClane, adalah pahlawan aksi paling keren sepanjang masa. Sekuelnya akan memperluas batas karismanya dengan menjadi lebih besar dan lebih bodoh, tetapi aslinya mencapai jumlah yang sempurna dan kurang ajar, ketika McClane berupaya menggagalkan rencana kelompok teroris Eropa yang menyita LA tinggi dan mengambil istrinya sandera. Tetapi alasan yang paling sulit mati keras sampai tingkatnya - selain dari dialog retak, aksi spektakuler dan detail kecil, yaitu McClane dipaksa untuk melawan sekelompok teroris di kaki telanjangnya - adalah bahwa McClane memiliki foil ideal di Alan Rickman's Hans Gruber, yang mungkin juga merupakan penjahat film terbaik sepanjang masa, seorang pseudo-revolusioner yang terpelajar yang menjelaskan bahwa ia membaca Forbes dan tidak banyak peduli pada koboi Amerika yang ceroboh.Die Hard is a Christmas movie. Deal with it. Another, less controversial statement about John McTiernan’s blockbuster: it’s the platonic ideal of an action movie, and Bruce Willis as wiseass New York cop John McClane is the coolest action hero of all-time. The sequels would stretch the limits of his charisma by getting bigger and stupider, but the original hits the perfect amount of big and brash, as McClane attempts to thwart the plans of a European terrorist group that’s seized an LA high-rise and taken his wife hostage. But the truest reason Die Hard succeeds to the degree it does – aside from the cracking dialogue, spectacular stunts and small details, i.e. McClane being forced to fight a bunch of terrorists in his bare foot – is that McClane has the ideal foil in Alan Rickman’s Hans Gruber, who might also be the best action movie villain of all-time, an erudite pseudo-revolutionary who makes it clear that he reads Forbes and doesn’t much care for garrulous American cowboys. 82. & nbsp; The Conformist (1970) The Conformist (1970)Di Mussolini's Italy, seorang homoseksual yang ditekan (Jean-Louis Trintignant) bergabung dengan partai fasis untuk berbaur dan menyembunyikan dirinya yang sebenarnya. Bagian sesi psikoanalisis, sebagian genre warna -warni Fantasia, perjalanan drama yang sangat berpengaruh di sutradara Bernardo Bernardo melalui gaya dan estetika yang berbeda. Seperti halnya warga negara Orson Welles, Kane, dengan film -film tahun 20 -an, 30 -an, dan awal 40 -an, konformis menawarkan ringkasan yang kuat dari teknik sinematik dari era sebelumnya. - Bilge Ebiri Ebiri 83. & nbsp; The Thing (1982) The Thing (1982)Biarkan mahakarya asli John Carpenter - yang horor tunduk pada - jadikan tempatnya di panteon. Sebuah proyek gairah yang clobbered oleh penonton dan kritikus, masalahnya, pada kenyataannya, adalah remake yang paling langka: yang meningkatkan sumbernya. Keanggunan layar lebar Carpenter dan minimalis Synth yang menyeramkan (di sini yang dilanjutkan oleh komposer Ennio Morricone) menemukan tandingan baru dalam beberapa efek khusus praktis yang paling menjijikkan yang pernah muncul pada audiens yang membayar. Tapi paranoia dingin film, uncut dan pharma-grade, telah menjadi warisan yang paling tahan lama: templat kesempurnaan untuk semua tahun sejak itu.-Joshua Rothkopf 84. & nbsp; Daughters of the Dust (1991) Daughters of the Dust (1991)Penulis-sutradara Julie Dash seharusnya menjadi keberhasilan tingkat Ava Duvernay setelah debut fitur puitisnya, sebuah pencapaian kecantikan dunia lain. Film pertama yang dibuat oleh seorang wanita Afrika-Amerika yang menerima distribusi teater, Daughters of the Dust diresapi dengan kesombongan, sejarah, dan kebijaksanaan matriarkal. Ditetapkan pada tahun 1902, ia mengikuti Gullah, keturunan budak yang tinggal di lepas pantai Carolina Selatan, yang dengan menyakitkan menganggap tradisi mereka yang memudar. Singular di depan waktunya, anak perempuan berduka atas tragedi yang bertahan lama dari perbudakan. Kekuatannya yang tenang kemudian menemukan gema di limun Beyoncé. - Tomris Laffly 85. Barry Lyndon (1975)Back in 1975, Stanley Kubrick’s somber adaptation of William Makepeace Thackeray’s novel about a young Irishman’s journey from lovestruck exile to cynical grifter in 18th-century Europe seemed out of step with the gritty, intense output of contemporary cinema. Years later, it’s considered by many to be Kubrick’s masterpiece, and its deliberate, highly aestheticized approach has influenced everybody from Ridley Scott to Yorgos Lanthimos.—Bilge Ebiri 86. Raging Bull (1980)Martin Scorsese’s hallucinogenic biography of the tenacious boxer Jake LaMotta (Robert De Niro) is a bold mash-up of neorealist grit and hyperstylized, gossamer beauty. Put on the gloves and LaMotta is in his element; take them off and he’s an insecure sociopath consumed by sexual jealousy. De Niro’s monstrous portrayal is miraculously empathetic, but what’s truly revolutionary is Scorsese’s technique: Like a modern-day Verdi, the Italian-American auteur elevates the profane to the operatic.—Stephen Garrett 87. Seven (1995)David Fincher is the most signature director of his era: a crafter of iconic music videos and decade-defining dramas like Zodiac and The Social Network. But his transition to Hollywood was rocky; it was a town that barely understood him. The turning point was Seven, the first time that Fincher’s fearsome vision arrived uncut. Stylistically, the dark movie (shot by an inspired Darius Khondji, working with a silver-nitrate-retention process) has proven more durable than even The Silence of the Lambs, but it’s that meme-able sucker punch of an ending that still rattles audiences.—Joshua Rothkopf 88. Aguirre, the Wrath of God (1972)Ever-overshadowed by the Herculean feat that was Fitzcarraldo, Werner Herzog’s other exploration of male vainglory in the remotest parts of South America applies another coolly obversational lens to the malignant madness of out-of-control obsession. It’s colder, greedier here: Klaus Kinski’s conquistador craves gold, not culture. Featuring a river journey, a haunting, synthy Popul Voh score and a bunch of taunting monkeys, it’s Herzog’s Apocalypse Now.—Phil de Semlyen 89. The Battle of Algiers (1966)Political thrillers still owe a debt to Gillo Pontecorvo’s ever-timely tour de force. Recounting the Algerian uprising against French colonial occupiers in the 1950s, The Battle of Algiers boldly examines terrorism, racism and even torture as a means of intelligence-gathering. Screened at the Pentagon for its topical significance during the early phases of the Iraq War, Algiers has its rebellious legacy vested in numerous politically charged epics, from Z to Steven Spielberg’s Munich.—Tomris Laffly 90. Women on the Verge of a Nervous Breakdown (1988)Pedro Almodóvar broke into the mainstream with this gloriously colorful ensemble comedy, an entry point for many into a style of smart, sexually liberated European cinema. Women on the Verge of a Nervous Breakdown offers juicy roles for a range of Spain’s finest female actors (plus a charmingly baby-faced Antonio Banderas) and consistently delights with its creative choices in costuming and interior design. The combination of screwball dynamics and the garishness of the 1980s is perfectly calibrated and fun.—Abbey Bender 91. Boyhood (2014)Shot over 12 years with a cast of actors that ages before our eyes, Richard Linklater’s modern-day coming-of-age classic is a peerless artistic gamble, comparable only to Michael Apted’s Up series and Francois Truffaut’s Antoine Doinel films. Still, Boyhood’s astonishing compactness catches you off guard like no other movie. Adorned by Linklater’s signature effortless rhythms, the film bottles the fleeting spirit of time, maturing into a reflective meditation on life’s ordinary moments.—Tomris Laffly 92. The Discreet Charm of the Bourgeoisie (1972)Movies have always been a gateway into radical art; Hollywood may have made them sleek and accessible, but experimentation was there from the start. Luis Buñuel counts among the top rank of dreamers to ever grace the field of filmmaking. Without him, there’s no David Lynch, no Wong Kar-wai—even Alfred Hitchcock was a fan. Of Buñuel’s many seismic features (don’t skip his slicin’-up-eyeballs short, “Un Chien Andalou”), begin with this radical satire of class warfare, which sums up everything he did well. It even won him an unlikely Oscar.—Joshua Rothkopf 93. Paths of Glory (1957)An antiwar movie, a courtroom thriller, an upstairs-downstairs study of social status, a religious critique, an absurdist satire and, finally, a heartbreakingly futile plea for compassion in the face of destruction, Stanley Kubrick’s humanist masterpiece dissects all the delusional facets of the male psyche. Battlegrounds abound—psychological, emotional, physical—making the bleakly entrenched soldiers of 1916, and the officers who confuse folly for fame, still feel painfully relevant.—Stephen Garrett 94. & nbsp; Secrets & Lies (1996) Secrets & Lies (1996)Aktor adalah darah kehidupan dari proses terkenal sutradara Mike Leigh, metode kerja yang sangat dibahas, eksplorasi karakter, improvisasi kelompok dan penulisan kolaboratif. Seringkali bisa berbulan -bulan sebelum kamera bergulir. Hasilnya secara konsisten sangat indah selama bertahun-tahun, disalurkan ke dalam komedi musik periode (kopor-kocak) dan drama kontemporer brutal (telanjang). Kami merekomendasikan terobosan kritis Leigh, menampilkan belokan yang gugup oleh Brenda Blethyn dan Timothy Spall, sebagai tempat yang sempurna untuk memulai penyelaman Anda yang dalam - Joshua Rothkopf 95. & nbsp; aroma manis keberhasilan (1957) Sweet Smell of Success (1957)Jazzy noir yang berasap dari sutradara Alexander Mackendrick (The Ladykillers) adalah salah satu film hebat tentang kekuasaan, pengaruh, dan jurnalisme cetak pada ketinggian pertengahan abad. Ini adalah kisah kumuh, memabukkan yang terungkap di batang bar belakang Manhattan, dan menampilkan pertunjukan yang membakar otak dari Tony Curtis sebagai Sidney Falco, seorang monger gosip yang memberi makan bawah, dan Burt Lancaster sebagai J.J. Hunsecker, kolumnis koran yang menjulang tinggi. Dialognya tajam dan lezat; Moral -moral itu kosong seperti Times Square saat fajar - Save Calhoun 96. & nbsp; Kabinet Dr. Caligari (1920) The Cabinet of Dr. Caligari (1920)Karya ekspresionis Jerman ini keluar pada tahun 1920, sejak lama sebelum penemuan peringatan spoiler. Kami hanya berharap bahwa anggota audiens secara naluriah tahu untuk tidak memberikan akhir yang pertama di sinema akhir dan merusak sengatan penyatuan horor yang retak ini untuk teman-teman mereka. Sutradara Robert Wiene menyulap sesuatu yang benar -benar gelap dan berlama -lama dari bayang -bayangnya: Anda dapat merasakan pengaruh Dr. Caligari dalam segala hal mulai dari film Tim Burton hingga Pulau Shutter. - Phil de Semlyen 97. & Nbsp; Nashville (1975) Nashville (1975)Epik musik country, politik, dan hubungan berlapis -lapis ini adalah pencapaian tanda tangan Robert Altman. Dengan dialog yang tumpang tindih dan kamera keliling, Nashville menciptakan panorama kehidupan Amerika yang bersahaja, menampilkan banyak aktor yang paling berkesan dalam dekade ini. Tahun 1970 -an adalah periode bioskop A.S. yang paling menarik, dan Nashville - dijalankan oleh ruang lingkupnya yang mengagumkan dan energi freewheeling - adalah lambang dari kreativitas itu. - Bender di atas bender 98. & nbsp; Jangan lihat sekarang (1973) Don’t Look Now (1973)Nicolas Roeg memengaruhi dan menginspirasi generasi pembuat film, dari Danny Boyle ke Steven Soderbergh & nbsp; - dan inilah alasannya. Roeg melelehkan cerita pendek Daphne du Maurier dalam dinginnya dingin, menyemai gagasan pasukan supernatural yang dimainkan di Venesia musim dingin melalui kerajinan pembuatan film semata -mata dan kekuatan pengeditannya. Dia juga menemukan kemanusiaan yang mendalam dalam kengerian itu, dengan Julie Christie dan orang tua Donald Sutherland yang berduka menyambung kembali dan melayang terpisah seperti Flotsam pada beberapa gelombang tak terlihat. Karya agungnya, jangan lihat sekarang tetap & nbsp; seruan kesedihan yang mengguncang Anda ke & nbsp; inti. - Phil de Semlyen 99. & nbsp; Bonnie dan Clyde (1967) Bonnie and Clyde (1967)Film aksi yang mengubah permainan Arthur Penn dibuat dengan semangat yang sama dari revisionis Barat di tahun 60-an dan 70-an-yang tidak menyenangkan, menyenangkan, secara moral di semua tempat, dan tidak takut darah dan peluru. Film ini membawa kita kembali ke tahun 1930-an selama kejahatan legendaris kekasih Bonnie Parker (Faye Dunaway) dan Clyde Barrow (Warren Beatty), berkeliling Amerika era depresi dan merampoknya buta. Mengapa film ini beresonansi dengan baik pada akhir dekade? Dengan Perang Vietnam, kerusuhan dalam kota dan Nixon yang sedang meningkat, semua taruhan dibatalkan. Tambahkan sepasang Beatty dan Dunaway yang Swoony, dan Anda punya klasik di tangan Anda: revolusi dalam gaun periode. - Save Calhoun 100. & nbsp; Get Out (2017) Get Out (2017)Tonton Ruang Ini: Klasik Horor Jordan Peele yang baru dicetak pasti akan naik peringkat. Mengambil isyarat dari Grand Master George A. Romero dan malam yang mendefinisikan budaya dari orang mati yang hidup, Peele menanamkan rasa bersalah liberal putih dengan subteks rasial yang menakutkan; "Tempat tenggelam" adalah jenis metafora yang hanya dapat dieksploitasi oleh film horor sepenuhnya. Selama pertunjukan teaternya-yang membentang ke musim panas yang juga melihat reli Charlottesville kulit putih-keluar terasa seperti satu-satunya film yang berbicara dengan kesenjangan yang semakin dalam-Joshua Rothkopf Ingin tahu film favorit aktor favorit Anda?Email yang benar -benar Anda sukai Menjalin hubungan dengan buletin kami. Temukan yang terbaik dari kota, pertama. Dengan memasukkan alamat email Anda, Anda menyetujui Ketentuan Penggunaan dan Kebijakan Privasi kami dan persetujuan untuk menerima email dari waktu habis tentang berita, acara, penawaran, dan promosi mitra. 🙌 Luar biasa, Anda berlangganan! Terima kasih telah berlangganan! Segera perhatikan buletin pertama Anda di kotak masuk Anda! |
100 film teratas majalah waktu 2022
Pos Terkait
Copyright © 2024 idkuu.com Inc.
