10 penyebab kematian teratas di AS 2022 2022

  • Wed, Nov 16, 2022
  • Kubu Raya
  • Bahagia, Bermartabat, Terdepan​, Berkualitas dan Religius

10 penyebab kematian teratas di AS 2022 2022

PUSKESMAS SUNGAI DURIAN

4 Penyakit yang Sering Memicu Kematian Pada Anak

10 penyebab kematian teratas di AS 2022 2022

Ada berbagai penyakit pada anak yang bisa menyebabkan kematian. Data Unicef di tahun 2018 menyebutkan bahwa 29 persen kematian global pada anak di bawah usia 5 tahun terjadi karena diare, pneumonia, dan malaria. Sebagian besar kematian pada anak memang terjadi akibat penyakit menular. Namun angka kematian tersebut bisa diminimalisir dengan tindakan pencegahan. Penyakit pada anak Berikut penyakit yang sering menyebabkan kematian pada anak dan cara mencegahnya:

  1. Pneumonia Pneumonia adalah penyebab infeksi utama kematian pada anak di bawah usia lima tahun. Penyakit ini telah membunuh sekitar 800.000 anak per tahun. Di berbagai belahan dunia, seorang anak meninggal karena pneumonia setiap 39 detik – meskipun penyakit ini sepenuhnya dapat dicegah dan dapat dengan mudah dikelola dengan antibiotik. Kematian anak yang disebabkan oleh pneumonia sangat terkait dengan kekurangan gizi, kurangnya air bersih dan sanitasi, polusi udara dalam ruangan dan akses yang tidak memadai ke perawatan kesehatan. Untuk mencegah penyakit ini, orangtua bisa melakukan langkah berikut: memberikan ASI ekslusif, makanan pendamping ASI yang memadai dan suplementasi vitamin A. memberikan dasar untuk menjaga anak-anak tetap sehat dan bebas dari penyakit. Tindakan pencegahan seperti imunisasi, pengurangan polusi udara rumah tangga, air minum yang aman, sanitasi dan kebersihan membantu melindungi anak-anak dari penyakit ini. Penyakit ini juga bisa diatasi dengan pemberian antibiotik. Pada tahun 2018, UNICEF memberikan pengobatan antibiotik kepada lebih dari 6,8 juta anak di 63 negara
  2. Diare Pada tahun 2017, diare membunuh sekitar 480.000 anak kecil di seluruh dunia. Sebagian besar kematian akibat diare terjadi di antara anak-anak di bawah usia 2 tahun. Sekitar 70 hingga 90 persen kematian akibat diare bisa dicegah dengan pemberian oralit. Pemberian cairan yang tepat, menyusui, terus menyusui dan penggunaan antibiotik secara selektif juga penting untuk mencegah diare. 3. Malaria Malaria adalah penyakit paling mematikan ketiga di dunia untuk anak-anak antara usia satu bulan dan 5 tahun, setelah pneumonia dan diare. Pada tahun 2019, sekitar 274.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal karena penyakit tersebut, terhitung 67 persen dari kematian akibat malaria global.
  3. Malaria Malaria adalah penyakit paling mematikan ketiga di dunia untuk anak-anak antara usia satu bulan dan 5 tahun, setelah pneumonia dan diare. Pada tahun 2019, sekitar 274.000 anak di bawah usia 5 tahun meninggal karena penyakit tersebut, terhitung 67 persen dari kematian akibat malaria global. Penyakit ini bisa dicegah dengan penggunaan isektisida atau kelambu untuk menghalangi gigitan nyamuk.
  4. Tuberkulosis Lebih dari 600 anak di bawah usia 15 tahun meninggal karena tuberkulosis setiap harinya. Sebagian besar kematian ini terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Salah satu cara untuk mencegah penyakit ini adalah dengan memberikan vaksin BCGatau bacille Calmette-Guérin. BCG digunakan di banyak negara untuk mencegah penyakit tuberkulosis pada anak. Vaksin BCG hanya boleh diberikan untuk orang-orang terpilih yang memenuhi kriteria tertentu dan berkonsultasi dengan dokter.
    Penulis : Ariska Puspita Anggraini
    Editor : Ariska Puspita Anggraini


Sumber: https://health.kompas.com/read/2022/06/06/080000668/4-penyakit-yang-sering-memicu-kematian-pada-anak?page=2.


Komentari Tulisan Ini
Artikel Lainnya

8 Manfaat Sinar Matahari untuk Kesehatan

Sinar matahari sering dianggap bisa berbahaya untuk kesehatan karena paparan sinar ultraviolet (UV) yang diberikan. Namun sebenarnya, paparan sinar matahari tidak selamanya buruk.Medica

Obat Herbal Wasir Alami yang Bisa Anda Coba

Selain pengobatan medis, obat herbal wasir pun kerap digunakan untuk meringankan keluhan ambeien. Meski demikian, obat herbal untuk wasir sebaiknya tidak digunakan sembarangan. Hal

Suara.com - Di tengah munculnya infeksi cacar monyet dan pandemi Covid-19, Australia dihebohkan dengan data terbaru soal penyakit misterius mendadak yang menyebabkan ratusan orang meninggal.

Table of Contents Show

  • Statistics from Altmetric.com
  • Request Permissions
  • Strengths and limitations of this study
  • Introduction
  • Populasi studi
  • Rekam hubungan
  • Ukuran hasil
  • Analisis statistik
  • Persetujuan Etis
  • Tabel Tambahan 1
  • Tabel Tambahan 2
  • Ucapan Terima Kasih
  • Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia. Kecacatan di Australia: Kecacatan Intelektual. Bulletin No 67. Canberra: AIHW, 2008.
  • Ombudsman New South Wales. , 2015.
  • Apa 5 penyebab kematian yang paling umum?
  • Apa yang menyebabkan tingkat kematian tertinggi di Australia?

Mengutip Medical Daily, sudden adulth death syndrome (SADS) alias sindrom kematian mendadak pada orang dewasa viral setelah seorang perempuan berusia 31 tahun meninggal dalam tidurnya. SADS juga kerap disebut sebagai sindrom kematian aritmia mendadak, yang merujuk pada gangguan irama jantung sebagai penyebab kematian.

Penyakit ini menjadi penyebab utama orang-orang di bawah usia 40 tahun meninggal dunia meski sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Diungkap oleh Royal Australian College of General Practitioners (RACGP), SADS menjadi diagnosis utama saat pemeriksaan otopsi tidak bisa menemukan penyebab kematian lainnya.

Data dari Baker Hearth and Diabetes Institute (BHDI) di Melbourne menyebut SADS menjadi penyebab kematian 750 orang di Australia.

Baca Juga: Akibat Kebiasaan Hirup Deodoran Spray, Anak Perempuan Ini Meninggal Dunia

"Ratusan orang usia muda yang tidak bisa ditemukan penyebab kematiannya akan didiagnosis SADS," tutur Dr. Elizabeth Paratz, pakar kardiologi dan peneliti dari BHDI.

Sementara itu di Amerika Serikat, sekitar 210.000 orang meninggal setiap tahunnya karena serangan jantung berdasarkan data dari American Hearth Association.

Lalu, apa saja faktor risiko mengalami SADS? Dokter mengatakan risikonya bisa terlihat dari riwayat kesehatan keluarga. Jika ada anggota keluarga yang meninggal karena masalah kesehatan jantung sebelum usia 40 tahun, Anda perlu waspada.

Dokter juga menyebut hingga kini belum ada obat yang ditemukan untuk SASDS. Cara terbaik mencegah sindrom kematian mendadak adalah dengan menjalankan pola hidup sehat dan mengenali risiko serta gejala.

"Saran terbaik adalah jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat meninggal mendadak, sangat disarankan bagi Anda untuk rutin melakukan pemeriksaan ke dokter jantung. Apalagi jika Anda merasakan gejala seperti nyeri dada, napas pendek, dan sulit melakukan aktivitas fisik," tutupnya.

Baca Juga: Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi, Peneliti Temukan Penyebab di Balik SIDS

Kebanyakan orang menolak membicarakan kematian karena dianggap sebuah hal yang menakutkan, tetapi mencari informasi dan data seputar kematian bisa membantu menjelaskan status kesehatan masyarakat.

Sebuah laporan terbaru dari Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia, yang dikeluarkan hari Rabu (17/07), menunjukkan warga Australia memiliki harapan hidup lebih tinggi, yang kini rata-rata bisa mencapai usia di atas 80 tahun.

Bahkan anak laki-laki yang lahir di tahun 2015-2017 diperkirakan akan bisa mencapai hingga usia 80,5 tahun, sementara anak perempuan mencapai 84,6 tahun.

Australia berada di peringkat keenam di dunia dengan usia harapan hidup tertinggi, sementara negara Jepang berada di peringkat pertama, disusul Swiss dan Spanyol.

Sementara itu berdasarkan data Badan Pusat Statistika RI di tahun 2017, usia harapan hidup warga Indonesia juga meningkat berada di usia 71 tahun.

Meski usia harapan warga Indonesia yang meningkat, penderita penyakit tidak menular juga meningkat, seperti penyakit jantung dan tuberkolosis.

Pada bulan April 2019 lalu, Menteri Kesehatan Indonesia, Nila F Moelek pernah mengatakan jika penyakit jantung telah membebani jaminan kesehatan negara, atau BPJS hingga Rp 10,8 triliun.

10 negara dengan usia harapan hidup tertinggi

NegaraUsia Harapan Hidup
Jepang 84,1 tahun
Swiss 83,7 tahun
Spanyol 83,4 tahun
Italia 83,3 tahun
Luxembourg 82,8 tahun
Australia 82,5 tahun
Israel 82,5 tahun
Norwegia 82,5 tahun
Perancis 82,4 tahun
Korea Selatan 82,4 tahun
Sumber: Australian Institute of Health and Welfare

Angka harapan hidup dihitung berdasarkan jumlah kematian berdasarkan usia dan jenis kelamin dalam populasi.

Tingkat kematian di Australia terus menurun dengan kematian pria lebih banyak dibandingkan perempuan, yang juga sama kondisinya dengan di Indonesia.

Penurunan angka kematian di Australia disebabkan adanya sejumlah perbaikan, seperti meningkatkan keselamatan di jalan raya, penurunan angka merokok, serta deteksi awal dan penanganan serangan jantung serta penyakit kronis lainnya.

Dalam studi yang dilakukan di tahun 2017 lalu ditemukan lima penyakit utama yang menjadi penyebab utama kematian di Australia: jantung koroner, Dementia dan Alzheimer, penyakit di pembuluh otak, kanker paru-paru, serta penyakit gangguan pernafasan kronis.

Jantung koroner lebih banyak dialami oleh pria Australia, sementara kebanyakan yang menderita hilang ingatan hingga alzheimer adalah perempuan.

Di tahun 2017, ada 77 kematian anak dalam 100.000 orang di Australia, dimana jumlah ini 28 persen dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya.

Penurunan angka ini adalah cermin dari adanya peningkatan akses serta kualitas perawatan terkait bayi baru lahir, peningkatan kesadaran masyarakat soal resiko kematian bayi dan anak, peningkatan kualitas sanitasi dan kebersihan, serta pengurangan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin.

Simak berita lainnya dari ABC Indonesia dan ikuti kami di Facebook ABC Indonesia.

Cause of death and potentially avoidable deaths in Australian adults with intellectual disability using retrospective linked data

  1. http://orcid.org/0000-0002-7685-2977Julian Trollor,
  2. Preeyaporn Srasuebkul,
  3. Han Xu,
  4. Sophie Howlett
  1. Department of Developmental Disability Neuropsychiatry, School of Psychiatry, UNSW Australia, Sydney, New South Wales, Australia
  1. Correspondence to Professor Julian Trollor; j.trollor{at}unsw.edu.au

Abstract

Objectives To investigate mortality and its causes in adults over the age of 20 years with intellectual disability (ID).

Design, setting and participants Retrospective population-based standardised mortality of the ID and Comparison cohorts. The ID cohort comprised 42 204 individuals who registered for disability services with ID as a primary or secondary diagnosis from 2005 to 2011 in New South Wales (NSW). The Comparison cohort was obtained from published deaths in NSW from the Australian Bureau of Statistics (ABS) from 2005 to 2011.

Main outcome measures We measured and compared Age Standardised Mortality Rate (ASMR), Comparative Mortality Figure (CMF), years of productive life lost (YPLL) and proportion of deaths with potentially avoidable causes in an ID cohort with an NSW general population cohort.

Results There were 19 362 adults in the ID cohort which experienced 732 (4%) deaths at a median age of 54 years. Age Standardised Mortality Rates increased with age for both cohorts. Overall comparative mortality figure was 1.3, but was substantially higher for the 20–44 (4.0) and 45–64 (2.3) age groups. YPLL was 137/1000 people in the ID cohort and 49 in the comparison cohort. Cause of death in ID cohort was dominated by respiratory, circulatory, neoplasm and nervous system. After recoding deaths previously attributed to the aetiology of the disability, 38% of deaths in the ID cohort and 17% in the comparison cohort were potentially avoidable.

Conclusions Adults with ID experience premature mortality and over-representation of potentially avoidable deaths. A national system of reporting of deaths in adults with ID is required. Inclusion in health policy and services development and in health promotion programmes is urgently required to address premature deaths and health inequalities for adults with ID.

  • Intellectual disability
  • Mortality
  • Cause of death
  • Record linkage
  • Cohort studies

This is an Open Access article distributed in accordance with the terms of the Creative Commons Attribution (CC BY 4.0) license, which permits others to distribute, remix, adapt and build upon this work, for commercial use, provided the original work is properly cited. See: http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Statistics from Altmetric.com

Request Permissions

If you wish to reuse any or all of this article please use the link below which will take you to the Copyright Clearance Center’s RightsLink service. You will be able to get a quick price and instant permission to reuse the content in many different ways.

  • Intellectual disability
  • Mortality
  • Cause of death
  • Record linkage
  • Cohort studies

Strengths and limitations of this study

  • This study provides death statistics and details of potentially avoidable deaths in adults with intellectual disability (ID) who received disability services in New South Wales.

  • The study provides evidence of mortality gaps in people with ID compared with the general population.

  • The high proportion of potentially avoidable deaths for people with ID indicates an opportunity for the development of possible preventative strategies.

  • Since the ID cohort is derived from registered users of disability services, people with mild ID may be under-represented

  • These findings are not generalisable to everyone with ID.

Introduction

Approximately 1.8% of the Australian population have an intellectual disability (ID).1 Compared with the general population, people with ID experience very poor mental and physical health status and substantial barriers to accessing quality health services.2 People with ID experience high rates of common disorders with known associations with mortality, including mental disorders, respiratory disorders, gastro-oesophageal reflux disease, epilepsy and obesity.3–6 Poor access to health services and an under-skilled medical workforce amplifies the potential for poor outcomes in this population group.

International research has demonstrated higher mortality rates in people with ID compared to the general population.7–9 Although life expectancy has increased over time,8 ,10–12 premature death remains a feature for people with ID.4 ,7 ,9–15 Only limited examination of death in people with ID has been performed in Australia. Using a comprehensive service system database, Bittles et al4 examined life expectancy of people with ID, finding substantially reduced life expectancy and a negative association with severity of ID. However, there was no detailed examination of cause of death. A small population-based study of 40 deaths within a limited geographical area of New South Wales13 yielded a Standardised Mortality Ratio (SMR) of 4.9, and a predominance of deaths due to respiratory (35%), external (20%), cancer (17.5%) and heart disease (15%). The size of the study and the large number of deaths in people with more severe levels of disability limit the generalisability of these findings. The NSW Ombudsman reports on deaths in NSW disability accommodation services.16 ,17 Although not representative of people with ID as a whole, this investigation highlights the value of close scrutiny of deaths data in vulnerable populations as it has identified preventable causes of death which have been the catalyst for improvements in policy and practice.16 However, the lack of routine collection and reporting of health outcomes and mortality data for people with ID is at odds with Australia's commitment under the United Nations Convention on the rights of persons with disabilities (UNCRPD).18

Beberapa kematian diharapkan, terutama di awal kehidupan pada individu dengan penyebab sindrom ID yang terkait dengan kondisi medis yang membatasi kehidupan.13 Namun, efek ini diminimalkan dengan mengakses berbagai pengguna layanan disabilitas usia dewasa. Komorbiditas ID dengan kondisi kesehatan spesifik, akses yang buruk ke perawatan kesehatan yang tepat, adanya faktor risiko kardiometabolik berlebih, polifarmasi, pilihan gaya hidup, kerugian sosial ekonomi dan kurangnya advokasi diri dan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan kesehatan seseorang cenderung memainkan peran dalam kematian Namun, orang dewasa dengan ID.8, 10, 19, 20, dampak spesifik dari banyak faktor ini pada kematian dalam kelompok ini menunggu penentuan.,10 ,19 ,20 However, the specific impact of many of these factors on mortality in this group awaits determination.

Departemen Layanan Keluarga dan Komunitas NSW, Disabilitas Penuaan dan Perawatan Rumah Mengumpulkan Kumpulan Data Minimum Layanan Disabilitas (DS-MDS) terkait dengan semua orang penyandang cacat yang terdaftar untuk menerima layanan disabilitas yang didanai di NSW. Kumpulan data ini mencakup populasi besar individu yang memiliki ID sebagaimana didefinisikan secara ketat sesuai dengan kriteria diagnostik dan statistik edisi keempat (DSM IV). Kesamaan dalam akses layanan ID antara negara -negara Australia berarti bahwa populasi ini mendekati sampel yang representatif secara nasional dari orang -orang dengan ID yang menerima layanan disabilitas yang didanai. Keterkaitan DS-MDS dengan data kematian memungkinkan identifikasi kematian yang akurat dan penyebab kematian dalam kohort orang dengan ID dalam periode yang ditentukan.

Sebelumnya, untuk keperluan membandingkan tingkat kematian di NSW dengan kohort internasional, kami menerbitkan tingkat kematian standar usia pada orang dengan ID dalam pita usia 5 tahun dari 5 hingga 64 tahun usia 21 tahun menurut distribusi usia standar WHO.22 Konsisten dengan Data internasional, kami mengamati rasio kematian komparatif keseluruhan 2,55 pada orang dengan ID di NSW di seluruh rentang usia yang luas ini.21 Studi ini menggunakan data yang distandarisasi untuk populasi Australia untuk memperluas temuan ini untuk memeriksa indeks kematian dan penyebab kematian lainnya. Kami berhipotesis bahwa dibandingkan dengan populasi orang dewasa umum, orang dewasa dengan ID akan mengalami tingkat kematian yang lebih tinggi, tahun -tahun yang lebih besar dari kehidupan produktif yang hilang (YPLL), penyebab profil kematian yang berbeda dan proporsi yang lebih tinggi dari kematian yang berpotensi dihindari.

Metode

Populasi studi

Kami menggunakan dua set data populasi yang berbeda untuk menentukan ID dan kohort perbandingan. Secara keseluruhan, ada 42 243 klien terdaftar dengan ID yang dicatat sebagai kecacatan primer atau sekunder mereka dalam DS-MDS dari Juli 2005 hingga Juni 2012. Dari jumlah tersebut, 19 362 klien berusia 20 tahun dan lebih dari 1 Juli 2005 dan masih hidup pada usia 30 tahun Juni 2005. Orang orang dihitung untuk setiap orang dengan ID dari 1 Juli 2005 dan berakhir pada 31 Desember 2011 atau tanggal kematian (mana yang terjadi lebih dulu), dan ini dikelompokkan dalam pita usia 5 tahun (20 hingga 24, 25 hingga 29, dll). Kohort perbandingan berasal dari data Biro Statistik Australia (ABS) yang diterbitkan (jumlah pita usia 5 tahun) untuk populasi umum NSW dari 2005 hingga 2011.23 sejak periode pengamatan untuk kohort ID dimulai dari Juli 2005 (0,5 dari setahun), kami melipatgandakan jumlah populasi dalam data populasi ABS dengan 0,5 untuk tahun itu saja. Dengan demikian, penelitian ini membentang periode Juli 2005 hingga Desember 2011 inklusif. Mirip dengan kohort ID, kami secara langsung mengonversi jumlah populasi untuk kohort perbandingan menjadi tahun orang.

Rekam hubungan

Untuk mengamati mortalitas bagi individu dalam kohort ID, keterkaitan yang tidak diidentifikasi dari DS-MDS, dan catatan kematian dari ABS dan NSW Registry of Birth Deaths and Marriage Death Records (RBDM) dilakukan oleh Pusat NSW untuk Catatan Kesehatan Hubungan Kesehatan Catatan Kesehatan NSW NSW NEGHT (Cherel) Berdasarkan kunci tautan statistik SLK581. Sesuai dengan protokol pelestarian privasi praktik terbaik, data catatan unit tertaut diberikan kepada para peneliti setelah dilucuti dari pengidentifikasi pribadi.

Ukuran hasil

Kohort ID: Peristiwa kematian berasal dari NSW RBDM yang mencatat semua kematian di NSW. Untuk memaksimalkan kapasitas kami untuk memeriksa penyebab kematian selama seluruh periode penelitian, kami menggunakan dua sumber penyebab informasi kematian. Data ABS dengan Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait, Revisi ke-10 (ICD-10) Kode Penyebab Kematian tersedia dari Januari 2005 hingga Desember 2007 saja. Penyebab Teks Gratis RBDM Data Kematian tersedia dari Januari 2005 hingga Desember 2011. Kami mengamati 732 kematian dalam kohort ID pada periode dari 1 Juli 2005 hingga 31 Desember 2011. Sembilan puluh lima (12,9%) dari kematian ini tidak dimiliki Penyebab kematian yang dicatat dalam set data ABS atau RBDM, meninggalkan 637 kasus dengan penyebab data kematian. Individu yang tidak meninggal atau meninggal setelah 31 Desember 2011 diasumsikan masih hidup pada 31 Desember 2011.

Untuk memperoleh penyebab kode data kematian yang konsisten dengan konvensi ABS untuk periode yang tidak tersedia dari ABS (Januari 2008 hingga Desember 2011), kami menggunakan pendekatan standar yang diuraikan dalam manual kematian ICD-10.24 Setelah memastikan keakuratan pengkodean Dengan menggunakan 155 kasus dengan kedua RBDM gratis penyebab kematian dan ABS untuk tujuan pelatihan, seorang praktisi medis kemudian menggunakan informasi teks bebas RBDM yang menyebabkan informasi kematian untuk mengkode penyebab kematian atas kematian yang tersisa menggunakan pendekatan ICD-10. Kematian jadi kode dikumpulkan dengan 155 kasus kode ABS dan ditugaskan istilah 'Konvensi ABS'. Kumpulan data ini terdiri dari penyebab kematian yang mendasarinya untuk 637 kasus yang dikodekan menurut konvensi ABS, yang terdiri dari penyebab kematian ICD-10 yang tersedia dari ABS dari Juni 2005 hingga Desember 2007 (155 kematian) dan berasal dari RBDM dari Januari 2008 hingga Desember 2011 (482 kematian).

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi kekhawatiran tentang menaungi penyebab mendasar yang sebenarnya dari kematian25 dan tentang kesalahan pengkodean, di mana kematian dikaitkan dengan etiologi ID dan karenanya mengaburkan penyebab yang mendasari kematian 26 oleh karena itu kami mengembangkan penyebab yang mendasari klasifikasi kematian bagi mereka Individu untuk siapa etiologi ID mereka telah diberi kode sebagai penyebab kematian yang mendasarinya. Untuk melakukan ini, kami mengkodekan ulang penyebab kematian yang mendasari untuk kasus -kasus ini untuk penyebab kematian yang tampaknya berbatasan langsung dengan etiologi ID kode dalam urutan yang dilaporkan yang mengarah ke kematian. Sebanyak 102 kematian (49 kematian yang disebabkan oleh sindrom Down, 29 kematian yang dikaitkan dengan cerebral palsy, 9 kematian yang dikaitkan dengan gangguan perkembangan lainnya dan 4 kematian yang dikaitkan dengan kelainan kromosom) dengan demikian 'ID direvisi'.

Kematian yang berpotensi dapat dihindari adalah kematian akibat kondisi yang dapat dicegah melalui perawatan individual dan/atau diobati melalui perawatan primer atau rumah sakit yang ada untuk orang yang berusia di bawah 75 tahun dan yang dapat dihindari dalam konteks sistem kesehatan saat ini.27 Kami mengidentifikasi kematian yang berpotensi dihindari dalam Populasi ID di bawah 75 tahun menggunakan penyebab kematian yang mendasari baik dari 'konvensi abs' dan 'id revisi'.

Kohort Perbandingan: Kami memperoleh informasi kematian NSW untuk populasi umum dari situs web ABS yang menerbitkan jumlah kematian berdasarkan usia, untuk NSW dan negara -negara lain di Australia.28, 29 untuk penyebab kematian oleh kelompok umur, kami menggunakan informasi dari HealthStats NSW yang menerbitkan kematian untuk populasi umum di NSW oleh kategori ICD10 dan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur. Ada perbedaan yang dapat diabaikan antara jumlah kematian yang diperoleh dari sumber -sumber ini. Kami menyesuaikan data populasi dan kematian yang diterbitkan ini untuk membuatnya secara langsung sebanding dengan kohort ID kami. Kami melipatgandakan jumlah kematian ABS pada tahun 2005 dengan 0,5, untuk tahun itu hanya untuk menyelaraskan data dengan tahun parsial yang tersedia dalam kohort ID. Statistik Kesehatan NSW menerbitkan data dalam format tahun keuangan hingga 2010/2011, dan karenanya penyesuaian untuk 2005 tidak perlu. Namun, untuk membuat data Statistik Kesehatan NSW yang sebanding dengan kematian dalam kohort ID untuk periode Juli 2010 hingga Desember 2011, kami melipatgandakan jumlah kematian dalam data Statistik Kesehatan NSW 2010/2011 dengan 1.5. Kami membatasi usia individu dalam kohort ID hingga 20 tahun ke atas tetapi data yang diterbitkan dari Statistik Kesehatan NSW memiliki kategori 15-24, bukan 20-24; Oleh karena itu, kami mengonversi frekuensi kematian dalam kategori dengan mengalikan 0,5 hanya untuk kelompok usia itu. Untuk kematian yang berpotensi dihindari di NSW, jumlah tahunan kematian yang berpotensi dihindari di NSW tersedia dari situs web Statistik Kesehatan NSW.27 Kami menyesuaikan data kematian yang berpotensi dihindari NSW dengan melipatgandakan jumlah kematian yang berpotensi dihindari pada tahun keuangan 2011/2012 dengan 0,5 demikian dengan 0,5 demikian Adapun memperhitungkan tahun keuangan parsial 2011.,29 For causes of death by age group, we used information from the HealthStats NSW which publishes deaths for the general population in NSW by ICD10 category and by sex and age group. There was a negligible discrepancy between death counts obtained from these sources. We adjusted this published population and mortality data to make it directly comparable to our ID cohort. We multiplied the ABS number of deaths in 2005 by 0.5, for that year only to align data with the partial year available in the ID cohort. Health Stats NSW published data in the financial year format until 2010/2011, and therefore adjustment for 2005 was unnecessary. However, in order to make the Health Stats NSW data comparable to the deaths in the ID cohort for the period July 2010 to December 2011, we multiplied the number of deaths in the Health Stats NSW 2010/2011 data by 1.5. We restricted the age of individuals in the ID cohort to 20 years and over but the published data from Health Stats NSW had the category of 15–24 instead of 20–24; hence, we converted the frequency of deaths in the category by multiplying 0.5 for that age group only. For potentially avoidable deaths in NSW, yearly numbers of potentially avoidable deaths in NSW were available from the Health Stats NSW website.27 We adjusted the NSW potentially avoidable deaths data by multiplying the number of potentially avoidable deaths in 2011/2012 financial year by 0.5 so as to account for a partial financial year of 2011.

Analisis statistik

Angka kematian spesifik usia dihitung sebagai jumlah kematian orang di setiap pita usia 5 tahun dari 20 tahun dan lebih dalam periode penelitian dibagi dengan total orang tahun dalam kisaran usia tersebut dalam populasi. Kami menghitung ASMR untuk ID dan kelompok perbandingan dengan mencocokkan tingkat minyak mentah dengan profil usia 'populasi standar Australia' pada 30 Juni 2001, terbatas pada 20 tahun dan rentang usia dan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin. Angka kematian komparatif (CMF) dihitung dengan membagi laju standar usia untuk kelompok ID dengan tingkat perbandingan. Selain ASMR selama 20 tahun ke atas, kami juga menghitung ASMR untuk kelompok umur tertentu: 20-44 tahun; 45–64 tahun dan 65 tahun ke atas.

YPLL adalah indikator untuk kematian prematur dan merupakan jumlah total tahun yang tidak dijalani oleh seorang individu yang meninggal sebelum usia yang ditentukan. Agar konsisten dengan definisi kematian yang berpotensi dihindari, kami menganggap orang yang meninggal sebelum usia 75 tahun sebagai kematian dini. Kami menghitung YPLL untuk setiap pita usia 5 tahun, untuk setiap kohort dan secara terpisah untuk pria dan wanita. Itu diturunkan untuk setiap kelompok umur dengan mengalikan jumlah kematian dengan perbedaan antara usia 75 tahun dan usia rata -rata dalam setiap kelompok umur, dan menjumlahkan produk yang diperoleh dari setiap kelompok umur dan membagi total tahun potensial kehidupan yang hilang dengan total populasi Di bawah 75 tahun.

Kami mengeksplorasi perbedaan dalam penyebab kematian yang mendasari oleh ICD-10 Bab dengan peringkat penyebab kematian di kedua kohort. Untuk kohort ID, kami menggunakan informasi kematian tertaut kami, sedangkan untuk kohort perbandingan yang kami gunakan yang diterbitkan NSW Penyebab Kematian dari Statistik Kesehatan NSW.28 Kami juga menyelidiki proporsi kematian yang berpotensi dihindari dalam kohort ID dan membandingkannya dengan populasi NSW . Semua penyebab kematian disajikan sesuai dengan ICD-10 Bab. Karena sejumlah kecil kematian yang berpotensi dihindari, kami tidak melakukan analisis standar langsung tetapi memilih untuk membandingkan rasio laju insiden (IRR) dari kematian yang berpotensi dihindari dalam perbandingan dan kohort ID menggunakan penyesuaian regresi Poisson untuk kelompok umur dan status ID ID .

Persetujuan Etis

Studi ini disetujui oleh Populasi NSW dan Komite Layanan Kesehatan (Au Red Referensi: HREC/13/CIPHS/7; Cancer Institute NSW Nomor Referensi: 2013/02/446).

Hasil

19 362 orang dalam kohort ID menumpuk 123 934 tahun, memiliki usia median (IQR) pada Juli 2005 atau pada kontak pertama dengan layanan 37 (27-48) tahun, dan sebagian besar laki -laki (10 813 orang, 56 % dari kohort). Ada 732 kematian pada orang dengan ID, mewakili 4% dari kohort dan setara dengan tingkat kematian kasar 5,9 kematian per 1000 orang per tahun. Dari jumlah tersebut, 435 (59%) kematian adalah laki -laki memberikan rasio kematian pria terhadap wanita 1,5. Usia median (IQR) pada saat kematian adalah 54 (42-64) tahun, dan tidak ada perbedaan yang signifikan (p = 0,193) antara usia median saat kematian untuk pria (55 tahun) dan wanita (52 tahun). Tujuh puluh enam persen kematian dalam kohort ID terjadi pada orang berusia 64 tahun atau lebih muda. Kohort perbandingan mengalami 305 050 kematian dan mengumpulkan 33 624 422 orang paparan selama periode Juli 2005 hingga Desember 2011. Ini setara dengan tingkat kematian mentah 9,1 kematian per 1000 orang tahun. Dalam kohort perbandingan, perkiraan usia median (IQR) pada saat kematian adalah 81 (70-92) dan usia median saat kematian untuk pria dan wanita masing -masing adalah 78 dan 84. Lima puluh satu persen kematian dalam kohort perbandingan berada pada pria dan 18% kematian terjadi pada orang berusia 64 tahun atau lebih muda.

Table & nbsp; 1 detail ASMRS untuk setiap kelompok umur dengan CMF terkait. ASMR dalam seluruh kohort ID adalah 7,5 (95% CI 6,7 hingga 8,4) dan dalam kohort perbandingan adalah 5,7 (5,6 hingga 5,7), menghasilkan CMF 1,3 (1,2 hingga 1,5). Tingkat kematian spesifik usia yang lebih tinggi terlihat jelas untuk pria dan wanita dengan ID dibandingkan dengan kohort perbandingan; ASMR untuk semua pria dan wanita dalam kohort ID adalah 12,5 (10,5 hingga 14,5) dan 8,6 (7,2 hingga 10,0), masing -masing, dan 9,2 (9,2 hingga 9,3) dan 6,6 (6,5 hingga 6,6) untuk masing -masing kohort perbandingan. Sejalan dengan itu, CMF untuk pria dengan ID adalah 1,4 (1,1 hingga 1,6) dan untuk wanita adalah 1,3 (1,1 hingga 1,6). Tingkat kematian standar usia dalam kohort ID meningkat di seluruh pita usia, tetapi perbedaan ASMR dengan kohort perbandingan menyebabkan perbedaan substansial dalam CMF di seluruh pita usia. Orang dengan ID dalam kategori usia 20-44 tahun memiliki empat kali lipat tingkat kematian kelompok perbandingan CMF: 4.0; 95% CI 3.1 hingga 5.2). Untuk orang dengan ID dalam kategori usia 65 tahun ke atas, tidak ada bukti untuk mendukung kelebihan kematian di atas pembanding (CMF: 1,0; 95% CI 0,8 hingga 1,2) (Tabel 1). Tingkat kematian khusus usia untuk ID dan kohort perbandingan ditunjukkan pada Tabel Tambahan Online S1.

Tabel Tambahan 1

Table 1

ASMRS dan CMFS dan 95% CI

732 kematian dalam kohort ID mengakibatkan 16 468 ypll, di mana 9673 ypll terjadi pada pria dan 6795 pada wanita. Ini menghasilkan laju YPLL keseluruhan dalam kohort ID 137 per 1000 orang, tetapi laju YPLL lebih tinggi untuk pria (144) daripada untuk wanita (128) dengan ID. Kematian 305 050 dalam kohort perbandingan menghasilkan 1 488 636 ypll, di mana 951 455 ypll terjadi pada pria dan 537 106 pada wanita. Tingkat YPLL secara keseluruhan dalam kohort perbandingan adalah 49 per 1000 orang, dan tingkat YPLL lebih tinggi untuk pria (49) daripada untuk wanita (35).

Penyebab kematian tersedia untuk 637 dari 732 kematian (87%) dalam kelompok ID dan untuk 304 690 kematian dalam kelompok perbandingan. Table & nbsp; 2 menyajikan 10 penyebab kematian yang mendasari oleh ICD-10 bab, diberi kode menggunakan konvensi ABS dan metode revisi kami dan membandingkannya dengan penyebab kematian yang mendasari dalam kohort perbandingan. Dari 10 penyebab utama kematian dalam kohort perbandingan, 8 dari penyebab utama dibagi dengan kohort ID, terlepas dari konvensi pengkodean yang digunakan untuk yang terakhir. Penyebab dominan kematian berbeda antara ID dan kohort perbandingan, sebagaimana tercermin dalam peringkat dan proporsi kematian yang disumbangkan oleh kategori bab ICD-10 tertentu. Menggunakan konvensi ABS, penyakit sistem peredaran darah (18%), neoplasma ganas (18%), penyakit sistem saraf (16%), serta sistem pernapasan (12%) dan malformasi bawaan (11%), adalah lima penyebab utama kematian dan menyumbang 75% dari kematian dalam kohort ID. Menggunakan metode pengkodean yang direvisi, penyakit sistem pernapasan (20%), sistem peredaran darah (18%), neoplasma ganas (18%), penyakit sistem saraf (13%) dan cedera dan keracunan (6%) terdiri dari bagian atas Lima penyebab kematian yang mendasari dan menyumbang 75% kematian dalam kelompok ID. Sebaliknya, lima penyebab utama kematian dalam kohort perbandingan adalah penyakit sistem peredaran darah (35%), neoplasma ganas (29%), penyakit sistem pernapasan (9%), cedera dan keracunan (5%) dan mental dan mental dan gangguan perilaku (5%), yang menyumbang 81% dari kematian. Dalam analisis berdasarkan pengkodean konvensional ABS penyebab kematian, kami menentukan bahwa proporsi kematian akibat cedera dan keracunan pada subkelompok orang dewasa muda kami dengan ID rendah untuk kedua jantan (9%) dan wanita (10%). Sebaliknya, proporsi kematian seperti itu dalam kohort perbandingan kami jauh lebih tinggi dan lebih disukai jantan (52%) daripada wanita (35%; Tabel 3).

Table 2

Top 10 penyebab kematian yang mendasari orang dengan dan tanpa ID

Table 3

Tiga penyebab utama kematian dan proporsi terkait dalam ID dan kohort perbandingan

Lima teratas yang berpotensi dapat dihindari kematian dalam kohort ID menggunakan konvensi ABS dan pengkodean kematian 'revisi' juga disajikan pada Tabel 2. Terlepas dari metode pengkodean, kematian sistem peredaran darah dan infeksi adalah dua penyebab utama kematian yang berpotensi dihindari, diikuti oleh kanker. Kematian yang berpotensi dapat dihindari menggunakan konvensi ABS secara substansial lebih tinggi dalam kohort ID (199 dari 637, 31% kematian) dibandingkan dengan populasi NSW (17% kematian) .27, 28 Penyebab mendasar yang direvisi dari klasifikasi kematian dalam kohort ID yang dihasilkan oleh kohort ID. dalam tingkat yang lebih tinggi (38%) dari kematian yang berpotensi dihindari.,28 The revised underlying cause of death classification in the ID cohort resulted in an even higher rate (38%) of potentially avoidable deaths.

Tingkat kematian yang berpotensi dihindari dengan usia untuk ID dan kohort perbandingan ditunjukkan pada Gambar 1 dan dalam Tabel Tambahan Online S2. Orang dengan ID memiliki tingkat kematian yang dapat dihindari spesifik usia yang lebih tinggi daripada kelompok pembanding untuk konvensi ABS dan metode pengkodean 'revisi', dengan yang terakhir memiliki besarnya yang sedikit lebih besar. Setelah menyesuaikan kelompok umur menggunakan regresi Poisson, kami menemukan bahwa dibandingkan dengan kohort perbandingan, IRR lebih tinggi pada populasi ID menggunakan pengkodean konvensi ABS (IRR 1,47; 95% CI 1,54 hingga 1,99; P;

Tabel Tambahan 2

  • Figur unduh
  • Buka di tab baru
  • Unduh PowerPoint

Figure 1

Tingkat kematian khusus yang dapat dihindari pada usia pada orang dengan dan tanpa ID. Sumbu x: Kelompok umur. Sumbu y: Tingkat kematian khusus usia (per 1000 orang). ABS, Biro Statistik Australia; ID, kecacatan intelektual.

Diskusi

Ini adalah studi Australia terbesar, dan satu dari hanya segelintir penelitian di seluruh dunia yang telah menyelidiki kematian dan penyebabnya dalam sampel representatif pengguna layanan disabilitas orang dewasa dengan ID. Pengalaman populasi ini adalah kematian dini, representasi relatif kematian pada orang dewasa muda dan setengah baya, dan kematian akibat penyebab yang dapat dicegah.

Penanda kematian dini untuk orang dengan ID dalam kohort ini termasuk dominasi (76%) kematian yang terjadi sebelum usia 65 tahun, peningkatan ASMR (7,5 dibandingkan dengan 5,7 dalam kohort perbandingan), CMF 1,3 dan dinaikkan YPLL dari 137 per 1000 orang dibandingkan dengan 49 dalam kohort perbandingan. Angka -angka seperti itu mencerminkan ketidaksetaraan kesehatan yang jelas dan berkelanjutan yang dialami oleh orang -orang dengan ID di Australia, dan kurangnya kemajuan substansial dalam mengatasi ketidaksetaraan ini sejak publikasi awal data kematian di Australia dengan ID lebih dari satu dekade yang lalu.4, 13,13

Mirip dengan populasi umum, ASMR keseluruhan untuk pria dewasa dengan ID (12,5) jauh lebih tinggi daripada wanita dewasa dengan ID (8,6). Namun, dampak jenis kelamin pada ASMR berbeda dengan usia. Pada orang dewasa muda dan paruh baya, ASMR laki-laki dan betina dengan ID saling berdekatan, sedangkan pada pita usia yang sesuai dari populasi umum, ASMR untuk pria kira-kira dua kali lipat untuk wanita. Relatif representasi kematian pada wanita dengan ID sebelumnya telah didokumentasikan dalam literatur internasional, 9, 11 dan penjelasan yang mungkin telah diusulkan termasuk kerentanan terhadap kematian yang diberikan oleh interaksi seks spesifik dengan faktor risiko hormon, genetik atau kematian, atau faktor risiko lainnya, atau faktor risiko mortalitas lainnya, atau lainnya Faktor -faktor seperti faktor gaya hidup spesifik gender atau kesulitan spesifik gender dalam mengakses perawatan kesehatan preventif yang tepat termasuk skrining kanker. Hasil kami menunjukkan penjelasan lebih lanjut. Telah diketahui bahwa kematian akibat cedera dan keracunan hanya di bawah setengah (45%) dari semua kematian dewasa muda pada populasi umum dan bahwa rasio jenis kelamin kematian akibat penyebab ini sangat mendukung kematian pada laki -laki.30 Proporsi yang rendah dari cedera dan meracuni kematian pada laki-laki dan perempuan dengan ID dibandingkan dengan populasi umum menunjukkan representasi kematian relatif pada laki-laki muda dengan ID (dibandingkan dengan populasi umum) sebagai pendorong perbedaan jenis kelamin yang diamati, daripada representasi kematian berlebihan dari kematian pada wanita muda dengan ID.,11 and possible explanations have been proposed including vulnerability to death conferred by specific interaction of sex with hormonal, genetic or mortality related risk factors, or other factors such as gender specific lifestyle factors or gender specific difficulty in accessing appropriate preventative healthcare including cancer screening. Our results suggest a further possible explanation. It is well known that deaths from injury and poisoning account for just under half (45%) of all young adult deaths in the general population and that the sex ratio of deaths from these causes strongly favours deaths in males.30 The low proportion of injury and poisoning deaths in males and females with ID compared with the general population suggests a relative under-representation of deaths in young males with ID (compared to the general population) as a driver of observed sex differences, rather than an over-representation of deaths in young females with ID.

Meskipun CMF keseluruhan untuk kohort ID dewasa hanya 1,3, CMF pada kelompok usia tertentu mengungkapkan peningkatan CMFs 4,0 pada orang dewasa yang lebih muda (20-44 tahun), CMF yang cukup tinggi 2,3 untuk paruh baya (45-64 tahun), cukup banyak CMF 2,3 untuk setengah baya (45-64 tahun) ) Orang dewasa dan CMF 1,0 pada orang dewasa yang lebih tua (65 tahun ke atas) dengan ID. Peningkatan CMF di awal dewasa dapat didorong oleh efek berkelanjutan dari komorbiditas fisik kompleks yang terkait dengan etiologi ID, sedangkan kematian paruh baya pada orang dengan ID kemungkinan besar merupakan dampak morbiditas terkait usia prematur. Efek yang selamat yang sehat dapat menjelaskan kurangnya representasi kematian yang berlebihan pada orang tua dengan ID. Analisis terperinci di masa depan tentang penyebab profil kematian dalam kelompok umur yang berbeda akan membantu dalam memperdalam pemahaman tentang tingkat kematian diferensial pada tahap kehidupan yang berbeda pada orang dengan ID.

Meskipun ada kesamaan dalam 10 penyebab utama kematian pada orang dengan dan tanpa ID, proporsi kematian yang dijelaskan oleh penyebab kematian spesifik berbeda antara kelompok. Compared to people without ID, people with ID have an over-representation of deaths related to diseases of the respiratory and nervous systems, as well as those of congenital and chromosomal origins and an under-representation of deaths due to age-dependent causes such as Penyakit sistem peredaran darah dan neoplasma. Menggunakan penyebab mendasar yang direvisi dari pengkodean kematian, tatanan tetapi bukan komposisi dari lima penyebab utama kematian yang mendasari diubah, mencerminkan penekanan pada penyakit sistem pernapasan dan peredaran darah yang dikaburkan oleh pengkodean etiologi disabilitas sebagai penyebab dari kematian. Kematian pernapasan cenderung mencerminkan kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi pernapasan, termasuk yang timbul dari makan dan menelan kesulitan.17 Kematian yang dikaitkan dengan penyebab sistem saraf termasuk yang terkait dengan epilepsi, yang diketahui terlalu banyak diwakili pada orang dengan ID31 dan dan dan di mana mungkin ada peningkatan risiko kematian mendadak.32

Orang dengan ID memiliki proporsi yang jauh lebih tinggi dari kematian yang dapat dihindari daripada orang tanpa ID. Kematian yang berpotensi dihindari pada orang dengan ID didominasi oleh kematian akibat infeksi, penyakit sistem peredaran darah, kanker dan penyebab eksternal lainnya. Penuaan yang diprediksi dari populasi ID dengan ID kemungkinan besar akan melihat peningkatan kematian yang terkait sirkulasi dan neoplasma kecuali strategi kesehatan pencegahan spesifik diterapkan. Terutama Stark adalah proporsi besar dari kematian yang berpotensi dihindari karena infeksi. Kematian seperti itu menunjukkan bahwa orang dengan penundaan ID mengalami penundaan, kesulitan atau perbedaan dalam mengakses intervensi spesifik dan efektif untuk infeksi. Bantuan medis harus dicari secara tegas pada individu yang memanifestasikan gejala, tetapi ini menjadi sulit karena pasien dengan ID mungkin tidak dengan mudah melaporkan gejala, dan beberapa memberikan keterampilan kurang perawatan dalam identifikasi awal tanda -tanda fisik yang relevan. Penyedia perawatan primer harus mempertimbangkan penilaian yang cermat, pengobatan proaktif dan pemantauan kemajuan ketat jika ada infeksi pada populasi ini.

Strategi komprehensif untuk mengurangi risiko kematian karena penyebab pernapasan telah direkomendasikan oleh NSW Ombudsman.16, 17 Meskipun beberapa peningkatan praktik dalam layanan disabilitas telah tercapai, pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan respons sistemik dan interlembensi terhadap masalah ini, keduanya dalam sektor kecacatan dan kesehatan. Secara kritis, peningkatan kesadaran dan implementasi pendidikan spesifik dan intervensi yang ditargetkan dalam pengaturan perawatan primer dan spesialis diperlukan. Implementasi Skema Asuransi Disabilitas Nasional (NDIS) akan membawa peningkatan pilihan dan kontrol bagi orang -orang dengan ID dan keluarga mereka. Sangat penting bahwa kebutuhan untuk memberi makan dan menelan penilaian, dan kesadaran akan kerentanan terhadap infeksi dan kondisi pernapasan diakui, dan bahwa layanan mudah diakses dan diprioritaskan secara tepat oleh orang -orang dengan ID dan pengasuh mereka di bawah NDIS.,17 Although some improvement to practice within disability services has been achieved, further work is required to ensure a systemic and interagency response to this issue, both within disability and health sectors. Critically, awareness raising and the implementation of specific education and targeted interventions in primary and specialist care settings are required. The implementation of the National Disability Insurance Scheme (NDIS) will bring increased choice and control for people with ID and their families. It is critical that the need for feeding and swallowing assessments, and awareness of vulnerability to infections and respiratory conditions are recognised, and that services are readily accessed and appropriately prioritised by people with ID and their carers under the NDIS.

Studi ini memiliki sejumlah implikasi untuk kebijakan, praktik dan administrasi. Yang terpenting, data ini menyoroti ketidaksetaraan kesehatan yang substansial dan berkelanjutan yang dialami oleh orang -orang dengan ID. Mengingat komitmen Australia terhadap UNCRPD, 18 pemerintah Australia didesak untuk memusatkan perhatian pada populasi kebutuhan ini, dan mengembangkan respons komprehensif yang membahas kekurangan kebijakan kesehatan, layanan dan layanan layanan untuk populasi ini. Strategi harus dipasangkan dengan pelaporan rutin status kesehatan dan hasil untuk orang dengan ID, seperti yang terjadi di yurisdiksi lain seperti Inggris. Di wajah batubara, dokter harus dilengkapi, melalui dimasukkannya konten minimum dalam kurikulum medis secara nasional, dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan membantu peningkatan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas dalam perawatan primer dan spesialis. Kapasitas untuk perawatan terkoordinasi, termasuk pemetaan jalur layanan dan sumber daya untuk orang -orang dengan ID, harus dikembangkan di setiap jaringan kesehatan utama secara nasional. Layanan Kesehatan ID Spesialis yang komprehensif dan seragam harus dikembangkan dan dapat diakses oleh semua orang dengan ID. Secara nasional, serangkaian layanan kesehatan yang saat ini didanai oleh layanan disabilitas pemerintah negara bagian terancam pencabutan dalam peluncuran NDIS dan ini harus ditransfer ke kesehatan dan diperluas. Indikator kinerja utama harus dikembangkan dan pengumpulan ukuran hasil yang ditentukan untuk distrik kesehatan setempat sehubungan dengan penyediaan layanan kepada orang -orang dengan ID. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab kematian dapat lebih dipahami pada orang dengan ID jika etiologi kecacatan tidak diberi kode sebagai penyebab kematian yang mendasarinya. Konvensi saat ini mengaburkan penyebab kematian yang relevan dan berpotensi dihindari untuk populasi ini dan harus direvisi secara formal.

Studi kami bukan tanpa batasan, karena kohort ID kami berasal dari orang -orang yang terdaftar untuk layanan disabilitas dan kohort kami hanya mencakup 7 tahun data. Kohort ID kami menyumbang 0,6% dari populasi NSW pada tahun 2011, dan oleh karena itu orang dengan ID ringan mungkin kurang terwakili. Validasi independen tidak dilakukan pada data pengkodean kematian kami untuk kematian yang sebelumnya tidak dikodekan oleh RBDM. Namun, proses pengkodean yang ketat dilakukan yang dicerminkan yang digunakan untuk set data nasional (ABS). Namun, kekuatan penelitian ini termasuk keterkaitan data yang kuat, laporan tentang penyebab kematian yang mendasari dan berpotensi kematian yang dapat dihindari, dan bahwa sampel kami mewakili pengguna layanan disabilitas dengan ID. Selain itu, pekerjaan masa depan kami akan memperluas ukuran dan durasi studi kohort, untuk memungkinkan pemeriksaan tren dalam tingkat kematian dari waktu ke waktu, dan untuk memungkinkan pemeriksaan yang lebih rinci dari faktor -faktor yang terkait dengan kematian dini pada orang dengan ID.

Ucapan Terima Kasih

Para penulis mengakui dan berterima kasih kepada profesor Tony Florio yang memberikan saran ahli tentang catatan catatan, pendekatan analisis kematian dan komentar bermanfaat pada draf naskah sebelumnya.

Referensi

  1. Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia. Kecacatan di Australia: Kecacatan Intelektual. Bulletin No 67. Canberra: AIHW, 2008.. Disability in Australia: intellectual disability. Bulletin no 67. Canberra: AIHW, 2008.

  2. Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia. Kecacatan di Australia: Kecacatan Intelektual. Bulletin No 67. Canberra: AIHW, 2008.. , 2015.

  3. Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia. Kecacatan di Australia: Kecacatan Intelektual. Bulletin No 67. Canberra: AIHW, 2008.. Convention on the rights of persons with disabilities. Geneva: United Nations, 2006.

  4. Ombudsman New South Wales. , 2015.
  5. Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia. Kecacatan di Australia: Kecacatan Intelektual. Bulletin No 67. Canberra: AIHW, 2008..

Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia. Kecacatan di Australia: Kecacatan Intelektual. Bulletin No 67. Canberra: AIHW, 2008.

Ombudsman New South Wales. , 2015.

Apa 5 penyebab kematian yang paling umum?

Apa penyebab utama kematian di AS?.

Penyakit jantung..

Cancer..

Cedera yang tidak disengaja ..

Penyakit pernapasan bawah kronis ..

Penyakit stroke dan serebrovaskular ..

Penyakit Alzheimer ..

Diabetes..

Influenza dan pneumonia ..

Apa yang menyebabkan tingkat kematian tertinggi di Australia?

3 penyebab utama kematian bagi warga Australia asli adalah penyakit jantung koroner, diabetes, dan penyakit paru obstruktif kronis (COPD), sedangkan untuk warga Australia yang tidak asli mereka adalah penyakit jantung koroner, demensia termasuk penyakit Alzheimer, dan penyakit cerebrovaskular (Gambar 4).coronary heart disease, diabetes, and chronic obstructive pulmonary disease (COPD), whereas for non-Indigenous Australians they were coronary heart disease, dementia including Alzheimer's disease, and cerebrovascular disease (Figure 4).